Menuju konten utama

Djarot Sebut Sebelas Ribu Warga Mengantri Tinggal di Rusun

Djarot mengungkapkan, ada sebelas ribu warga yang mengantri untuk mendapatkan rusun sewa sederhana yang disediakan oleh Pemprov DKI bila penghuni saat ini tidak bisa melunasi tunggakan.

 Djarot Sebut Sebelas Ribu Warga Mengantri Tinggal di Rusun
Pekerja membangun masjid dengan latar belakang Rusun Muara Baru di Jakarta, Jumat (4/8). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta kepada para penghuni rumah susun (rusun) untuk meninggalkan tempat mereka jika tidak ingin melunasi tunggakan. Ia mengatakan, masih ada sebelas ribu warga yang mengantri untuk mendapatkan rusun sewa sederhana yang disediakan oleh Pemprov DKI.

"Bagi yang masih kuat bekerja dan memang sengaja tidak mau membayar iuran itu memenuhi kewajiban tinggal di rusun kami persilakan untuk meninggalkan," ungkap Djarot di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (11/8/2017).

Tunggakan rusun yang hampir mencapai Rp32 miliar memang membuat Djarot prihatin. Karena itu, kata dia, Pemprov DKI menggandeng Badan Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh (Bazis) DKI Jakarta untuk membantu pembayaran tunggakan rusun bagi penghuni yang benar-benar tidak mampu.

Pemprov DKI juga sudah meminta Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) untuk mengidentifikasi mana penghuni yang masih mampu untuk melunasi tunggakan dan yang tidak.

Pengelola juga diminta melakukan tindakan persuasif sekaligus mengingatkan para penunggak untuk menyetorkan dana di rekening tabungan masing-masing. Dana itulah yang selanjutnya akan di-auto debet oleh Bank DKI sebesar pembayaran sewa dan penggunaan air.

Sebab, hingga bulan Desember mendatang, Pemprov DKI akan mulai melakukan penyegelan, yang menyasar para penghuni rusun umum atau bukan korban relokasi. "Yang relokasi lain lagi nanti, karena ada prioritas yang bukan keluarga relokasi," katanya menambahkan.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pembinaan, Penertiban, dan Peran Serta Masyarakat Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta Meli Budiastuti memaparkan bahwa dari 14.2017 unit rusun yang dihuni di seluruh Jakarta, ada 9.522 warga yang masih memiliki tunggakan.

"Ada 3.008 rusun umum yang memiliki tunggakan, kalau yang terprogram atau dia dulunya direlokasi ada 6.514 unit," katanya saat konferensi pers di Kantor Dinas Perumahan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (9/8/2017).

Ia mengatakan, membengkaknya tunggakan salah satunya lantaran Pergub No. 111 Tahun 2014 membebankan denda sebesar 2% per bulan kepada para penghuni rusun yang menunggak. Dengan begitu, jika semakin lama tunggakan tidak dilunasi, semakin besar pula jumlah dendanya.

"Total tunggakan di 23 lokasi rusun pada bulan Januari masih Rp26 miliar. Untuk bulan ini (Agustus) sudah meningkat jadi Rp32 miliar," ujarnya.

Baca juga artikel terkait RUSUN atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yuliana Ratnasari