Menuju konten utama

Eksploitasi SDA Indonesia Disebut Tak Pedulikan Generasi Mendatang

Ekonom Institute for Developments of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri mengkhawatirkan cara pemerintah dalam mengeksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia.

Eksploitasi SDA Indonesia Disebut Tak Pedulikan Generasi Mendatang
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dan Pakar Ekonomi Faisal Basri menjadi nara sumber pada seminar Pilpres 2019 Ceria di Surabaya, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

tirto.id - Ekonom Institute for Developments of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri menilai cara pemerintah membiarkan eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia mengkhawatirkan.

Dari data yang ia miliki misalnya, produksi dan ekspor batu bara Indonesia mencapai 7,2 persen dan 16,1 persen dari porsi (share) dunia. Padahal, cadangan Indonesia hanya 2,2 persen dari porsi dunia.

Berbeda dengan India yang cadangan, produksi, dan ekspornya yang secara berurutan 9,4 persen, 7,8 persen, dan 0,1 persen dari porsi dunia atau Amerika yang cadangan, produksi, dan ekspornya yang secara berurutan 24,2 persen, 9,9 persen, dan 8,9 persen dari porsi dunia.

“Jadi tidak semua pendapatan dari SDA dihabiskan sekarang. Harus ada jatah buat generasi mendatang. Kalau eksploitasi ya untuk dalam negeri bukan diobral ke luar,” ucap Faisal dalam konferensi pers bertajuk "Tawaran Indef untuk Agenda Strategis Pangan, Energi, dan Infrastruktur" di ITS Tower pada Kamis (14/2/2019).

Menurutnya, langkah Indonesia bertolak belakang dengan negara-negara tetangga yang memilih untuk tidak mengeksploitasi SDA-nya melewati batas wajar. Kalau pun dieksploitasi, kata dia, seharusnya hal itu ditujukan untuk pemenuhan dalam negeri ketimbang mengejar ekspor semata.

“Tapi kita seperti kesurupan menghabiskan SDA secepat mungkin. Tidak peduli generasi yang datang,” tambah Faisal.

Faisal menuturkan, kebiasaan pemerintah dalam mengeksploitasi SDA juga tidak terlepas dari kebutuhan pemerintah dalam “menambal” persoalan ekonomi. Pasalnya, lanjut Faisal, SDA dijadikan sebagai sumber pemasukan cepat semata.

“SDA jadi bemper makro ekonomi. Makro buruk garuk SDA. Rupiah jeblok, tambah kuota ekspor. Enggak boleh begini dalam bernegara,” tukas Faisal.

Baca juga artikel terkait SUMBER DAYA ALAM atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno