Menuju konten utama

DPR Kritisi Langkah Impor Oksigen Meski untuk Atasi Kelangkaan

Politikus PKS Mulyanto khawatir kebijakan membuka keran impor oksigen hanya akan membuka celah permainan bagi mafia impor.

DPR Kritisi Langkah Impor Oksigen Meski untuk Atasi Kelangkaan
Pekerja mengisi ulang tabung oksigen di toko Alat Kesehatan (Alkes) Amifa Medika Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (6/7/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.

tirto.id - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menilai sikap pemerintah Indonesia mengimpor oksigen tidak tepat. Lebih baik pemerintah lebih dulu menganalisa faktor ketersediaan dan permintaan oksigen di dalam negeri.

"Kemarin sudah bagus kita mengirim gas oksigen ke India. Masak sekarang kita ingin impor. Padahal bibir kita belum kering benar membahas masalah itu," ujar Mulyanto dalam keterangan tertulis, Selasa (6/7/2021).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan telah mengumumkan bahwa Indonesia mengimpor 10 ribu oksigen konsentrator dari Singapura, demi penanganan kasus COVID-19 yang kian melonjak. Jika pasokan ini kurang, pemerintah akan mengimpor kembali dari lain tempat.

Kebijakan ini diambil pemerintah demi mengatasi kelangkaan oksigen di masa pandemi COVID-19. Selain mengimpor, pemerintah juga telah meminta seluruh pengusaha industri oksigen untuk mengubah produksi oksigen seluruhnya untuk kesehatan.

Menurut Mulyanto pemerintah sudah tepat dengan mengambil opsi mengalokasikan kuota oksigen untuk industri menjadi 100 persen untuk sektor kesehatan. Ia khawatir kebijakan membuka keran impor oksigen hanya akan membuka celah permainan bagi mafia impor.

"Yang juga tidak kalah pentingnya adalah aspek pengawasan, baik dalam tahapan produksi maupun jaringan distribusi. Pemerintah, melalui aparat pengawasannya, perlu memastikan, bahwa tidak ada penimbunan tabung gas oksigen yang menyebabkan kelangkaan," ujar politikus PKS tersebut.

Lonjakan pasien COVID-19 telah menyebabkan banyak rumah sakit kekurangan oksigen. Sekretaris Jenderal Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Lia Partakusuma mengatakan sejumlah rumah sakit terutama di Pulau Jawa banyak melaporkan kekurangan oksigen medis.

Lia mengatakan berdasarkan laporan dari rumah sakit sudah banyak yang mengeluh karena sudah penuh dimana-mana. IGD juga sudah sejak seminggu ini terjadi penumpukan pasien.

"Yogyakarta dan Jawa Tengah itu keterisian rumah sakit sudah 80 persen lebih. Sudah pasti ada RS yang butuh oksigen lebih dari 3 kali lipat dari kebutuhan awal, tergantung pasien berat yang datang," kata Lia melalui sambungan telepon, Kamis (24/6/2021).

Laporan rumah sakit yang kekurangan oksigen di Jateng yang masuk ke Persi di antaranya ada di Brebes, Purwokerto, Salatiga, Kabupaten Semarang, Banyumas, Banjarnegara, Klaten, Surakarta, dan Kota Semarang.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah adanya kabar 63 pasien di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta yang meninggal karena kekurangan oksigen. Meski pihak manajemen RSUP Dr Sardjito membantah 63 pasien meninggal akibat kekurangan oksigen, mereka mengakui ketersediaan oksigen untuk pasien COVID-19 sempat menipis pada Sabtu (3/7/2021) pekan lalu.

Baca juga artikel terkait KRISIS TABUNG OKSIGEN atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Bayu Septianto