tirto.id - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero menargetkan pendapatan Rp391,6 triliun pada 2021 atau melonjak 52,5% dari target tahun ini Rp256,7 triliun.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menjelaskan, ada beberapa strategi yang akan dilakukan demi target tersebut terpenuhi. Misalnya, perseroan akan meningkatkan penjualan listrik untuk pelanggan besar sampai meningkatkan penjualan melalui promo pemasaran, dan menjaga kecukupan pasokan listrik.
"Di tengah pandemi kami berupaya untuk tingkatkan pendapatan menjadi Rp391,6 triliun pada 2021," jelas Zulkifli dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senayan Jakarta Selatan Selasa (25/08/2020).
Selain meningkatkan penjualan listrik untuk pelanggan besar, pihaknya juga akan memberikan tarif kompetitif untuk pelanggan industri sehingga mendorong konsumsi listrik dan mendorong roda perekonomian.
Selain akan mendongkrak pendapatan melalui strategi peningkatan penjualan, pihaknya juga akan meningkatkan efisiensi di korporasi. Yaitu melalui optimalisasi bauran energi melalui produksi listrik pembangkit non BBM.
Pihaknya juga akan menurunkan biaya energi primer dengan mengoperasikan pembangkit energi baru terbarukan seperti biofuel dan pembangkit surya di daerah terpencil dan terisolasi.
Kemudian PLN juga mengupayakan pemberlakuan Domestic Market Obligation (DMO) batu bara dan gas dalam rangka menjamin kepastian biaya dan pasokan energi primer.
"Kami juga melaksanakan program efisiensi pemeliharaan dan optimalisasi persediaan," terang dia.
Sebagai informasi, PT PLN (Persero) mencatat laba bersih Rp273,059 miliar pada semester I-2020. Capaian itu berarti anjlok hingga 96,3% dibandingkan laba bersih pada semester I-2019 yang mencapai Rp7,350 triliun.
Anjloknya laba bersih PLN terutama disebabkan karena rugi kurs yang mencapai Rp7,797 triliun pada semester I-2020. Pada periode yang sama tahun lalu, PLN mencatat keuntungan kurs hingga Rp5,037 triliun.
Demikian laporan keuangan PLN semester I-2020, yang dipublikasikan Rabu (29/7/2020). Hingga semester I-2020, PLN sebenarnya mencatat kenaikan pendapatan usaha menjadi Rp139,777 triliun, dibandingkan Rp137,525 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan pendapatan usaha ditopang oleh kenaikan penjualan tenaga listrik menjadi Rp135,412 triliun, dari Rp133,453 triliun (yoy). Sementara untuk penyambungan pelanggan mengalami penurunan dari Rp3,069 triliun pada semester I-2019 menjadi Rp2,966 triliun pada semester I-2020.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Reja Hidayat