Menuju konten utama

Dubes AS Tulis Surat Protes ke Der Spiegel Terkait Artikel Bohong

Dubes AS memprotes Der Spiegel yang dianggap bias anti-Amerika usai wartawannya menulis artikel bohong.

Dubes AS Tulis Surat Protes ke Der Spiegel Terkait Artikel Bohong
Edisi majalah berita Jerman Spiegel yang diatur di atas meja di Berlin. Kay Nietfeld / dpa via AP

tirto.id - Duta Amerika Serikat untuk Jerman, Richard Grenell, menuding apa yang dilakukan Class Relotius, wartawan Der Spiegel yang mengakui kebohongannya pada pekan lalu, telah melakukan bias institusional media terhadap Amerika Serikat (AS).

“Jelas bahwa kami adalah korban dari kampanye bias institusional,” tulis Grenell pada surat yang ditujukan pada Der Spiegel, seperti dikutip The Guardian.

Grenell mengklaim editor dan wartawan Der Spiegel juga tidak ke kedutaan besar Amerika Serikat terlebih dulu untuk memverifikasi informasi.

“Itu adalah praktik rutin bagi wartawan Der Spiegel untuk tidak memanggil kami sebelum menulis,” tulis Grenell seperti dikutip dari Der Spiegel Online.

Dirk Kurbjuwit, wakil pimpinan redaksi Der Spiegel, membalas surat itu pada 22 Desember lalu. Seperti yang tertulis pada balasannya, Kurbjuwit menulis Der Spiegel meminta maaf kepada publik Amerika Serikat yang merasa telah direndahkan oleh artikel-artikel mereka. Namun, Kubrjuwit menyangkal bahwa Der Spiegel memiliki bias seperti yang dituduhkan Grenell.

Ketika kita mengkritik presiden AS, ini tidak berarti bias anti-AS, ini adalah kritik terhadap kebijakan pria yang saat ini menjabat di Gedung Putih,” tulis Kurbjuwit.

“Anda juga menyarankan ada contoh lain di mana ada pelaporan yang salah tentang negara Anda. Mohon informasikan kepada kami tentang kasus-kasus ini dan kami akan segera memeriksanya,” tutup Kurbjuwit dalam suratnya yang dimuat Der Spiegel online.

Pengakuan wartawan Der Spiegel Class Relotius pada tengah pekan lalu memang membuat dunia media Jerman terhenyak. Steffen Klusmann dan Dirk Kurbjuwit, pemimpin dan wakil pemimpin redaksi Der Spiegel mengatakan mereka sadar kasus skandal Relotius menjadikan perjuangan melawan berita palsu jauh lebih sulit.

Skandal itu memicu serangan-serangan oleh partai sayap kanan Jerman yang memiliki sejarah panjang untuk serangan pers, dan kali ini mereka memiliki momen.

Alternative fur Deutschland (AfD), salah satu partai sayap kanan Jerman, memakai istilah lugenpresse, atau kebohongan pers, adalah istilah yang mengacu pada naiknya partai Nazi menuju tampuk kekuasaan pada 1920-an, demikian sebagaimana disiarkan The New York Times.

Baca juga artikel terkait BERITA BOHONG atau tulisan lainnya dari AS Rimbawana

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: AS Rimbawana
Editor: Dipna Videlia Putsanra