Menuju konten utama

Dalil Orang Tua Durhaka Kepada Anak dan Hukumnya

Dalil orang tua durhaka kepada anak adalah patokan umat Islam dalam membina keluarga. Ketahui berbagai dalilnya serta hukum orang tua durhaka kepada anak.

Dalil Orang Tua Durhaka Kepada Anak dan Hukumnya
Ilustrasi membaca Al Quran. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Dalil orang tua durhaka kepada anak dapat menjadi rujukan bagi umat Islam dalam membina sebuah keluarga. Dalil ini pun diharapkan bisa menjadi peringatan yang akan mencegah orang tua berbuat zalim kepada anak. Lalu, bagaimana dalil dan hukum orang tua durhaka kepada anak menurut Islam?

Durhaka adalah tindakan yang sangat buruk dan bisa mendatangkan murka Allah SWT. Orang tua yang durhaka terhadap anak adalah mereka yang dengan sengaja melalaikan kewajibannya sebagai orang tua.

Selain berdosa, sikap durhaka orang tua kepada anak bisa berdampak buruk pada banyak hal, mulai dari hubungan keluarga yang tidak harmonis hingga anak-anak yang berisiko memiliki kehidupan kurang baik saat mereka sudah dewasa.

Sikap durhaka orang tua kepada anak bisa disebabkan beberapa faktor, salah satunya adalah minimnya pendidikan dan ilmu tentang agama. Faktor lainnya bisa berupa kondisi ekonomi yang sulit, pengaruh lingkungan, budaya dalam merawat anak, hingga gangguan psikologis yang dialami oleh orang tua.

Apa pun alasannya, sikap durhaka tidak dapat dibenarkan dan Islam jelas-jelas menentangnya. Hal ini tertuang dalam berbagai dalil yang menegaskan pentingnya bagi orang tua untuk merawat anak dengan sebaik-baiknya.

Dalil-Dalil Tentang Orang Tua Durhaka kepada Anak dan Artinya

Alquran online

Alquran Digital. foto/istockphoto

Dalil yang secara gamblang menyebutkan orang tua durhaka memang terbilang sedikit, tapi ada banyak dalil yang berisi perintah agar orang tua menjalankan kewajibannya terhadap anak-anak mereka.

Dalil-dalil tersebut tak hanya menjelaskan tentang tanggung jawab orang tua, tapi juga menegaskan bahwa Islam melarang keras sikap durhaka kepada anak. Berikut beberapa dalil tentang orang tua durhaka kepada anak:

1. Dalil Kewajiban Memenuhi Hak Anak

Salah satu hadits orang tua durhaka kepada anak yang bisa dijadikan rujukan adalah hadis riwayat Muslim. Hadis ini memang tidak menyebutkan istilah tentang orang tua durhaka, tapi barang siapa yang mengingkari hadis ini sudah pasti termasuk orang-orang yang durhaka kepada anaknya.

وَإِنَّ لِوَلَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا

Artinya: “Sungguh anakmu punya hak yang harus kamu penuhi.” (HR. Muslim)

2. Dalil tentang Dosa Orang-Orang yang Menelantarkan Tanggungannya

Ada sejumlah hadis lain yang juga bisa dijadikan rujukan untuk menentang sikap durhaka orang tua. Hadis ini menjelaskan kewajiban seorang muslim untuk tidak menelantarkan atau memenuhi kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggungannya, termasuk seorang anak.

كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ

Artinya: "Cukuplah dosa bagi seseorang dengan ia menyia-nyiakan orang yang ia tanggung." (HR Abu Dawud)

كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يَحْبِسَ عَمَّنْ يَمْلِكُ قُوتَهُ

Artinya: "Cukuplah disebut berdosa orang-orang yang menahan (memberi) makan (pada) orang yang menjadi tanggungannya." (HR. Muslim)

خَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا كَانَ عَنْ ظَهْرِ غِنًى وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ

Artinya: "Sebaik-baik sedekah adalah dari orang yang sudah cukup (untuk kebutuhan dirinya). Mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu." (HR. Bukhari)

3. Dalil tentang Kewajiban Orang Tua Mengasihi Anaknya

Hadis tentang kewajiban orang tua untuk mengasihi anak juga bisa dijadikan dalil orang tua durhaka kepada anak. Islam diketahui selalu mengajarkan umatnya untuk mengasihi anak-anak.

Hal ini ditegaskan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim yang menceritakan tentang bagaimana Rasulullah SAW memperlakukan keluarganya dengan penuh kasih sayang.

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Nabi SAW mencium Hasan bin Ali dan saat itu di samping beliau ada Al-Aqro’ bin Habis. Al-Aqro’ berkata: “Aku punya 10 orang anak, namun aku belum pernah mencium seorang pun dari mereka! Mendengar hal itu, Rasulullah kemudian berkata sambil memandang dia. “Barangsiapa yang tidak mengasihi, ia pun tidak akan dikasihi.” (HR Bukhari-Muslim)

4. Dalil untuk Berbuat Baik kepada Keluarga

Rasulullah SAW pernah bersabda:

خيركم خيركم لأهله، وأنا خيركم لأهلي

Artinya: "Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik sikapnya terhadap keluarga. Dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku." (HR Ibnu Majah)

Dalil ini menjelaskan bahwa orang tua, terutama seorang ayah, harus berbuat baik kepada anggota keluarganya, termasuk anak-anak. Jika tidak, maka ia termasuk orang tua yang durhaka.

