Menuju konten utama

Corona Bisa Menular Lewat Airborne: Pendapat Peneliti, WHO, Dokter

WHO akui Coronavirus berpotensi menular lewat udara

Corona Bisa Menular Lewat Airborne: Pendapat Peneliti, WHO, Dokter
Ilustrasi Virus. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Beberapa waktu terakhir ini masyarakat banyak mempertanyakan tentang kebenaran temuan Virus Corona bisa menular melalui airborne atau udara.

Dugaan Coronavirus menyebar melalui airborne ini berkembang dari 239 ilmuwan dari beragam negara yang mengirim surat terbuka kepada World Health Organization (WHO).

Hal itu terkait, riset mereka yang bertajuk: It is Time to Address Airborne Transmission of COVID-19. Isinya terkait, temuan Virus Corona bisa menular melalui udara.

Para ilmuwan itu, meminta WHO merevisi panduan soal memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

"Kami ingin mereka mengakui bukti itu," kata Jose Jimenez, seorang ahli kimia yang merupakan salah satu dari 239 ilmuwan itu.

“Ini jelas bukan serangan terhadap WHO. Ini adalah debat ilmiah, tetapi kami merasa kami harus go public karena mereka menolak untuk mendengar bukti setelah banyak percakapan dengan mereka,” imbuhnya ketika dihubungi Reuters.

Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis pada pandemi COVID-19 menanggapi, WHO tengah mengkaji temuan baru yang diterbitkan jurnal Clinical Infectious Diseases itu.

"Kami telah membahas tentang kemungkinan transmisi udara dan transmisi aerosol sebagai salah satu mode transmisi COVID-19," kata Maria.

Sebelumnya, WHO menyatakan, COVID-19 menyebar melalui tetesan kecil yang dikeluarkan dari hidung dan mulut. Droplet itu dengan bisa menyebar dengan cepat.

WHO Akui Corona Berpotensi Menular Lewat Udara

World Health Organization (WHO) kembali memperbarui, ringkasan ilmiah Transmisi SARS-CoV-2 yang diterbitkan sejak 29 Maret 2020. Isinya terkait, COVID-19 bisa menular melalui udara dan pola pencegahannya. Sebelumnya, 239 ilmuwan dari beragam negara mendapati, Virus Corona bisa menular melalui udara. Hal itu berdasarkan riset mereka yang bertajuk: It is Time to Address Airborne Transmission of COVID-19.

Hasil riset Lidia Morawska para ilmuwan lainnya itu, menjadi catatan kaki bagi WHO. Mereka menyebut, "Aliran dan udara yang dihembuskan telah menghasilkan hipotesis tentang kemungkinan mekanisme transmisi SARS-CoV-2 melalui aerosol."

Teori-teori itu menunjukkan: sejumlah tetesan pernapasan menghasilkan aerosol mikroskopis (<5 μm) dengan cara menguap. Selain itu, pernapasan normal dan hasil pembicaraan dalam aerosol yang dihembuskan.

Ada kemungkinan, penularan melalui kombinasi aerosol dengan droplet. Misalnya selama latihan paduan suara, di restoran, atau kelas kebugaran. Dalam kejadian ini, terdapat banyak orang dalam satu ruangan yang tidak berventilasi selama periode waktu tertentu. Transmisi aerosol jarak pendek jadi tak terhindarkan.

Respons Pemerintah Indonesia atas dugaan Coronavirus menyebar melalui airborne

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan, tengah menunggu sikap resmi dari WHO. Untuk antisipasi, warga Indonesia tetap diminta mematuhi protokol kesehatan yang telah ada.

"Tunggu pernyataan resmi WHO. Jalankan protokol (kesehatan) dengan benar," kata Yurianto kepada reporter Tirto, Kamis (9/7/2020).

Rekomendasi dokter jika COVID-19 benar menyebar melalui udara

Sementara itu, dokter divisi penyakit tropik dan infeksi, Departemen Penyakit Dalam FKUI/RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Adityo Susilo belum bisa menyatakan virus SARS CoV-2 bisa menular melalui udara. Namun, menurut dia ada kondisi khusus yang memungkinkan virus SARS CoV-2 menular melalui udara.

"Untuk COVID-19, medis selalu mencoba mempelajari evidence di lapangan. WHO diawal (COVID-19 ditularkan) melalui droplet kemudian mengubah lagi, kalau pasien mengalami inkubasi dan lain-lain bisa berpotensi menjadi airborne," ujar dia dalam webinar, Kamis (9/7/2020) sebagaimana dikutip dari Antara.

"Jadi, harus ada kondisi khusus yang mengubah droplet ini berubah menjadi aerosol yang lebih kecil. Ada pendapat belakangan ini, COVID-19 bisa menular secara airborne, saya tetap mengikuti perkembangan jadi masih droplet," sambung Adityo.

Ia mengatakan, jika pada akhirnya WHO memastkan penularan COVID-19 melalui airborne, maka menjaga jarak sosial dan fisik sejauh dua meter tak lagi efektif.

"Logikanya kalau dikatakan airborne, ukuran droplet akan sangat kecil di bawah 5 mikrometer, faktor gravitasi tidak besar peranannya, dia bisa melayang-layang di udara. Kendalanya, sosial distancing yang semula dua meter menjadi lebih lebar," kata Adityo.

Jika Anda sudah menjaga jarak bahkan lebih dari dua meter, berada di ruangan yang sama dengan orang yang mungkin positif COVID-19, selama Anda berbagi sirkulasi udara yang sama, Anda berpotensi tertular penyakit yang sama.

"Kalau airbone, (menjaga jarak) dua meter menjadi rancu, selama di satu ruangan sama, berbagi sirkulasi udara, Anda berpotensi tertular. Akan banyak perubahan kalau ini bisa menular secara airborne," kata Adityo.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH