Menuju konten utama

Danai Teroris, Empat Warga Bangladesh di Singapura Ditahan

Pengadilan Singapura pada Selasa memenjarakan empat warga Bangladesh antara dua hingga lima tahun atas tuduhan mendanai terorisme, dalam perkara menyorot kelompok pekerja rantau paling tersisihkan di negara kota itu.

Danai Teroris, Empat Warga Bangladesh di Singapura Ditahan
(Ilustrasi) Foto/Shutterstock

tirto.id - Empat warga Bangladesh dipenjara di Singapura atas tuduhan mendanai aksi terorisme di tempat asal mereka atas nama IS di Bangladesh.

Pihak berwenang mengatakan bahwa mereka memberikan iuran dari 45 hingga 1.000 dolar Amerika Serikat. Perkara ini merupakan pertama terkait pendanaan terorisme di Singapura.

"Jumlahnya relatif berarti terhadap pendapatan tertuduh," kata jaksa, yang tidak menyebutkan namanya.

Hukuman itu akan memberikan pesan kuat bahwa setiap dan seluruh pendanaan terorisme akan diadili, kata dia.

Empat orang itu adalah bagian dari delapan warga Bangladesh, yang ditahan di bawah Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri pada April karena merencanakan sejumlah serangan di negara asal mereka.

Hukum dari masa penjajahan itu mengizinkan tersangka ditahan dalam waktu lama tanpa harus diadili lebih dulu.

Pemimpin kelompok itu, Rahman Mizanur, 31, seorang juru gambar dengan penghasilan 1.300 dolar Amerika tiap bulannya, dijatuhi hukuman penjara selama lima tahun.

"Saya ingin mempelajari keyakinan saya namun mereka menunjukkan saya jalan yang salah, kegiatan yang salah," kata Mizanur di pengadilan, "Keinginan saya itu salah, saya sangat menyesal." Dua orang lain dijatuhi hukuman dua tahun setengah dan orang keempat dijatuhi hukuman dua tahun penjara.

Bangladesh, negara berpenduduk sebagian besar Muslim sangat religius namun kebanyakan moderat dengan jumlah penduduk 160 juta jiwa, menghadapi serangkaian serangan militan pada tahun lalu, yang paling serius terjadi pada 1 Juli dimana pelaku bersenjata menyerbu sebuah kafe di ibu kota, Dhaka, dan menewaskan 20 orang yang kebanyakan di antaranya merupakan warga asing.

Singapura yang kaya dan memiliki beragam suku belum pernah menghadapi serangan militan apapun selama puluhan tahun. Tidak ada indikasi mereka merencanakan serangan di Singapura.

Sebagian besar warga Bangladesh di Singapura hanya memiliki kemampuan rendah dan bekerja di bidang bangunan dan pengiriman.

Dari empat orang warga Bangladesh lain yang ditahan pada April lalu, dua orang yang belum diadili mengaku tidak bersalah saat didakwa, mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui kemana uang mereka itu pergi.

Dua orang lain belum didakwa dan masih berada dalam tahanan. Tidak ada rincian lain yang diberikan.

Pihak berwenang Singapura mengatakan bahwa kedelapan orang itu, berusia 26 hingga 34 tahun, merencanakan sejumlah serangan di sejumlah taman dimana mereka membagikan propaganda dan video radikal.

Lima orang lain warga Bangladesh, yang berada dalam pengawasan pihak berwenang pada saat penyelidikan, dipulangkan pada April dan ditahan pada saat mereka kembali. Kepolisian Bangladesh mengatakan bahwa mereka diperiksa keterkaitannya dengan kelompok militan Tim Ansarullah Bangla.

IS mengklaim berada di balik serangan 1 Juli lalu di kafe di Dhaka, namun pemerintah mengatakan yang berada di balik serangan itu adalah kelompok keras setempat.

Baca juga artikel terkait HUKUM

tirto.id - Hukum
Sumber: Antara
Penulis: Rima Suliastini
Editor: Rima Suliastini