Menuju konten utama

Pemerintah Bakal Larang Ekspor Timah Mentah pada 2023

Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah akan melakukan kebijakan larangan ekspor timah pada 2023.

Pemerintah Bakal Larang Ekspor Timah Mentah pada 2023
Pekerja menyemprotkan air untuk pencucian timah di kawasan tambang terbuka Pemali, Bangka, Sabtu (7/11). Berdasarkan data International Technologi Research Institute, total produksi timah Indonesia pada tahun 2008-2013 mencapai 593.304 ton dan 352.000 ton diantaranya merupakan hasil dari penambangan ilegal. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/ama/15

tirto.id - Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah akan melakukan kebijakan larangan ekspor timah pada 2023 mendatang. Rencana itu juga sempat menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan adanya nilai tambah dan hilirisasi.

"Kalau timah kemungkinan besar tahun depan sudah tidak lagi kita melakukan proses ekspor mentah, karena kita melakukan hilirisasi," kata Bahlil dalam acara Investor Daily Summit 2022, Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Bahlil menuturkan, timah menjadi salah satu komoditas penghasil terbesar kedua di dunia berasal dari Indonesia. Karena itu perlu adanya komitmen untuk melakukan proses hilirisasi.

"Tadi bapak presiden sudah menyampaikan bahwa hilirisasi adalah kata kunci untuk membuat ketahanan ekonomi nasional kita di balik ketidakpastian ekonomi global," bebernya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan Indonesia tidak akan ekspor bahan mentah. Dia menjelaskan pemerintah harus berani dalam bersikap demi perkembangan Indonesia.

Lebih lanjut, dia pun menegaskan tidak akan mencabut kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah. Mantan Walikota Solo itu menjelaskan pemerintah akan berani meski digugat di badan perdagangan internasional (WTO) dan kalah.

"Di WTO kalah, kalah ya enggak papa lah kalah. Tapi kalau enggak berani coba, kapan kita akan lakukan hilirisasi, kapan kita stop kirim raw material. Sampai kapan pun kita hanya jadi negara pengekspor barang mentah," kata Jokowi saat acara HUT ke-7 PSI di Jakarta, Rabu (22/12/2021).

Sementara itu, Jokowi juga menilai kenaikan neraca dagang tanah air tidak lepas dari kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah yang digalakkan pemerintah. Hal itu disampaikan Jokowi pada saat acara peresmian pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (3/1/2022).

Jokowi melaporkan neraca dagang Indonesia tembus 34,4 miliar dolar AS dalam 19 bulan terakhir. Angka ekspor pun meningkat year on year 49,7 persen serta angka impor bahan baku dan bahan penolong naik hingga 52,6 persen.

“Ekspor kita kenapa naik seperti itu? Salah satunya karena kita hentikan ekpsor raw material, ekspor bahan mentah, dari minerba kita yaitu nikel yang saya lihat USD 1-2 miliar, lalu akhir tahun kemarin hampir USD 21 miliar, USD 20,8 miliar,” kata Jokowi.

Baca juga artikel terkait TIMAH atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin