tirto.id - Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Ari Askhara, berjanji akan melakukan sejumlah transformasi kebijakan bagi para karyawan perusahaannya.
Ari mengindikasikan bahwa agenda tersebut merupakan salah satu upaya prioritas yang dilakukan jajaran direksi baru, guna memperbaiki kinerja Garuda Indonesia.
Untuk dapat mewujudkan transformasi tersebut, Ari mengaku telah menjalin komunikasi dengan Sekarga (Serikat Karyawan Garuda) dan APG (Asosiasi Pilot Garuda).
“Yang pasti kita buat karyawan happy dulu. Ini merupakan titik krusial, karena pegawai sekarang harus dibuat bersemangat lagi. Kita harus bangun, dan membuat mereka kembali happy,” kata Ari di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng pada Rabu (12/9/2018).
Lebih lanjut, Ari mengklaim telah mendengar sejumlah keluhan akibat kebijakan manajemen Garuda Indonesia selama ini. Ia pun menilai bahwa para karyawan yang tidak bahagia dapat berdampak pada pelayanannya terhadap masyarakat.
Ari menyebutkan salah satu masukan yang diterima dari asosiasi ialah terkait perhatian terhadap kesejahteraan dan keamanan karyawan.
Ia pun sempat mengatakan bahwa dirinya telah menerima masukan terkait pengadaan sejumlah fasilitas yang disebut berkaitan dengan keamanan karyawan.
“Tapi bukan fasilitas dalam artian yang merugikan. Ini lebih kepada kepastian [bagi karyawan] untuk bekerja dan berkarier di Garuda Indonesia,” ungkap Ari.
Kendati demikian, Ari belum menjelaskan secara rinci langkah konkret yang akan ditempuh manajemen untuk meningkatkan kebahagiaan para karyawannya. Ia pun mengaku akan segera menggelar rapat dengan pihak-pihak terkait serta sebisa mungkin mengumumkan hasil dan rinciannya dalam waktu dekat.
Masih dalam kesempatan yang sama, Ari membenarkan bahwa Garuda Indonesia saat ini sedang mengalami kondisi yang susah. Faktor eksternal yang turut memengaruhi ialah depresiasi rupiah dan harga minyak yang relatif meningkat.
Selain melakukan terobosan kebijakan bagi sumber daya manusianya, Ari mengatakan perseroan bakal berupaya untuk meningkatkan pendapatan dan mengevaluasi struktur biaya.
“Untuk tujuan perombakan bisa ditanyakan ke pemegang saham. Namun kami harus memberikan yang terbaik kepada Garuda, dengan berniat mengurangi kerugian. Targetnya di bawah 100 juta dolar AS,” kata Ari.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yandri Daniel Damaledo