Menuju konten utama

Sejarah Zaman Logam dan Hasil Kebudayaannya di Indonesia

Zaman logam terbagi menjadi zaman besi, tembaga, dan perunggu. Berikut sejarah zaman logam dan hasil kebudayaannya di Indonesia.

Sejarah Zaman Logam dan Hasil Kebudayaannya di Indonesia
Ilustrasi. Peninggalan Zaman Perunggu. wikimedia commons/free

tirto.id - Zaman logam adalah salah satu periode dalam perkembangan peradaban manusia yang ditandai oleh mulainya penggunaan logam untuk bahan pembuatan alat maupun senjata. Zaman logam menjadi fase peradaban manusia yang lebih tinggi dari masa sebelumnya, zaman batu.

Periode ini disebut zaman logam karena manusia mulai mampu membuat berbagai alat atau senjata yang terbuat dari tembaga, perunggu, hingga besi. Sebelum zaman logam, manusia terbatas mengandalkan batu untuk membuat beragam jenis peralatan.

Contoh hasil kebudayaan zaman logam adalah kapak corong, bejana perunggu, nekara, perhiasan perunggu, arca berbahan perunggu, candrasa, moko, mata kapak bertungkai kayu, cangkul, mata pisau, dan lain sebagainya. Banyak dari alat-alat tersebut termasuk benda peninggalan zaman logam di Indonesia.

Pembagian Zaman Logam

Zaman logam berlangsung sebelum peradaban manusia mengenal aksara. Selama masa praaksara, peradaban manusia dapat dibagi perkembangannya secara berurutan menjadi: zaman batu tua (paleolitikum), zaman batu tengah (mesolitikum), zaman batu muda (neolitikum), dan kemudian zaman logam.

Zaman Logam disebut juga zaman perundagian karena pada era ini ada kelompok yang disebut undagi dalam masyarakat kuno. "Undagi" berasal dari bahasa Bali yang artinya seseorang atau kelompok yang terampil membuat bangunan (arsitek tradisional).

Dengan demikian, zaman perundagian dapat dimaknai sebagai zaman pada saat keahlian manusia dalam pembuatan alat-alat tertentu berkembang pesat, khususnya pengecoran bahan dari logam.

Memasuki zaman logam, penggunaan batu sebagai alat tak hilang sama sekali. Batu juga memiliki peran penting pada zaman logam. Di samping sebagai bahan baku, batu menjadi salah satu alat mencetak logam. Teknik mencetak logam memakai batu disebut bivalve.

Selain teknik bivalve, orang-orang pada zaman logam juga membuat alat dengan cetakan tanah liat dan lilin. Teknik ini disebut dengan teknik a cire perdue. Berbeda dengan teknik bivalve yang dapat digunakan untuk berkali-kali cetakan, a cire perdue hanya digunakan untuk sekali cetak.

Perkembangan teknik metalurgi atau pengolahan logam dalam peradaban kuno membuat zaman logam terbagi menjadi 3 fase. Tiga tahapan zaman logam adalah zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi.

Zaman logam dimulai sekitar 6.000 tahun sebelum masehi. Bagaimana perkembangan manusia pada zaman logam? Berikut penjelasan tentang tiga tahapan zaman logam:

1. Zaman Tembaga

Zaman Tembaga disebut juga dengan istilah zaman kalkolitikum. Zaman tembaga adalah periode transisi antara masa Neolitikum (zaman batu muda) dan Zaman Perunggu. Masa ini sekaligus mengawali era pengolahan logam dalam sejarah peradaban manusia.

Para arkeolog memperkirakan peleburan tembaga telah ada pada tahun 6000 SM di Bulan Sabit Subur, wilayah Timur Tengah yang saat ini menjadi Irak, Suriah, Lebanon, Palestina, Israel, Yordania, dan Mesir Utara. Di tempat inilah, pertanian maju dan kota-kota pertama dalam sejarah manusia diduga mulai muncul.

Bukti-bukti zaman tembaga ditemukan di banyak belahan dunia, termasuk Asia Tenggara. Namun, di berbagai wilayah, zaman tembaga berlangsung pada periode berbeda-beda. Di sisi lain, pada periode kalkolitikum, alat-alat dari batu masih banyak yang digunakan.

Salah satu bukti tertua adanya zaman tembaga ditemukan di Kota Prokuplje, Serbia yang diperkirakan berasal dari periode 5500 SM. Para arkeolog memperkirakan ada peleburan tembaga di Prokuplje pada 7.500 tahun lalu.

Sementara itu, di Indonesia, bukti adanya zaman tembaga kurang begitu jelas meskipun tanda-tanda era ini pernah berlangsung dapat dijumpai di semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, hingga Vietnam. Maka itu, dalam pembabakan sejarah peradaban masyarakat nusantara, zaman logam di Indonesia hanya terbagi menjadi zaman perunggu dan besi.

Pada era awal zaman logam ini, manusia mulai memanfaatkan tembaga jadi bahan dasar alat, senjata, hingga perhiasan. Zaman tembaga diduga menjadi fase ekperimental dalam penggunaan logam oleh manusia yang mulai menerapkan teknik metalurgi.

Kebutuhan akan alat-alat yang lebih fleksibel dibentuk dibanding batu sekaligus kuat dan awet muncul karena manusia bergantung pada pertanian dan peternakan. Kondisi sosial-budaya dan ekonomi di awal zaman logam pun sudah lebih kompleks dari sebelumnya.

2. Zaman Perunggu

Tembaga memang lebih kuat dan fleksibel ketimbang batu. Namun, tembaga murni pada umumnya lunak sehingga pada fase berikutnya muncul inovasi teknologi metalurgi, yakni mencampur tembaga dengan timah untuk menjadi perunggu. Metode terakhir menandai era baru karena perunggu lebih kuat, keras, dan tahan lama daripada tembaga.

Perunggu adalah jenis logam yang berasal dari campuran tembaga dengan timah putih. Lazimnya pencampuran tembaga dengan timah ini digunakan perbandingan 3:10 untuk memperoleh logam yang keras.

Sebagian arkeolog menggolongkan zaman perunggu menjadi 3 periode. Periode pertama zaman perunggu pada tahun 3.300-2100 SM. Kemudian, periode kedua zaman perunggu terjadi pada 2100–1550 SM. Terakhir, periode ketiga zaman perunggu pada 1550–1200 SM. Namun, pembabakan ini hanya perhitungan secara umum.

Sebagaimana periode kalkolitik, zaman perunggu di berbagai wilayah tidak terjadi pada waktu yang sama. Bukti tertua zaman perunggu berasal dari 3600 SM yang ditemukan di Timur Dekat (Asia Barat). Di Asia Barat, zaman perunggu berlangsung sampai tahun 1200 SM. Bangsa Sumeria kuno diduga menjadi yang pertama memasuki zaman perunggu.

Kedatangan zaman perunggu di Eropa lebih lambat beberapa abad dari Timur Dekat. Di Eropa, zaman perunggu diperkirakan berlangsung hingga tahun 600 SM.

Sementara itu, di Indonesia, zaman perunggu juga diperkirakan dimulai sekitar tahun 500 SM. Hasil kebudayaan zaman logam periode perunggu di Indonesia adalah kapak corong, nekara perunggu, bejana perunggu, hingga arca dari perunggu. Kapak Corong, misalnya, ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, dan Papua.

Pada zaman perunggu, manusia makin banyak yang menetap, mengembangkan pertanian dan peternakan, serta memiliki system perdagangan barter. Bukti kemajuan peradaban zaman perunggu terlihat dari peninggalan peradaban bangsa Sumeria di Mesopotamia. Zaman perunggu juga ditandai oleh berkembangnya kota-kota kuno hingga teknik irigasi dan pembajakan sawah.

Di Indonesia, peninggalan nekara perunggu menunjukkan bahwa masyarakat telah memiliki sistem kepercayaan dan upacara spiritual yang kompleks. Barang seperti Nekara Bulan Pejeng dan Nekara Moko juga memperlihatkan ada hubungan budaya masyarakat kuno Indonesia dengan peradaban lain.

3. Zaman Besi

Zaman besi adalah periode terakhir dari era prasejarah, yang ditandai dengan meluasnya penggunaan besi sebagai bahan berbagai peralatan untuk pertanian, seni, hingga upacara keagamaan. Contoh bukti arkeologis zaman besi di berbagai tempat, mencakup benda sejenis mata kapak, anak tombak, mata sabit, alat pertanian, hingga pedang.

Sebagian arkeolog memperkirakan zaman besi terjadi pada tahun 1200 SM sampai 600 SM. Namun, sebagaimana 2 fase zaman logam sebelumnya, periode besi di setiap wilayah berbeda-beda. Awal kemunculan zaman besi kemungkinan di wilayah Mediterania (laut tengah) dan Timur Dekat (Asia Barat).

Selama Zaman Besi, orang-orang di sebagian besar Eropa, Asia, dan sebagian Afrika mulai membuat alat, perkakas, serta senjata dari besi atau baja. Hanya saja, bagi sebagian masyarakat, seperti Yunani Kuno, awal zaman besi disertai kemunduran budaya.

Zaman besi muncul usai keruntuhan peradaban perunggu, seperti Mycenaean di Yunani dan Kekaisaran Het di Turki. Sejumlah ahli arkeologi menduga keruntuhan peradaban perunggu itu terjadi karena bencana kekeringan 150 tahun di Mediterania timur pada periode 1250-1100 SM. Berpadu dengan kelaparan, gempa bumi, dan perang, bencana tadi merusak rute perdagangan sehingga suplai tembaga dan timah tersendat. Akibatnya, para pengrajin logam di Timur Dekat dan Mediterania mulai beralih menggunakan besi.

Besi menggantikan dominasi perunggu karena punya sifat keras, memiliki titik lebur tinggi (sekitar 3.500°C), sumber dayanya (biji besi) melimpah, dan lebih murah. Meski begitu, perkakas maupun senjata dari besi tidak sekeras dan seawet perunggu.

Penggunaan besi baru meluas setelah penemuan cara pembuatan baja, logam yang jauh lebih keras dan awet. Bangsa Het yang hidup pada zaman perunggu di wilayah yang kini disebut Turki, diduga merupakan perintis pembuatan baja.

Di Indonesia, bukti zaman besi pada masa prasejarah tidak sebanyak zaman perunggu. Kebanyakan besi kuno di Indonesia berasal dari periode setelah zaman prasejarah.

Keberadaan zaman besi di Indonesia dibuktikan oleh penemuan mata kapak bertungkai kayu, pisau, sabit, pedang, cangkul. Benda-benda tersebut ditemukan dari penggalian arkeologis di Gunung Kidul, Bogor, Besuki (Situbondo), dan Punung (Pacitan).

Hasil Kebudayaan Zaman Logam

Hasil kebudayaan zaman logam tersebar di berbagai penjuru dunia. Bukti-bukti arkeologi dari zaman logam di Indonesia pun sudah banyak ditemukan. Berikut ini daftar contoh hasil kebudayaan zaman logam di Indonesia dan dunia:

1. Hasil Kebudayaan Zaman Logam Tembaga

  • Kapak tembaga dan tungku peleburan di Prokuplje, Serbia [5.500 SM]
  • Situs Castro of Vila Nova de São Pedro di Portugis [2600-1300 SM]
  • Situs Los Millares di Spanyol [sekitar 3000 SM]
  • Situs Pandu Rajar Dhibi di India [2000–1600 SM]
  • Situs di Saurashtra, India [2000-1700 SM]
  • Koin dan ornamen tembaga dari sekitar tahun 5500 SM
  • Peralatan kapak, pahat, belati, kail ikan, dan mata panah dari tembaga.
  • Tembikar, manik-manik atau perhiasan dari batu, dan gelang tembaga.

2. Hasil Kebudayaan Zaman Logam Perunggu

  • Berbagai perkakas dari perunggu seperti kapak, pahat, palu, pisau, gergaji, kail, penusuk, penusuk, peniti, paku, dan bejana masak.
  • Persenjataan dari perunggu, seperti mata tombak (di Eropa dari 1800 SM), pedang (temuan tertua dari 1700 dan 1600 SM), perisai, kapak, tombak kampak (di Eropa dari tahun 2.200-1.700 SM), belati, anak panah, tongkat, dan palu.
  • Kapak Corong yang ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, dan Papua.
  • Nekara Perunggu yang ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, dan Leti.
  • Bejana Perunggu yang ditemukan di Madura dan Sumatera.
  • Arca Perunggu yang ditemukan di Riau, Lumajang, dan Bogor.

3. Hasil Kebudayaan Zaman Logam Besi

  • Berbagai macam perkakas dan senjata dari besi atau baja
  • Alat-alat pertanian dari besi
  • Mata kapak bertungkai kayu, pisau, sabit, pedang, cangkul (temuan di Indonesia).

Baca juga artikel terkait ZAMAN LOGAM atau tulisan lainnya dari Auvry Abeyasa

tirto.id - Edusains
Kontributor: Auvry Abeyasa
Penulis: Auvry Abeyasa
Editor: Yantina Debora
Penyelaras: Addi M Idhom