tirto.id - Bank UOB Indonesia memproyeksikan ekonomi Indonesia tetap tumbuh positif di 5,4 persen sampai 6 persen pada kuartal III-2022 meski di tengah ancaman resesi global. Perkiraan UOB tersebut sejalan dengan proyeksi batas bawah pemerintah bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 akan tumbuh di rentang 5,4 persen hingga 6 persen.
"Tapi proyeksi kami enggak setinggi 6 persen. Kami menilai proyeksi 5,4 persen yang disebutkan Pak Jokowi itu sangat memungkinkan diraih," ujar Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja dalam konferensi pers UOB Economic Outlook 2023, dikutip Jumat (30/9/2022).
Dia menilai, kinerja ekonomi domestik sepanjang Juli-September 2022 ditopang oleh konsumsi dan investasi yang masih terjaga baik. Diikuti kinerja positif neraca perdagangan yang menunjukkan ekspor terus tumbuh.
Indonesia juga diuntungkan dengan peningkatan harga komoditas di pasar internasional, membuat terjadinya commodity boom yang meningkatkan penerimaan negara dengan signifikan. Utamanya ini didorong oleh kinerja ekspor minyak sawit (CPO) dan batu bara.
"Belanja dan investasi masih terus mengalir, konsumsi rumah tangga juga terjaga. Namun kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di September ini mulai terasa tapi itu pun enggak full month, makanya (pertumbuhan ekonomi) 5,4 persen sangat mungkin sebagai dasar," papar dia.
Dia mengatakan, kondisi ekonomi Indonesia yang cukup kuat di tengah tekanan global tercermin dari kinerja surplus neraca perdagangan. Pada 2021, surplus neraca perdagangan sepanjang tahun mencapai 35,4 miliar dolar AS, yang sekaligus merupakan rekor tertinggi dalam sejarah.
Pada tahun ini, surplus neraca perdagangan hingga Agustus 2022 saja sudah mencapai 35 miliar dolar AS. Ia pun meyakini surplus neraca perdagangan Indonesia mampu mencapai 40 miliar dolar AS hingga akhir 2022.
"Baru sampai Agustus kita sudah tercatat 35 miliar dolar AS, jadi pasti lewat (35,4 miliar dolar AS) sehingga perkiraan kami 40 miliar dolar AS itu bisa tercapai. Jadi sekarang perhatian pemerintah juga harus diarahkan kepada eksportir," katanya.
Adapun seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terus terjaga di atas 5 persen, yaitu pada kuartal I-2022 sebesar 5,01 persen dan di kuartal II-2022 sebesar 5,44 persen, serta pada kuartal III-2022 diproyeksi mencapai 5,4 persen, UOB Indonesia memperkirakan ekonomi hingga akhir tahun akan berada di kisaran 5 persen.
Presiden Direktur UOB Indonesia Hendra Gunawan mengatakan, perekonomian Indonesia terbukti berdaya tahan dengan berhasil kembali ke level produk domestik bruto (PDB) sebelum pandemi. Maka pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen menunjukkan RI mampu pulih setelah menghadapi tekanan pandemi COVID-19.
"Sementara, banyak negara lain masih belum pulih. Kami memperkirakan perekonomian Indonesia akan tetap tumbuh di kisaran 5 persen pada tahun 2022 dan 2023," kata dia.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang