tirto.id - Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing, Kementerian Koperasi dan UKM, Eddy Satriya mendorong agar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa mandiri di tengah kondisi ancaman kegelapan ekonomi atau resesi global pada 2023. Dia menilai tantangan eksternal yang akan dihadapi Indonesia yaitu sektor energi dan pangan.
Dia menjelaskan kedua komoditas sangat rentan. Karena masih banyak impor dan dampaknya secara tidak langsung akan mengalami lonjakan harga ketika ancaman kegelapan itu terjadi.
"Dengan adanya ancaman itu UMKM harus mandiri lah. Artinya justru ini peluang besar bagi UMKM kita untuk di dua sektor tadi terutama untuk food untuk ikut amankan," katanya dalam Konferensi Maju Digital (KMD), di The Kasablanka Hall, Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (27/10/2022).
Lebih lanjut, Eddy mendorong agar UMKM bisa jadi ujung tombak untuk mengamankan peluang komoditas makanan mengamankan di tengah ancaman tersebut. Caranya melalui mata rantai yang seharusnya tidak terhubung bersama pihak asing.
"Jadi kita harus mandiri. Di sini harusnya UMKM kita mulai dari petani menghasilkan di desa bisa maksimalkan aplikasi dan disambungkan ke distributor besar sampai ke ritel," ujarnya.
Kemudian terkait digitalisasi, dia mengakui saat ini masih menjadi tantangan tersendiri bagi UMKM dalam negeri. Karena itu dia berharap hal perlu dilakukan agar berpeluang menembus pasar global.
"Ini tantangan besar sebenarnya. Ini juga peluang tapi," pungkasnya.
Untuk diketahui sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, pemanfaatan ekonomi digital menjadi perhatian bagi pengembangan proses bisnis UMKM perajin Indonesia dan koperasi. Hal ini karena digitalisasi yang diciptakan para inovator telah terbukti mengubah jutaan pelaku UMKM menjadi lebih berdaya dan kuat kendati terhimpit pandemi COVID-19.
"UMKM perajin Indonesia akan semakin berdaya dan mandiri jika masuk dan go digital. Untuk itu, dibutuhkan banyak inovator digital,” kata Teten, di Jakarta, Kamis (8/9/2022).
Menurut Teten, digital onboarding penting bagi pelaku UMKM Perajin Indonesia. Itu karena digital onboarding dapat menjadi solusi atas urusan perbankan yang cukup menyita waktu.
"Onboarding membuat pemasaran online menjadi lebih mudah karena dapat dilakukan hanya dari genggaman tangan," ujarnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin