Menuju konten utama

Demo Mahasiswa di Yogya: Tuntut Pemerintah Tarik Militer dari Papua

Mereka juga menuntut pemerintah membuka kembali jaringan komunikasi di Papua.

Demo Mahasiswa di Yogya: Tuntut Pemerintah Tarik Militer dari Papua
Massa aksi mahasiswa Papua di Yogyakarta membentangkan poster tuntutan saat aksi di kawasan Tugu Pal Putih dan Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Sabtu (31/8/2019). tirto.id/Irwan A. Syambudi

tirto.id - Aliansi Persatuan Rakyat untuk Pembebasan Papua Barat (APRPPB) yang terdiri dari mahasiswa Papua dan lainnya menggelar aksi demonstrasi di Yogyakarta. Dalam tuntutannya mereka meminta pemerintah Indonesia menarik pasukan militer dari Papua.

"Yang paling penting tuntutan kita tarik militer organik maupun non organik dari tanah Papua," kata koordinator umum aksi Rizaldi Ageng, saat aksi di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Sabtu (31/8/2019).

Selain itu setidaknya ada 14 tuntutan lain yang disuarakan mereka. Di antaranya menuntut pemerintah membuka kembali jaringan komunikasi serta membuka akses bagi jurnalis nasional dan internasional di Papua.

Mereka juga meminta agar 45 orang di Timika dan belasan orang di Manokwari yang ditangkap saat demo tolak rasisme segera dibebaskan. Dan mereka menolak segala bentuk rasisme dan diskriminasi yang dilakukan oleh negara.

Rasisme dan diskriminasi, kata Rizaldi, merupakan konsekuensi logis dan menopang kolonialisme di tangan Papua.

"Hentikan penjajahan terhadap bangsa West Papua. Berikan hak menentukan nasib sendiri bagi bangsa West Papua," katanya.

Dalam aksi demonstrasi itu kata Rizaldi diikuti sekitar 130 orang. Mereka selain dari mahasiswa Papua juga berasal dari sejumlah organisasi seperti Lingkar Studi Sosialis, Pembebasan, Cakrawala Mahasiswa, KPR, serta sejumlah individu.

Aksi demonstrasi dimulai sekitar pukul 11.45 WIB, massa memulai aksi dengan berjalan kaki dari Tugu Pal Putih kemudian melewati kawasan Malioboro. Mereka kemudian melakukan aksi dan orasi di Titik Nol Kilometer Yogyakarta.

Pukul 15.30 WIB massa aksi membubarkan diri. Polisi berseberangan maupun berpakaian preman menjaga ketat aksi tersebut.

Sebelumnya APRPPB juga melakukan aksi serupa pada 20 Agustus 2019 lalu. Mereka melakukan aksi merespons tindakan rasis terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.

Baca juga artikel terkait KONFLIK PAPUA atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Politik
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Gilang Ramadhan