Menuju konten utama

Daftar Perolehan Suara Golkar dari Pemilu 2004-2019 & Sejarahnya

Berikut daftar perolehan suara Partai Golkar dari Pemilu 2004-2019 dan sejarahnya.

Daftar Perolehan Suara Golkar dari Pemilu 2004-2019 & Sejarahnya
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto memberikan pidato politik pada acara Rakernas Partai Golkar di Gedung DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat. (Tirto.id/Riyan Setiawan)

tirto.id - Dalam sejarah Pemilu Indonesia, Golkar pernah menjadi penguasa di era Orde Baru alias zaman Presiden Soeharto. Namun, perolehan suara Partai Golkar mengalami penurunan sejak diadakan pemilu pada 2004-2019.

Ketika Soeharto berkuasa, Golkar adalah pemenangnya. Pada Pemilu 1971 hingga 1997, partai berlambang pohon beringin ini selalu keluar sebagai juara atau nomor 1.

Rata-rata suara yang diperoleh Golkar berada di atas 50 persen. Semisal Pemilu 1971 di mana mereka merebut 62,8 persen dengan jumlah suara mencapai 34 juta lebih.

Pemilu 1997 termasuk yang paling berkesan. Pasalnya, Golkar merebut 75,17 persen dengan jumlah suara 87 juta lebih. Angka ini tentu jauh lebih unggul daripada 2 lawannya saat itu: PPP (21,85 persen) dan PDI (2,99 persen).

Persentase suara yang dicapai Golkar pada Pemilu 1997 juga termasuk yang paling tinggi sepanjang sejarah, sejak Pemilu diadakan pertama kali pada tahun 1955 era Presiden Soekarno.

Bagaimana Suara Golkar di Pemilu 2004-2019?

Pasca-Soeharto lengser pada 1998, Golkar mengalami penurunan dari segi jumlah pemilih. Pada Pemilu 1999, mereka kalah atas PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan).

Partai Golkar menduduki posisi 2 dengan suara 22,43 persen. Sedangkan PDI-P yang menjadi lawan utama kala itu meraup 33,75 persen.

Menurut data statistik BPS (Badan Pusat Statistik), suara Partai Golkar bahkan terus mengalami penurunan selama Pemilu 2004 hingga 2019.

Pada masa kepemimpinan Ketua Umum Akbar Tanjung (1998–2004), Partai Golkar memang menduduki urutan pertama di Pemilu 2004. Mereka meraih 21,57 persen suara dengan jumlah pemilih 24 juta lebih. Golkar mengalahkan PDI-P (18,53 persen) dan PKB (10,56 persen).

Angka perolehan suara Golkar pun mulai menurun pada Pemilu 2009. Di bawah Ketua Umum Jusuf Kalla (2004–2009), Golkar berada di peringkat 2 dengan 14,45 persen. Mereka kalah oleh Partai Demokrat yang memenangkan Pemilu lewat hasil 20,81 persen.

Lima tahun berselang atau pada masa Ketua Umum Aburizal Bakrie (2014–2016), Partai Golkar kembali finis di nomor 2 dengan raihan suara 14,75 persen pada Pemilu 2014.

Jika dibandingkan tahun 2009, terdapat peningkatan sebanyak 0,3 persen dan penambahan jumlah pemilih 3,3 juta lebih.

Hasil Pemilu 2019 menjadi catatan terburuk sepanjang keikutsertaan Partai Golkar. Di bawah Ketua Umum Airlangga Hartarto sejak 2017 hingga 2024, mereka hanya mendapatkan suara sebesar 12,31 persen saja dengan jumlah pemilih 17,5 juta lebih.

Persentase tersebut tentu menjadi catatan paling rendah yang dialami Partai Golkar sejak pertama kali ikut aktif di Pemilu 1971 atau selama 48 tahun.

Bahkan, Partai Golkar harus menduduki peringkat 3 di akhir penghitungan suara, kalah oleh Partai Gerindra (12,57 persen) dan pemenang pemilu PDI-P (19,33 persen).

Elektabilitas Parpol Pemilu 2024: Suara Golkar Kurang 10%?

Pemilu berikutnya bakal segera digelar pada tahun 2024. Airlangga Hartarto masih tetap memegang jabatan sebagai Ketua Umum.

Yang jadi pertanyaan: apakah Partai Golkar kembali mengulangi memori manis pada era Orde Baru silam dengan keluar sebagai pemenang? Atau justru lagi-lagi mengalami penurunan jumlah pemilih?

Berdasarkan survei Litbang Kompas yang dilakukan pada 29 April-10 Mei 2023 tentang elektabilitas parpol (partai politik), Golkar hanya menduduki peringkat 4 dengan persentase suara 7,3 persen saja.

Mereka masih kalah jauh dengan PDI-P (23,3 persen) dan Gerindra (18,6 persen). Posisi 3 dihuni Partai Demokrat (8,0 persen).

Metode survei menggunakan sistem pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia dengan responden 1.200 orang. Margin of error sebesar +-2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Indonesia Political Opinion (IPO) juga pernah membuat survei serupa pada 5-13 Juni 2023 dengan teknik multistage random sampling (MRS).

Angka margin of error sebesar 2,90 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Jumlah responden adalah 1.200. Hasilnya, Partai Golkar berada di peringkat 3 dengan 9,3 persen. Mereka masih kalah oleh PDIP (21,5 persen) dan Partai Gerindra (19,7 persen).

Paling aktual, survei elektabilitas parpol juga dilakukan Indikator Politik Indonesia pada 20-24 Juni 2023. Angka margin of error sebesar ±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Jumlah sampelnya sebanyak 1.220 orang dengan menggunakan metode MRS. Hasilnya pun tidak beda jauh. Partai Golkar hanya mendapatkan suara sebanyak 9,2 persen. Mereka menduduki urutan 3 di bawah PDI-P (25,3 persen) dan Gerindra (13,6 persen).

Jika menilik hasil sejumlah survei di atas, perolehan suara Partai Golkar di Pemilu 2024 mendatang diperkirakan tidak melebihi 10 persen saja alias mengalami penurunan yang sangat signifikan dari hasil Pemilu 2019 silam yang sebesar 12,31 persen.

Daftar Lengkap Suara Golkar Pemilu 2004-2019

Berikut adalah daftar lengkap perolehan suara Partai Golkar selama Pemilu 2004 hingga 2019:

  • Pemilu 2004: 21,57 persen (No 1)
  • Pemilu 2009: 14,45 persen (No 2)
  • Pemilu 2014: 14,75 persen (No 2)
  • Pemilu 2019: 12,31 persen (No 3)

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Politik
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto