Menuju konten utama
Sejarah Indonesia

Sejarah Zaman Perunggu: Ciri-ciri, Hasil Kebudayaan, & Peninggalan

Apa pengertian Zaman Perunggu, sejarah, ciri-ciri, hasil kebudayaan, dan peninggalannya?

Sejarah Zaman Perunggu: Ciri-ciri, Hasil Kebudayaan, & Peninggalan
Ilustrasi Zaman Perunggu. wikimedia commons/free

tirto.id - Sejarah Zaman Perunggu berlangsung sejak tahun 3000 Sebelum Masehi (SM) atau setelah Zaman Batu. Di Indonesia, Zaman Perunggu diperkirakan dimulai sekitar tahun 500 SM. Lantas, apa pengertian Zaman Perunggu, ciri-ciri, hasil kebudayaan, dan peninggalannya?

Zaman Perunggu yang merupakan bagian dari Zaman Logam. Periodesasi Zaman Logam dibagi menjadi tiga, yakni Zaman Tembaga, Zaman Perunggu, dan Zaman Besi. Namun, wilayah Indonesia hanya mengalami Zaman Perunggu dan Zaman Besi saja.

Perunggu adalah jenis logam yang berasal dari campuran tembaga dan timah putih. Pada Zaman Perunggu, orang-orang sudah dapat mencampur tembaga dengan timah sebagai bahan baku pembuatan alat-alat untuk memperoleh logam yang keras.

Ciri-ciri Zaman Perunggu

Zaman Perunggu dikenal juga dengan Masa Perundagian. Istilah perundagian berasal dari bahasa Bali undagi yang memiliki arti seseorang atau sekelompok orang yang memiliki kepandaian atau keterampilan jenis usaha tersebut.

Masa Perundagian secara sederhana dimaknai sebagai zaman yang di dalamnya terdapat orang-orang yang memiliki keahlian dalam mengolah logam, khususnya perunggu.

Penggunaan logam pada Masa Perundagian mengalami perkembangan yang pesat. Meskipun begitu, penggunaan alat-alat dengan batu tidak hilang maupun ditinggalkan.

Adapun ciri-ciri kehidupan pada Zaman Perunggu antara lain manusia sudah menetap, sudah mengenal teknologi perundagian, mengenal perdagangan barter, mengenal status kekayaan, serta mengenal sistem pembagian kerja.

Kebudayaan Zaman Logam, termasuk Zaman Perunggu, yang berpengaruh ialah bivalve dan a cire perdue. Bivalve ialah teknik percetakan logam dengan bahan baku teknologi batu. Sementara a cire perdua adalah cetakan logam yang memiliki bahan dasar tanah liat dan lilin.

Hasil Kebudayaan dan Peninggalan Zaman Perunggu

Penyebutan Zaman Perunggu sebenarnya didasarkan kepada banyaknya penggunaan bahan perunggu di masa tersebut, meskipun masih ditemukan pula penggunaan berbagai benda dari batu.

Dikutip dari modul Sejarah Indonesia: Kehidupan Masyarakat Praaksara Indonesia terbitan Kemendikbud (2020:15-16), berikut ini beberapa hasil kebudayaan dan peninggalan Zaman Perunggu:

1. Nekara Perunggu

Nekara Perunggu memiliki bentuk seperti genderang besar dengan pinggang bagian tengah dan atasnya tertutup. Nekara ini memiliki fungsi sebagai simbol status sosial dan sarana upacara kematian, kesuburan, bahkan memanggil hujan dan roh nenek moyang.

Dikutip dari Rekam Jejak Peradaban Indonesia oleh Sulaiman Hasan dan Nur Khosiah (2017:13), Nekara Perunggu (Moko) banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Rote, Selayar, dan Leti.

2. Kapak Corong atau Kapak Sepatu Perunggu

Kapak Corong memiliki bagian tangkai menyerupai corong dan bagian tajamnya menyerupai kapak batu. Kapak ini dibuat menggunakan teknik a cire perdu dan memiliki fungsi untuk membalik tanah seperti cangkul. Kapak Corong banyak ditemukan di daerah Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, dan Papua.

3. Bejana Perunggu

Bejana Perunggu memiliki bentuk menyerupai gitar Spanyol, akan tetapi memiliki tangkai. Bejana ini berfungsi sebagai tempat minum. Bejana Perunggu banyak ditemukan di daerah Madura dan Sumatera.

Baca juga artikel terkait SEJARAH INDONESIA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Iswara N Raditya