tirto.id - Apa dampak modernisasi di bidang transportasi? Perkembangan teknologi berlangsung pesat seiring terjadinya modernisasi secara terus-menerus. Modernisasi dapat diartikan sebagai proses berubahnya sistem kehidupan masyarakat dari kehidupan tradisional menuju ke arah kehidupan modern.
Lebih luas, modernisasi adalah suatu perubahan dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang menjadi lebih baik di berbagai aspek kehidupan dengan harapan tercapainya masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera.
Dalam hal ini, modernisasi terjadi pula pada bidang teknologi yang ditujukan untuk meringankan pekerjaan manusia. Salah satu yang terus berevolusi selama ini ialah kemajuan dalam bidang transportasi.
Modernisasi adalah sebuah proses ketika sistem kehidupan berubah dari tradisional (sederhana) menjadi modern. Tentunya, modernisasi terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu hingga bisa memunculkan dampak positif dan negatif.
Peavey Marisha dalam Indonesia dan Modernisasi (2020:5-6) merangkum beberapa pendapat ahli mengenai tahapan modernisasi menjadi lima langkah. Pertama, dimulai dari masyarakat tradisional yang menggunakan sistem barter.
Setelah siap, maka “tinggal landas” terjadi ketika industri sederhana (pertanian) mulai berkembang menjadi manufaktur (pengubahan bahan mentah menjadi barang konsumsi).
Perkembangan selanjutnya akan menunjukkan “kematangan” yang ditandai dengan meluasnya distribusi barang hasil produksi tadi dan mulai bergantung pada sektor impor.Tahapan terakhir ditandai ketika barang atau jasa yang telah dihasilkan menjadi “konsumsi massa”.
Dominasi dari berbagai pelayanan dan barang yang disediakan akan terlihat ketika permintaan dunia terhadapnya besar.
Sejarah Perkembangan Transportasi Darat
Dikutip dari buku Menelusuri Sejarah Alat Transportasi (2020) karya Kusnanto, masyarakat masa lalu menggunakan alat transportasi yang masih sederhana. Sebelum ditemukan mesin, alat transportasi masih memakai tenaga hewan atau manusia.
Seiring perkembangan zaman, kini manusia sudah bisa berpergian ribuan kilometer dengan moda transportasi yang lebih canggih. Berbagai sarana transportasi banyak diciptakan, baik transportasi darat, laut, maupun udara.
Sarana transportasi ini telah tersebar luas bahkan di berbagai tempat bahkan sampai di pelosok desa. Namun transportasi yang paling banyak digunakan adalah transportasi darat.
Transportasi darat adalah segala bentuk transportasi yang ditujukan untuk memudahkan mobilisasi di darat dan berguna untuk mengangkut dan memindahkan penumpang atau barang.
Sejarah transportasi darat modern di Indonesia berkaitan langsung dengan situasi politik yang sedang berjalan di masa itu, dari masa kolonial Hindia Belanda, masa kemerdekaan dan Orde Lama, Orde Baru, masa reformasi hingga kini.
Kendaraan tradisional mulai tergantikan akibat dari pergerakan perkembangan teknologi transportasi yang tidak lepas dari campur tangan pemerintah.
Perlahan, kendaraan seperti sepeda kayuh, sepeda motor, mobil serta kereta api hadir memenuhi jalan-jalan di seluruh tanah air.
Dampak Modernisasi di Bidang Transportasi Darat
1. Dampak positif
Banyak sekali dampak positif dari kemajuan teknologi transportasi saat ini. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, transportasi darat modern seperti kereta juga mampu menjadi penghubung antarkota/pulau.
Banyaknya jalur kereta api ini membuat kebutuhan mobilisasi orang atau barang antarkota dapat selesai dengan cepat. Lebih jauh lagi, dapat pula membangun kerja sama antarnegara untuk mengembangkan sistem perkeretaapian yang lebih mutakhir.
Selain itu, kemunculan modernisasi dari fenomena ojek online untuk mengangkut penumpang, pemesanan makanan, atau pengiriman barang; atau e-commerce yang menggunakan jasa kurir untuk pengiriman barang.
Hal ini menunjukkan kolaborasi antarteknologi yaitu internet dan transportasi. Terlebih hal ini sangat mudah dilakukan, bisa hanya dengan menekan-nekan layar telepon gengggam.
2. Dampak negatif
Dampak negatif dapat dilihat kepadatan lalu lintas terutama di negara-negara berkembang dalam kota yang padat penduduk. Banyaknya transportasi darat akan berdampak pada kemacetan yang sulit diuraikan.
Selain kemacetan, banyaknya transportasi darat juga dapat berdampak pencemaran udara. Menurunnya kualitas udara. terutama di wilayah perkotaan akibat dari perubahan iklim, dan penipisan lapisan ozon secara regional.
Selain itu juga dari menurunnya kualitas udara juga berdampak pada kesehatan masyarakat yang ditandai dengan terjadinya infeksi saluran pencernaan, timbulnya penyakit pernapasan, adanya Pb (timbal) dalam darah, juga menurunnya kualitas air bila terjadi hujan (hujan asam).
Banyaknya kendaraan ini juga akibat perencanaan sistem transportasi yang kurang matang dari pemerintah, yang berakibat pada tingginya kadar polutan udara terutama dari asap kendaraan bermotor.
Penulis: Nika Halida Hashina
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Yulaika Ramadhani