tirto.id - Kementerian Keuangan memprediksi tambahan anggaran sebesar Rp405,1 triliun yang digelontorkan pemerintah tak cukup dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, pemerintah tengah bersiap menghadapi berbagai kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi selama beberapa bulan ke depan.
Ia menyatakan situasi ke depan bakal ditentukan seberapa berhasil penanganan Corona dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Apakah cukup? Kita tidak tahu. Bahkan kita duga tidak akan cukup. Jadi memang pemerintah sudah menghitung angkanya,” ucap Febrio dalam siaran live di akun Youtube BKF, Senin (20/4/2020).
Menurut data Kemenkeu, hingga April 2020 ini, pemerintah sudah mengeluarkan sedikitnya tiga paket kebijakan.
Pertama kebijakan stimulus senilai Rp8,5 triliun untuk pariwisata yang kemudian dibatalkan kecuali stimulus bagi kuota rumah murah di properti dan tambahan bantuan sosial. Kedua, stimulus sebesar Rp22,5 triliun untuk industri manufaktur, mulai dari keringanan pajak, kemudahan ekspor impor, dan pembebasan bea masuk.
Terakhir pemerintah mengeluarkan stimulus ketiga senilai Rp150 triliun dari total tambahan anggaran Rp405,1 triliun yang digelontorkan untuk penanggulangan COVID-19
Namun, menurut Febrio, paket stimulus realisasi paket stimulus ini masih terus dimatangkan. Ia menyatakan dalam beberapa hari ke depan, ketentuannya akan segera dirilis usai dibahas bersama presiden Joko Widodo.
“Jadi kita mau, bagaimana caranya yang Rp 150 triliun ini dapat seefektif mungkin meringankan beban di sana,” ucap Febrio.
Adapun jika dibandingkan berbagai negara, stimulus Indonesia baru mencapai 2,6 persen dari PDB. Berbeda dengan Malaysia yang mencapai 17 persen dari PDB dan Singapura yang menyentuh 12 persen dari PDB.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana