tirto.id - Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengakui PAN memiliki kedekatan dengan Partai Gerindra. Sebab, pada dua pilpres sebelumnya PAN dan Gerindra berkoalisi dengan mendaulat Prabowo Subianto sebagai calon presiden yang kalah melawan Presiden Jokowi. Namun, koalisi itu tidak membuahkan hasil.
"Bagi PAN, Pak Prabowo dan Gerindra dekat dengan PAN. Pernah berkoalisi dua kali di pilpres 2014 dan 2019. Namun, dua kali tidak berhasil," kata Viva kepada reporter Tirto, Rabu (5/7/2023).
Oleh karena itu, PAN benar-benar mempertimbangkan sebelum menentukan kerja sama politik atau koalisi di Pilpres 2024.
"Pertama, PAN akan berkoalisi dengan partai pemerintah dalam rangka melanjutkan program pembangunan nasional saat ini," ucap Viva.
Kedua berkaca dari pengalaman sebelumnya, PAN tidak mau mengalami kekalahan hattrick atau ketiga kalinya, sehingga calon yang akan didukung diprediksi dapat memenangi pilpres 2024.
"Meskipun prediksi dari lembaga survei hasilnya bervariasi. Namun, PAN juga memotret realitas sosial tentang preferensi pemilih di pilpres, sehingga dapat menganalisis lebih akurat lagi," tutur Viva.
Ketiga, lanjut Viva, PAN akan berdiskusi dengan Golkar yang belum juga menetapkan secara resmi nama calon. Sebab, PAN berkeinginan agar seiring sejalan, satu pilihan dan satu perjuangan dengan Golkar di Pilpres 2024 ini.
"PAN tidak akan mencederai hubungan perkawanan dengan PKB. PAN yang membiru dan PKB yang menghijau adalah perpaduan kekuatan politik yang sinergis dan saling menguatkan untuk rancang bangun kebangsaan," kata Viva.
Menurutnya, soal siapa yang akan dipilih oleh Prabowo menjadi pendampingnya, PAN serahkan kepada keputusan Ketum Gerindra itu.
"PAN belum menetapkan secara resmi paslon di pilpres. Ditunggu ya pengumuman resmi dari Bang Zulkifli Hasan dalam beberapa pekan ke depan," pungkas Viva Yoga.
Terpisah, Ketua DPP PKB Daniel Johan mengatakan sedari awal koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) telah membuka pintu bagi partai politik lain yang ingin bergabung. Namun, ia meminta parpol yang hendak bergabung tidak memaksakan diri.
"Sejak awal, koalisi KIR memang terbuka dengan seluruh partai, kita welcome, tapi yah jangan maksa-maksa, bergabung itu semangatnya memperkuat kawan," tutur Daniel Johan.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Reja Hidayat