tirto.id - Kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno telah merilis laporan awal dana kampanye pada Selasa (23/10/2018). Selain Partai Gerindra tak tercantum secara terang sumbangan dari Partai Demokrat, PAN, maupun PKS.
Direktur Pencapresan PKS Suhud Aliyudin, saat dihubungi reporter Tirto Rabu (24/10/2018), mengakui bahwa partainya memang tak menyumbang dana awal kampanye Prabowo-Sandiaga.
Suhud punya dalih kesepakatan: "Dana kampanye pilpres sebagian besarnya memang menjadi tanggung jawab capres dan cawapres."
Pernyataan Suhud ini berbanding lurus dengan data dana kampanye masuk dari Prabowo-Sandiaga. Dari data yang dibeberkan tim bendahara BPN, dalam rentang 23 september hingga 22 Oktober 2018, penerimaan dana kampanye yang berhasil dihimpun Rp31,7 miliar. Sejauh ini dana yang sudah digunakan Rp16,9 miliar.
Di sana tercatat Prabowo mendonorkan sebesar Rp3,76 miliar. Sedangkan Sandiaga merogoh kocek Rp26,57 miliar. Dari Partai Gerindra Rp1,38 miliar. Kemudian dari sumbangan perseorangan Rp10 miliar.
Lebih lanjut Suhud menyatakan setiap partai dalam koalisinya akan mengumpulkan dana kampanye pilpres secara mandiri di internal masing-masing. Termasuk PKS yang akan menyatukan dana kampanye pilpres dengan pileg.
"Karena kampanye dilakukan secara simultan antara mengampanyekan capres dan cawapres dengan kampanye calon legislatif," kata Suhud.
PAN juga mengakui memang belum menyumbang dana kampanye awal ke Prabowo-Sandiaga. Keterangan tersebut disampaikan Wasekjend PAN Faldo Maldini saat dihubungi reporter Tirto, Rabu (24/10/2018).
Sebab, menurut Faldo, partainya juga masih dalam proses pengumpulan dana kampanye pileg dan pilpres dari kader dan pihak lainnya, melalui cara yang sesuai dengan aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Tahulah, partai di sini bukan partai yang banyak dan bukan partai kaya-kaya," kata Faldo.
Namun Faldo membantah jika ada kesepakatan untuk membebankan mayoritas dana kampanye kepada Prabowo dan Sandiaga, seperti yang dikatakan Suhud. "Kami sama-sama. Kami sudah enggak melihat parpol. Kalau kami pragmatis sih biar Gerindra saja semua," kata Faldo.
Sedangkan Sekjend Demokrat Hinca Panjaitan enggan terbuka soal sumbangan dana partainya untuk kampanye Prabowo-Sandiaga. Menurutnya hal itu harus menjadi rahasia.
"Itu urusan internal kami lah. Masak yang kaya gitu harus dibicarakan," kata Hinca di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/10/2018).
Besaran Dana Menentukan Kemenangan
Direktur Populi Centre Usep S Ahyar menilai wajar parpol pengusung Prabowo-Sandiaga agak berat mengeluarkan dana kampanye untuk pemenangan kandidat tersebut dalam Pilpres 2019.
"Ada faktor untung rugi. Yang mereka dukung bukan kadernya. Tapi juga harus keluarkan dana untuk pileg," kata Usep kepada reporter Tirto.
Usep menuturkan, rentang waktu kampanye pada Pemilu 2019 ini terlalu panjang. Sehingga setiap parpol harus hati-hati menyesuaikan pengeluaran dengan pemasukan.
"Tidak semuanya punya donatur konglomerat. Harus diatur makanya. Kalau Demokrat mungkin banyak donaturnya karena mantan penguasa," tuturnya.
Persoalannya, kata Usep, dana kampanye meskipun tak bisa dikatakan signifikan, tapi tetap berpengaruh dalam pertarungan Pilpres 2019. Aliran dana kampanye itu menurutnya menentukan daya jangkau gerakan para kandidat.
"Yang dikeluarkan sekarang saja sudah Rp16 miliar, bisa dibayangkan butuhnya berapa sampai akhir kampanye. Sekali lagi ini ujian buat Gerindra dan Sandi," ujarnya.
Usep menyebut Sandiaga, lantaran ia berpandangan mantan politikus Partai Gerindra itu bos PT Saratoga Investama Sedaya Tbk tetap akan menjadi donatur utama dana kampanye seperti halnya saat Pilgub DKI Jakarta 2017.
Menanggapi hal ini, Ketua DPP Gerindra Habiburokhman menyatakan, partainya tak merasa terbebani sekalipun parpol pengusung Prabowo-Sandiaga lainnya tak menyumbang dana kampanye.
"Kan soal uang itu situasi sekarang sulit ya. Masing-masing partai juga memiliki masalah untuk memenuhi keuangannya," kata Habiburokhman kepada reporter Tirto.
Lagi pula, kata Habiburokhman, pada pilpres kali ini Prabowo-Sandiaga sudah memutuskan untuk memilih paket hemat dana kampanye. "Itu saja kami jarang [pertemuan] di hotel. Lalu enggak ngasih uang transport dan uang makan. Itu kami sudah pangkas," jelasnya.
Soal pengeluaran yang sudah mencapai Rp16 miliar, Habiburokhman menjelaskan dana itu untuk keperluan safari politik Prabowo dan Sandiaga. Baik yang bersifat terbatas, maupun yang terbuka kepada publik dan media.
Habiburokhman pun yakin sisa Rp14 miliar dana awal kampanye saat ini, bakal cukup untuk pembiayaan pemenangan Prabowo-Sandiaga ke depannya. Meskipun ia tak memungkiri peluang penambahan dana masih diupayakan.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Dieqy Hasbi Widhana