tirto.id - Wilayah di indonesia yg berpotensi alami cuaca ekstrem saat Natal dan Tahun Baru atau periode sepekan ke depan.
Potensi cuaca ekstrem yang bisa terjadi berupa hujan dengan intensitas sedang – lebat yang bisa disertai dengan kilat/petir dan angin kencang.
Hal tersebut diungkapkan Senior Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Riefda Novikarany saat dihubungi redaksi Tirto. Menurutnya, secara klimatologis, saat ini sebanyak 93% wilayah Indonesia telah memasuki periode musim hujan.
Sehingga pada periode DJF ini diperkirakan menjadi puncak musim hujan disejumlah wilayah di Indonesia dan pada periode tersebut juga diperkirakan menjadi periode aktif La Nina yaitu fenomena skala global yang mampu memberikan latar belakang atmosfer menjadi lebih basah termasuk wilayah Indonesia.
"Berbicara tentang fenomena global La Nina, pada dasarnya dampak La Nina berevolusi mengikuti musim di mana evolusi musiman dari dampak ENSO dipengaruhi oleh dinamika atmosfer – laut di sekitar Indonesia," jelasnya.
Menurutnya, perilaku suhu permukaan laut (SST) dan moisture flux menentukan respons hujan harian terhadap ENSO.
Riefda juga mengatakan, dari beberapa penelitian menyebutkan pada periode JJA hingga SON sebagian besar Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan sebagian wilayah Indonesia bagian Timur dapat merespons pengaruh La Nina pada peningkatan curah hujan secara harian.
Serta pada periode DJF wilayah Nusa Tenggara Timur dan sebagian wilayah Indonesia bagian Timur dapat merespons pengaruh La Nina pada peningkatan curah hujan secara harian.
Selain dari faktor aktifnya fenomena global La Nina, dari pantauan BMKG, dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya faktor penggerak cuaca skala regional dan lokal yang dapat meningkatkan curah hujan di Indonesia yaitu,
- Dominasi angin baratan yang cenderung lebih kuat dibanding klimatologisnya.
- Faktor kebasahan atmosfer dari Suhu Muka Laut yang hangat, serta interaksi antara fenomena Madden Jullian Oscillation dan gelombang Rossby Ekuator yang mampu meningkatkan potensi konveksi dan pembentukan pola sirkulasi siklonik secara signifikan dalam meng-intensifkan pertumbuhan awan – awan hujan terutama di wilayah Indonesia selatan ekuator.
- Terpantau pusat tekanan rendah/sirkulasi siklonik di Samuddera Hindia Barat Daya Sumatera dan bibit siklon tropis 97S di Laut Arafuru sebelah Utara Australia, mampu mengintensifkan pertumbuhan awan hujan dan peningkatan kecepatan angin permukaan di wilayah Pesisir Barat Sumatera Barat – Lampung. Sebagian besar Jawa, NTB, NTT, Kalimantan bagian Timur dan Selatan, Sulawesi bagian Selatan, Maluku dan Papua Barat.
"Untuk itu perlu di waspadai potensi hujan yang tinggi, frekuensi hujan yang lebih sering dan durasi hujan yang cukup panjang. Dan beberapa wilayah dengan kondisi lokal yang mendukung potensi pertumbuhan awan hujan juga dapat menghasilkan hujan yang terkadang disertai dengan kilat/petir dan angin kencang," tegasnya.
Daftar daerah yang berpotensi alami cuaca ekstrem hingga 31 Desember
Riefda menjelaskan, untuk sepekan ke depan, potensi hujan dengan intensitas sedang – lebat diperkirakan terjadi di wilayah,
- Aceh,
- Jambi,
- Bengkulu,
- Sumatera Selatan,
- Kepulauan Bangka Belitung,
- Lampung,
- Banten,
- DKI Jakarta,
- Jawa Barat,
- NTT,
- Kalimantan Tengah,
- Kalimantan Timur,
- Kalimantan Selatan,
- Sulawesi Utara,
- Sulawesi Selatan,
- Sulawesi Barat,
- Sulawesi Tenggara,
- Maluku Utara,
- Maluku,
- Papua Barat,
- Papua.
Editor: Iswara N Raditya