tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan impor di November 2017 ternyata lebih tinggi ketimbang nilai ekspornya.
Adapun nilai impor pada bulan lalu naik 6,42 persen atau mencapai 15,15 miliar dolar AS dibandingkan Oktober 2017. Sementara itu, untuk nilai ekspornya hanya meningkat 0,26 persen atau sebesar 15,28 miliar dolar AS.
Oleh karena pencapaian itulah, nilai neraca perdagangan Indonesia pada November 2017 hanya mengalami surplus sebesar 130 juta dolar AS.
Perolehan angka tersebut dipicu oleh surplus di sektor nonmigas yang sebesar 1,09 miliar dolar AS, namun terkoreksi oleh defisit neraca perdagangan sektor migas senilai 0,96 miliar dolar AS.
“Surplus kita di November 2017 turun dari September dan Oktober 2017. Meskipun masih surplus, tapi tipis dibandingkan bulan sebelumnya,” ujar Kepala BPS Suhariyanto saat jumpa pers di kantornya pada Jumat (15/12/2017).
Surplus neraca perdagangan pada September 2017 sendiri tercatat sebesar 1,78 miliar dolar AS, sementara pada Oktober 2017 turun menjadi 1 miliar dolar AS. Kendati demikian, Suhariyanto menilai kinerja ekspor dan impor di sepanjang tahun ini relatif lebih baik ketimbang pada 2016.
Menurut data yang dihimpun BPS, penurunan terhadap ekspor dan impor di sepanjang tahun ini hanya terjadi pada Juni 2017. Di bulan itu, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar 270 juta dolar AS.
“Diharapkan barang-barang kita semakin berkualitas dan punya daya saing, sehingga surplus bisa meningkat di tahun depan,” kata Suhariyanto.
Masih dalam kesempatan yang sama, ekspor non-migas terbesar yang dilakukan Indonesia pada November 2017 tercatat tetap ke Cina, dengan nilai sebesar 2,22 miliar dolar AS. Setelahnya, ekspor terbesar kedua adalah ke Amerika dengan nilai 1,51 miliar dolar AS, serta Jepang di urutan ketiga untuk ekspor terbesar mencapai 1,33 miliar dolar AS.
BPS pun mengklaim kalau dari ekspor ke tiga negara tersebut, kontribusinya mencapai 36,07 persen. Sedangkan ekspor ke 28 negara yang tergabung dalam Uni Eropa tercatat sebesar 1,38 miliar dolar AS.
Seperti halnya ekspor nonmigas, impor non-migas terbesar juga datang dari Cina sebesar 612,6 juta dolar AS (19,26 persen), lalu disusul Singapura dengan nilai 99,8 juta dolar AS (13,91 persen), dan India sebesar 59,1 juta dolar AS (16,95 persen).
Untuk impor non-migas di November 2017 sendiri tercatat mencapai 12,92 miliar dolar AS atau naik 7,37 persen dibandingkan Oktober 2017. Sedangkan secara year-on-year, peningkatannya terjadi sebesar 18,05 persen.
Lebih lanjut, meskipun turut mengalami peningkatan, namun impor nonmigas hanya naik 1,22 persen dibandingkan Oktober 2017, dan secara year-on-year naik 29,56 persen dibandingkan November 2016.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yuliana Ratnasari