Menuju konten utama

Daerah Penghasil Timah dan Jenis-Jenis Timah

Berikut ini informasi beberapa daerah penghasil timah di Indonesia dan penjelasan tentang jenis timah.

Daerah Penghasil Timah dan Jenis-Jenis Timah
Pekerja memeriksa area pencucian timah di kawasan tambang terbuka Pemali, Bangka, Sabtu (7/11). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/ama/15

tirto.id - Timah adalah logam yang memiliki peran vital dalam berbagai industri dan aplikasi. Keberadaannya sangat dibutuhkan, mulai dari industri elektronik hingga manufaktur. Berkat sifatnya yang tahan korosi dan mudah dibentuk, timah menjadi bahan pilihan untuk pelapisan, solder, dan paduan logam lainnya.

Dalam Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol. 17, No.3 (2021), dijelaskan bahwa Indonesia telah menjadi penghasil timah besar dunia sejak awal abad ke-20. Diketahui penambangan timah telah memberikan kontribusi besar terhadap devisa negara, namun juga memiliki potensi merusak lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.

Sumber daya timah di Indonesia terkait dengan Sabuk Timah Asia Tenggara yang melintasi Sumatera, kepulauan di timur Sumatera, dan bagian barat Kalimantan.

Daerah penghasil timah seperti Bangka Belitung terkenal dengan cadangan timahnya yang melimpah. Timah yang dihasilkan memiliki berbagai jenis dan karakteristik, masing-masing memiliki kegunaan spesifik dalam industri.

Berkaitan dengan hal tersebut, artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai daerah penghasil timah di Indonesia dan jenis-jenis timah.

Daerah Penghasil Timah

Dalam buku berjudul Info Komoditi Timah (2016) yang diterbitkan oleh Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia bekerja sama dengan Al Mawardi Prima, disebutkan bahwa Indonesia memiliki beberapa daerah penghasil timah.

Beberapa daerah penghasil timah utama di Indonesia mencakup Pulau Karimun, Kundur, Singkep, sebagian wilayah daratan Sumatra, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, hingga bagian barat Kalimantan.

Daerah-daerah ini dikenal sebagai "The Indonesian Tin Belt" (PT. Timah, 2011), dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi penyumbang utama, menyumbang sekitar 90% dari total produksi timah Indonesia.

Tercatat perusahaan pertambangan PT Timah mendominasi sekitar 92% wilayah penambangan timah di Indonesia. Sementara 8% sisanya dikelola oleh perusahaan swasta (PT. Timah, 2015).

Selaras dengan penjelasan di atas, berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai beberapa daerah penghasil Timah di Indonesia.

Dokumen “Peluang Investasi Timah Indonesia” (2020) yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia juga menjelaskan hal serupa.

Dokumen tersebut mencatat bahwa cadangan logam timah sebagian besar terdapat di Kepulauan Bangka Belitung yakni sebesar 91%. Adapun daerah penghasil timah terbesar kedua adalah Kepulauan Riau, diikuti oleh daerah Riau dan Kalimantan Barat. Berikut ini data lengkapnya.

1. Kepulauan Bangka Belitung

Kepulauan Bangka Belitung memiliki sumber daya bijih timah sebanyak 9.970,94 juta ton dan 2,56 juta ton dalam bentuk logam. Sementara itu untuk cadangan bijih timahnya adalah 2.010,60 juta ton dan cadangan dalam bentuk logam 2,04 juta ton.

2. Kepulauan Riau

Kepulauan Riau memiliki sumber daya bijih timah sebanyak 813,47 juta ton dan 0,32 juta ton dalam bentuk logam. Sedangkan untuk cadangan bijih timahnya adalah 280,48 juta ton dan cadangan dalam bentuk logam 0,14 juta ton.

3. Riau

Riau memiliki sumber daya bijih timah sebanyak 0,22 juta ton dan 0,006 juta ton dalam bentuk logam. Sedangkan daerah penghasil timah ini tidak memiliki cadangan bijih dan cadangan dalam bentuk logam.

4. Kalimantan Barat

Kalimantan Barat memiliki sumber daya bijih timah sebanyak 0,004 juta ton dan 0,001 juta ton dalam bentuk logam. Sedangkan untuk cadangan bijih timahnya adalah 1,05 juta ton dan cadangan dalam bentuk logam 0,04 juta ton.

Jenis Timah

Timah memiliki dua macam jenis, yakni timah putih (Sn) dan timah hitam (Pb) dengan massa jenis timah yang berbeda.

Timah putih adalah jenis timah yang paling umum digunakan dan memiliki warna putih yang mengkilap dengan berat jenis timah 7,3 g/cm3. Sebaliknya timah hitam lebih dikenal dengan nama timbal dan memiliki karakteristik yang tahan akan korosi seperti timah putih.

Dilansir dari buku Info Komoditi Timah (2016), timah putih digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk sebagai penghantar listrik dan panas yang baik. Sifatnya yang mudah dibentuk dan mencair membuatnya ideal untuk produk seperti solder, perunggu, dan campuran logam lainnya.

Solder yang banyak ditemukan dalam barang-barang elektronik berfungsi untuk membuat sambungan listrik antara komponen dalam papan rangkaian.

Sementara itu, timah hitam digunakan dalam aplikasi yang memerlukan ketahanan korosi, seperti pipa dan katup timah yang menjaga kemurnian air dalam kaleng. Timah hitam juga digunakan dalam solder yang lebih tahan korosi dibandingkan timah putih.

Dalam industri, timah digunakan dalam berbagai produk seperti peralatan elektronik, peralatan rumah tangga, dan peralatan industri lainnya.

Timah juga berperan sebagai bahan baku dalam produksi perunggu, solder, dan campuran logam lainnya. Memahami perbedaan antara timah putih dan timah hitam sangat penting untuk memastikan aplikasi yang tepat dan efisiensi dalam penggunaan timah.

Baca juga artikel terkait TIMAH atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Ekonomi
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Dhita Koesno