Menuju konten utama

Ekspor CPO RI Anjlok, Batu Bara dan Besi Baja Kompak Turun

Penurunan nilai ekspor ketiga komoditas itu minimal 0,07% hingga lebih dari 36% di ketiga komoditas tersebut per Juli 2024.

Ekspor CPO RI Anjlok, Batu Bara dan Besi Baja Kompak Turun
Foto udara aktivitas bongkar muat peti kemas ekspor dan impor di Terminal Peti Kemas (TPK) Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (22/5/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkembangan ekspor Provinsi Jawa Tengah per Maret 2024 sebesar 950,59 juta dolar AS atau naik sebanyak 3,05 persen dibandingkan ekspor bulan Februari 2024, sementara untuk nilai impor tercatat sebesar 1.035,26 juta dolar AS atau turun sebesar 24,53 persen dibanding bulan Februari 2024. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/YU

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor tiga komoditas unggulan Indonesia, batu bara, besi dan baja, serta minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO), kompak mengalami penurunan per Juli 2024.

Secara rinci, nilai ekspor batu bara tercatat hanya sebesar 2,49 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau turun 0,07 persen dibanding bulan Juni 2024 yang senilai 2,49 miliar dolar AS. Sedangkan secara tahunan (year on year/yoy), nilai ekspor komoditas yang menyumbang 11,99 persen dari total ekspor nasional ini mengalami penurunan 2,49 persen dari yang di tahun sebelumnya senilai 3,56 miliar dolar AS.

“Nilai ekspor besi dan baja turun 3,28 persen secara bulanan dan 8,07 persen penurunannya secara tahunan,” ungkap Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar, dalam rilis Berita Resmi Statistik, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (15/8/2024).

Berdasar catatan BPS, nilai ekspor besi dan baja per Juli 2024 tercatat hanya sebesar 2,03 miliar dolar AS, lebih rendah dibanding ekspor Juni 2024 yang senilai 2,10 miliar dolar AS dan pada Juli 2023 yang sebesar 2,21 miliar dolar AS. Penurunan nilai ekspor ini sangat berpengaruh terhadap total nilai ekspor nasional, meningat komoditas ini menyumbang penerimaan negara mencapai 9,78 persen.

Sementara itu, dari ketiga komoditas unggulan Indonesia, CPO mencatatkan penurunan nilai ekspor paling besar, yakni mencapai 36,37 persen secara bulanan dan 39,22 persen secara tahunan. Adapun nilai ekspor dari komoditas yang menyumbang 6,66 persen terhadap total nilai ekspor nasional tersebut pada Juli 2024 tercatat sebesar 1,39 miliar dolar, jauh lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 2,18 miliar dolar AS.

“Ekspor CPO dan turunannya memang mengalami penurunan cukup signifikan, terutama ke negara India secara month to month (mtm) itu turun 59,31 persen dan secara year on year (yoy) turun 67,50 persen. Ke Tiongkok juga turun secara month to month -49,56 persen dan secara year on year turun 30,04 persen,” jelas Amalia.

Kemudian, permintaan dari Pakistan turun hingga 17,78 persen (mtm) dan 18,62 persen (yoy). Sementara itu, komoditas batu bara mengalami penurunan permintaan dari Jepang, Filipina dan Vietnam.

Sementara itu, secara total nilai ekspor Indonesia per Juli 2024 tercatat sebesar mencapai 22,21 miliar dolar amerika serikat (as), naik 6,65 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 20,88 miliar dolar AS, nilai ekspor indonesia naik 6,46 persen secara tahunan (year on year/yoy).

“Secara tahunan, nilai ekspor Juli 2024 mengalami peningkatan sebesar 6,46 persen. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan ekspor non-migas, terutama pada logam mulia dan perhiasan permata (HS 71), biji logam, kerak dan abu (HS 26) dan kakao serta olahannya (HS 18),” kata Amalia.

Baca juga artikel terkait BPS atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Andrian Pratama Taher