tirto.id -
"Terima kasih dan salam hormat kami petani sawit Indonesia kepada Pak Jokowi," kata Ketua Umum DPP Apkasindo, Gulat Manurung, dalam pernyataannya kepada Tirto, Jumat (20/5/2022).
Gulat memahami, langkah pemerintah mengambil keputusan pelarangan ekspor saat itu tentu sudah mempertimbangkan dari semua aspek dan terukur. Ia pun menjadikan kebijakan tersebut sebagai introspeksi diri bagi industri sawit Indonesia.
"Oleh karena itu mari kita jadikan introspeksi diri sawit Indonesia dan menjadikannya pelajaran hebat untuk naik kelasnya tata kelola sawit Indonesia dari aspek ekonomi, sosial, dan ekologi, terkhusus naik kelasnya petani sawit menatap masa depannya," kata Gulat.
Keputusan tidak populer pemerintah, kata Gulat tentu saja menyadarkan Indonesia akan pentingnya sawit bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial dan keberlanjutan. Bahkan, dunia yang dulunya selalu menomortigakan sawit, namun di saat yang bersamaan 'menjerit' ketika keran ekspor ditutup oleh pemerintah.
"Sawit adalah sumber nafkah kami sekaligus harapan dan masa depan ekonomi Indonesia, sawit juga telah menjadikan Indonesia disegani dunia," jelasnya.
Seperti diketahui, keputusan pemerintah membuka keran ekspor CPO diambil pemerintah setelah memperhatikan kondisi pasokan dan harga minyak goreng serta mempertimbangkan para tenaga kerja dan petani di industri sawit.
"Maka saya memutuskan bahwa ekspor minyak goreng akan dibuka kembali pada Senin 23 Mei 2022 ," kata Presiden Joko Widodo dalam keterangan dari Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/5/2022).
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Maya Saputri