Menuju konten utama

Curhat Dirut PLN di DPR: Pemerintah Masih Utang Rp38 Triliun

Pemerintah baru mencicil utang Rp7 triliun dari total utang senilai Rp45 triliun dan dijanjikan dilunasi akhir Agustus 2020 atau awal September 2020.

Curhat Dirut PLN di DPR: Pemerintah Masih Utang Rp38 Triliun
Seorang petugas PT PLN (Persero) melakukan pemasangan trafo baru di Jalan Putri Dara Hitam, Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (28/5/2020). ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/aww.

tirto.id - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Zulkifli Zaini tidak bisa menyembunyikan keresahannya saat ditanya oleh anggota Komisi VII DPR RI soal perkembangan terkini mengenai utang pemerintah kepada PLN yang belum juga lunas.

"Kami sedang menunggu dengan berdebar-debar [pelunasan utang]," kata Zulkifli dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (25/08/2020).

Zulkifli bilang, pemerintah baru mencicil utang Rp7 triliun dari total utang senilai Rp45 triliun. Pemerintah kata Zulkifli menjanjikan akan membayar sisa utang senilai Rp38 triliun pada akhir Agustus 2020 atau awal September 2020.

"Kami sudah dapat janji sebelum akhir Agustus ini dibayar, mudah-mudahan demikian," terangnya.

Adapun akumulasi utang pemerintah ke PLN sebesar Rp 45 triliun tersebut berasal dari dari beban kompensasi tarif pada 2018 sebesar Rp 23,17 triliun. Kemudian juga ada kompensasi pada 2019 sebesar Rp 22,5 triliun.

Ia berharap pemerintah akan segera melunasi utang. Harapan ini disampaikan lantaran PLN juga memiliki utang dalam jumlah besar yang perlu dibayar dalam waktu dekat yaitu sebesar Rp150triliun dan utang jangka panjang sebesar Rp530 triliun.

"Kami berkomitmen menjaga sustainability keuangan PLN. Insyaallah, dengan bantuan Bapak-Bapak dan Kementerian Keuangan, paling tidak hingga akhir Desember sustainibility keuangan PLN terjaga," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait UTANG PLN atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Bayu Septianto