tirto.id - Satgas Ops Damai Cartenz menyatakan jenazah pekerja proyek asal Makassar, Raimon Gustam Kailimang, telah diterbangkan ke kampung halamannya di Manado. Raimon merupakan pekerja proyek Tigi Jaya Permai yang meninggal dunia karena ditembak kelompok sipil bersenjata di Distrik Supaga, Kabupaten Intan Jaya, Papua, kemarin Selasa (13/8/2024).
Kabag Ops Satgas Damai Cartenz, Kombes Bayu Suseno, menjelaskan, jenazah tiba di Bandara UPBU Mozes Kilangin pukul 09.45 WIT. Jenazah langsung disambut oleh kerabat dan keluarganya yang kemudian mengurus proses penggantian peti jenazah di RSUD Mimika.
"Setelah itu, jenazah akan diterbangkan ke kampung halamannya di Manado dengan menggunakan pesawat Batik Air pukul 14.00 WIT," ujar Bayu dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Rabu (14/8/2024).
Hingga saat ini, kata Bayu, tim gabungan masih terus melakukan pengejaran kepada para pelaku.
"Kami juga terus berupaya untuk menciptakan situasi keamanan yang kondusif di Papua, sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali," tutur Bayu.
Bayu menerangkan, kematian korban diketahui saat adanya bunyi tembakan yang terdengar dari arah Kampung Wandoga. Akhirnya, personel menerbangkan drone untuk memantau area tersebut.
Dari pantauan drone, kata dia, terlihat seorang korban tergeletak di area bawah sungai Wabu. Korban ditemukan mengalami luka serius.
"Luka-luka tersebut meliputi tembakan di bagian kepala yang menembus dari telinga kiri ke telinga kanan, tembakan di lengan kanan, serta tembakan di dada kanan, yang semuanya mengakibatkan korban meninggal dunia di lokasi kejadian," ucap dia.
Raimon merupakan salah satu pekerja proyek Tigi Jaya Permai yang bertugas di Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua Tengah. Raimon ditembak oleh kelompok Kodap VIII Intan Jaya pimpinan Lewis Kogoya.
Penembakan Raimon diduga terjadi pada 13 Agustus 2024 pukul 14.55 WIT di Kali Wabu. Kala itu, Raimon bersama rekannya tengah turun untuk mengambil air. Namun, mereka malah bertemu kelompok bersenjata Papua hingga menembak Raimon dan memukul rekannya.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Andrian Pratama Taher