5. Dalil untuk Menyayangi yang Lebih Muda

Hadis lain yang bisa dijadikan rujukan sebagai dalil orang tua durhaka kepada anak adalah hadis tentang perintah untuk menghormati orang tua dan menyayangi mereka yang lebih muda. Dalam hal ini, tentunya anak-anak adalah kaum muda yang patut diberikan kasih sayang.

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا وَ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا

Artinya: "Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan orang yang lebih tua dan tidak menyayangi orang yang lebih muda." (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).

6. Dalil untuk Menjaga Keluarga dari Siksa Api Neraka

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka." (QS. At-Tahrim: 6)

Dalil ini merupakan patokan bagi seluruh orang tua agar jangan sampai durhaka kepada anak-anak mereka. Ketika orang tua menjadi durhaka, maka anaknya pun tidak akan tumbuh menjadi orang yang baik. Akibatnya, baik orang tua maupun anak bisa terseret ke dalam siksa neraka karena perbuatan mereka.

7. Dalil agar Orang Tua berlaku Adil pada Anak

فَاتَّقُوا اللَّهَ، وَاعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلاَدِكُمْ

Artinya: "Bertakwalah kamu kepada Allah dan berlaku adillah di antara anak-anakmu." (HR. Bukhari).

Salah satu ciri-ciri orang tua durhaka kepada anaknya adalah tidak memperlakukan anak-anak secara adil atau pilih kasih. Dalil di atas dengan jelas menegaskan bahwa orang tua harus selalu adil. Jika tidak, maka ia termasuk orang tua durhaka.

8. Kisah Ayah Durhaka di Zaman Umar bin Khattab

Dikutip dari NU Online, ada kisah tentang ayah durhaka dari kitab Al-Fawaid Al-Mukhtarah karya Habib Ali bin Hasan Baharun. Diriwayatkan pada masa Umar bin Khattab, seorang ayah datang ke hadapan beliau dan mengadu tentang anaknya yang durhaka

Umar bin Khattab kemudian memanggil si anak untuk klarifikasi. Namun, anak tersebut balik bertanya tentang kewajiban orang tua kepada anaknya. Umar pun menjawab bahwa setidaknya ada tiga kewajiban yang harus dipenuhi oleh orang tua atau sang ayah.

“Memilihkan ibu yang baik untuknya, memberinya nama yang bagus, dan mengajarkannya Al-Qur’an.”

Sang anak kemudian mengaku bahwa ayahnya tidak melakukan ketiga hal tersebut. Ayahnya menikahi hamba sahaya, memberinya nama yang buruk, dan tidak pernah mengajarinya tentang Al-Qur’an.

Mendengar penjelasan anak tersebut, Umar bin Khattab pun memberi teguran keras kepada si ayah dan menyebutnya durhaka.

“Anda mengadu kepadaku akan kenakalan anakmu, sementara anda sendiri telah durhaka kepadanya sebelum dia durhaka kepadamu. Anda telah memperlakukannya dengan buruk sebelum ia memperlakukan buruk kepadamu!”

Hukum Orang Tua Durhaka Terhadap Anak

IBADAH RAMADHAN

Umat muslim melakukan tadarus Al Quran di Masjid Baitul Faizin, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/5/2019). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/ama.

Durhaka berarti ingkar, baik terhadap Tuhan, orang tua, maupun kepada anak. Mengingkari dan melanggar apa yang diperintahkan oleh Allah SWT terkait soal anak berarti bukan sesuatu yang mendatangkan keberkahan. Lalu, bagaimana hukum orang tua durhaka kepada anak?

Berdasarkan dalil orang tua durhaka kepada anak yang sudah disebutkan di atas, maka hukumnya sudah jelas bahwa Islam melarang orang tua bersikap durhaka dengan cara menelantarkan, berbuat tidak adil, tidak memberikan hak anak, dan tidak memenuhi kebutuhan anak-anaknya.

Orang tua yang tidak memenuhi tanggung jawab dan kewajiban berarti termasuk zalim terhadap anak-anaknya. Sementara Allah SWT sangat benci kepada orang yang zalim. Hal ini tertuang dalam beberapa surat Al-Qur'an yang menjelaskan bahwa Allah SWT akan memberikan azab yang pedih bagi orang zalim.

أَلاَ لَعْنَةُ اللّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ

Artinya: “Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) kepada orang yang zalim.” (QS Al-Hud: 18)

وَنَقُولُ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا ذُوقُوا عَذَابَ النَّارِ الَّتِي كُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُونَ

Artinya: “Dan Kami katakan kepada orang-orang yang zalim, ‘rasakanlah olehmu azab neraka yang dulu kamu dustakan’.” (QS Saba: 40)

Dalil orang tua durhaka kepada anak sudah cukup jelas dalam ajaran agama Islam. Dalil ini menjadi pengingat bahwa kita sebagai orang tua harus bisa memenuhi semua hak dan kebutuhan anak sebagai bentuk ketakwaan kita terhadap Allah SWT.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Edusains
Penulis: Erika Erilia
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani