tirto.id -
"Saya enggak mengira kenapa Pak Mendagri menyebutnya gubernur Indonesia gitu, tapi saya apresiasi. Terima kasih Pak Mendagri. Beliau juga berpandangan yang sama bahwa Jakarta ibukota milik semua," ucap Anies di Kantor Pusat PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat Rabu, (4/7/2018).
Anies mengatakan kalau apa yang diucapkan oleh Mendagri Tjahjo memiliki pesan kalau DKI Jakarta adalah milik Indonesia. Anies pun juga membenarkan kalau DKI Jakarta adalah milik Indonesia sehingga Anies tidak membuat larangan bagi warga daerah lain untuk datang ke Jakarta.
"Karena itu ketika saya ditanya apakah ada aturan untuk melarang warga Jakarta pasca-mudik saya katakan tidak ada karena setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk mendapat pekerjaan dimana saja termasuk di ibukotanya," ucap Anies.
Sebelumnya Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai gubernur Indonesia saat memberikan pidato sambutan pengukuhan dewan pengurus Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat (2/7/2018).
“Yang paling berat [pekerjaannya] itu Pak Anies. Pak Anies itu Gubernur DKI, tapi ya [juga] Gubernur Indonesia. Beliau enggak bisa menghalangi penduduk dari Kaltara, dari Papua untuk masuk mencari pekerjaan di Jakarta,” kata Tjahjo di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (2/7/2018).
Mantan Sekjen PDI-P itu menjelaskan ia memberikan julukan tersebut lantaran Anies Baswedan membuka pintu DKI Jakarta bagi warga daerah yang hendak mengadu nasib di Jakarta. Tjahjo membandingkan Anies dengan Gubernur Jakarta sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama yang melarang warga dari daerah datang ke Jakarta.
"Kalau ingat statement gubernur dulu kan, kalau pas lebaran, mau mudik, [mereka] melarang warga dari daerah membawa anggota keluarganya atau temannya. Ya enggak bisa ini ibu kota negara," kata Tjahjo.
Penulis: Naufal Mamduh
Editor: Yulaika Ramadhani