tirto.id - Hingga Sabtu (19/8/2017) malam ribuan karyawan PT Freeport Indonesia dan perusahaan subkontraktornya masih melakukan blokade ruas jalan utama yang menghubungkan Timika ke Tembagapura, tak jauh dari Check Point 28. Mereka tak akan bergerak sebelum akar persoalannya selesai: pemecatan sepihak dan lima bulan tak menerima gaji.
"Kami tidak mau bergeser dari sini. Silahkan DPRD dan aparat keamanan hadirkan manajemen PT Freeport di tempat ini. Kami sudah lima bulan menderita tidak menerima gaji karena dipecat sepihak oleh perusahaan. Kami minta Freeport segera menyelesaikan persoalan ini sekarang juga," teriak sejumlah karyawan mogok sebagaimana dikutip Antara.
Ketua DPRD Mimika Elminus Mom kepada massa menyampaikan bahwa kalangan dewan setempat segera menyurati manajemen PT Freeport untuk menyelesaikan masalah pemogokan ribuan karyawan yang telah berlangsung sejak April dan Mei lalu.
"Kami harus punya dasar untuk memanggil Freeport. Malam ini juga kami akan menyurati Freeport. Kalau mereka tidak datang, ada aparat keamanan yang bisa membawa paksa mereka," kata Elminus.
Sambil menunggu proses negosiasi dengan manajemen PT Freeport, Elminus mengajak karyawan mogok untuk kembali ke rumah. Namun permintaan tersebut secara tegas ditolak massa karyawan mogok.
Sementara itu Kapolres Mimika Victor Mackbon mengancam akan membubarkan secara paksa aksi anarkis yang dilakukan oleh karyawan mogok.
"Saya memberi waktu sampai pukul 17.30 kepada saudara-saudara untuk meninggalkan tempat ini. Lebih baik saudara-saudara kembali ke rumah. Toh ada perwakilan saudara-saudara yang akan bertemu dengan manajemen Freeport yang difasilitasi DPRD Mimika," imbau Kapolres Mimika.
Imbauan tersebut jugaditolak tegas oleh karyawan mogok. Mereka masih bertahan dengan sikapnya untuk menyelesaikan masalah perburuhan yang mereka alami.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan