tirto.id - Dokter spesialis di RSUD Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu mogok kerja. Sebab terjadi pengurangan dana tambahan penghasilan pegawai (TPP) untuk dokter spesialis dari Rp30 juta per bulan jadi Rp2,5 hingga Rp4 juta saja.
Pelaksana Tugas Direktur RSUD Mukomuko Syafriadi membenarkan adanya mogok kerja tersebut. Jumlah dokter spesialis yang mogok mencapai belasan orang. Akibat mogok kerja, poli khusus dokter spesialis tidak dapat beroperasi.
Kendati demikian, pasien poli spesialis yang sudah datang dialihkan ke instalasi gawat darurat (IGD) yang masih beroperasi seperti biasa.
Tutupnya poli spesialis dikeluhkan warga yang ingin berobat di RSUD setempat merasa kecewa dengan adanya kejadian dokter spesialis mogok kerja.
“Kami sudah jauh-jauh ingin berobat tapi sampai di RSUD poli tutup. Sebagai masyarakat kami ingin menanyakan tentang kejelasannya, karena ini fasilitas daerah, jadi kami berhak minta kejelasan,” kata seorang pasien.
Protes tenaga kesehatan berulang kali terjadi baru-baru. Sebelumnya nakes di RSUD Pringadi Medan, Provinsi Sumatera Uatra juga mogok pada Februari lalu. Alasannya dana insentif penanganan COVID-19 belum dibayarkan kepada nakes sejak Mei 2020.
Nakes di RSUD M Yunus Provinsi Bengkulu juga sempat protes karena selama enam bulan insentif penanganan COVID-19 belum cair. Mereka sempat mendemo Gubernur Bengkulu kala datang ke rumah sakit untuk sebuah acara seremonial.
Editor: Zakki Amali