tirto.id - Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengakui sejumlah daerah memang mengalami kekurangan stok vaksin karena memang persediaan vaksin secara nasional juga masih terbatas. Oleh karena itu daerah diminta untuk menentukan prioritas vaksinasi dengan stok yang tersedia.
“Dengan sistem distribusi yang bertahap dikarenakan ketersediaan vaksin [terbatas] maka pemerintah daerah harus mengatur prioritasnya,” kata Nadia dalam webinar Update Percepatan Vaksinasi COVID-19, Selasa (27/7/2021).
Sejauh ini jumlah vaksin yang diterima oleh Indonesia baru 151,9 juta dosis atau baru 30 persen dari total kebutuhan yakni 462 juta dosis. Sehingga distribusi ke daerah kini dilakukan oleh Kemenkes berdasarkan prioritas.
Dari 151,9 persen yang tersedia itu kata Nadia 50 persen di antarnya diprioritaskan untuk di Jawa Bali. Di Jawa Bali pun distribusinya masih diprioritaskan lagi ke 57 kabupaten/kota kota yang memiliki tingkat penularan tinggi.
Oleh sebab itu ia meminta agar daerah yang memiliki stok vaksin terbatas untuk mengatur strategi. Misalnya dengan memprioritaskan vaksinasi untuk dosis pertama terlebih dahulu dari stok vaksin yang dikirimkan oleh Kemenkes setiap pekannya.
Namun bila memang kebutuhan suntik vaksin dosis kedua sudah banyak, stok vaksin yang ada bisa langsung diberikan untuk suntik dosis kedua.
“Kemudian setelah itu pemerintah daerah harus membuat strategi. Artinya dalam membagi vaksinasi itu tidak bisa sama di seluruh kabupaten/kota yang ada. Jadi mungkin harus difokuskan di kabupaten/kota yang jumlah kasusnya sangat tinggi dan laju penularannya sangat tinggi,” ujar Nadia.
Sejauh ini, kata Nadia, memang ada beberapa provinsi yang telah memiliki angka capaian vaksinasi di atas 50 persen di antaranya adalah DKI Jakarta, Bali, Kepulauan Riau dan Sulawesi Utara. Tetapi ia juga mengakui masih ada sejumlah daerah yang capaian vaksinasi masih rendah.
“Daerah-daerah lain karena tergantung pada ketersediaan vaksin ini masih berusaha untuk mengejar target pencapaian vaksinasi,” ujarnya.
Dalam beberapa waktu terakhir sejumlah daerah melaporkan stok vaksin menipis. Salah satunya di Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh Iman Murahman mengatakan stok vaksin COVID-19 buatan Sinovac mulai menipis.
“Stok masih ada, tapi diperkirakan dalam dua hingga tiga hari ke depan banyak kabupaten/kota yang hampir habis dosis vaksinnya,” kata Iman, Senin (26/7/2021).
Kekurangan vaksin juga terjadi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Mochammad Bisri menyatakan sudah tiga kali menyurati Kementerian Kesehatan untuk meminta tambahan vaksin COVID-19 karena stok di daerah tersebut sudah habis.
Pada 20 Juli 2020 Bisri mengatakan sejak sepekan telah mengajukan tambahan 60 ribu vial atau 600 ribu dosis vaksin ke Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
"Rencananya baru mau dikirim 1.000 vial saja. Sementara kebutuhan kita sangat besar," kata Bisri.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Restu Diantina Putri