Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Epidemiolog: 3 sampai 6 Bulan ke Depan Indonesia Masuki Masa Kritis

Kondisi Indonesia dalam 3 sampai 6 bulan ke depan memasuki masa kritis mengingat semua indikator termasuk angka kematian semakin meningkat.

Epidemiolog: 3 sampai 6 Bulan ke Depan Indonesia Masuki Masa Kritis
Calon penumpang kereta api jarak jauh mengantre untuk mengikuti rapid tes antigen di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu (23/12/2020). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Epideimolog Griffith University, Dicky Budiman menyebut situasi pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini akan memasuki masa kritis. Langkah pemerintah dalam beberapa waktu ke depan dinilai sangat menentukan nasib rakyat.

"Kondisi Indonesia saat ini dan dalam 3 sampai 6 bulan ke depan memasuki masa kritis mengingat semua indikator termasuk angka kematian semakin meningkat," kata Dicky, Sabtu (2/1/2020).

Dalam tiga bulan pertama ini situasi kritis menurutnya akan sangat dipengaruhi oleh respons pemerintah dalam melakukan tes, lacak, dan isolasi. Selain itu, peran masyarakat dalam melakukan 5 M yaitu, menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, menjaga jarak di atas satu meter ketika berkomunikasi, menjauhi kerumunan, menjaga imun tubuh.

Dicky mengatakan ada pemahaman yang keliru jika masyarakat mengira dengan adanya vaksin semua akan selesai. Sebab vaksin bukan solusi ajaib, tapi hanyalah salah satu cara untuk membangun kekebalan individual dan perlindungan masyarakat.

"Harus diketahui bahwa tidak ada vaksin yang sempurna memberi perlindungan. Sebagian kecil penerima vaksin masih memungkinkan untuk tertular COVID-19 hanya saja diharapkan dampaknya tidak terlalu parah," katanya.

Dicky menyebut berdasarkan data sejarah sejauh ini tidak ada pandemi yang selesai dengan vaksin. Ia mencontohkan pandemi cacar, walau sudah ada vaksin, selesainya dalam 200 tahun. Kemudian polio baru selesai dalam 50 tahun.

"COVID-19 pun sama, bukan berarti setelah disuntikan langsung hilang. Akan perlu bertahun-tahun untuk mencapai tujuan herd immunity," ujar Dicky.

Terlebih mekanisme vaksin COVID-19 di Indonesia dilakukan secara bertahap. Ia memperkirakan untuk mencapai vaksinasi pada seluruh masyarakat mungkin butuh waktu 12 bulan atau lebih.

Idealnya, kata Dicky, keberhasilan vaksinasi lebih mudah terjadi apabila kondisi kurva pandemi yang sudah melandai. Sementara fakta yang terjadi di Indonesia kurvanya masih terus naik, dikhawatirkan menjadi tidak efektif atau butuh waktu lebih lama untuk menciptakan herd immunity.

Dicky bilang selama menunggu vaksin yang akan disuntikan secara bertahap, penyebaran virus yang sudah dalam kondisi tidak terkendali di Indonesia dapat menyebabkan kondisi memburuk. Akibat terburuk pandemi tidak terkendali yang dikuatirkan selain banyaknya kematian adalah timbulnya strain baru yang merugikan.

Ditambah, dengan semakin banyak orang-orang yang positif di tengah masyarakat mengakibatkan orang usia lanjut dan komorbid semakin terancam jiwanya. Dengan hunian rumah sakit yang penuh, belum tentu mereka bisa terselamatkan. Inilah yang akan meningkatkan angka kematian di Indonesia.

Selain itu, tidak bergejala bukan berarti tidak sakit, karena riset membuktikan 50 persen di antaranya memiliki kerusakan organ, dan potensi masalah kesehatan jangka panjang.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Abdul Aziz