tirto.id - Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwidjono mengatakan pemerintah sudah mengantongi sejumlah solusi untuk menahan dampak wabah Corona pada sektor pariwisata Indonesia.
Susi mengatakan pemerintah saat ini tengah mendorong agar Kementerian dan Lembaga (K/L) bisa lebih sering memanfaatkan fasilitas Meeting, Incentives, Conference and Exhibitions (MICE) di hotel.
“Masalah Kementerian Lembaga, kami dorong untuk MICE. Bisa rapat di daerah,” ucap Susi dalam diskusi bertajuk “Ancaman Virus Corona Bagi Ekonomi Indonesia” di Millenium Sirih, Rabu (12/2/2020).
Susi menjelaskan solusi ini menambah sejumlah skema yang sudah disiapkan pemerintah seperti meningkatkan wisatawan domestik lewat pemberian insentif. Salah satunya insentif tarif bagi penerbangan yang nantinya akan diatur lebih jelas skemanya.
“Apakah per weekend atau bagaimana. Ini jadi faktor kunci dorong wisatawan nusantara,” ucap Susi.
Berbagai upaya ini, menurut Susi, jadi penting karena dampak berkurangnya wisatawan Tiongkok terhadap sektor pariwisata akan cukup besar.
Dari sisi wisman saja, ia mencatat rata-rata pengeluaran mereka senilai 1.385 dolar AS dan dikalikan 2,07 juta orang, maka potensi kehilangan mencapai Rp40,7 triliun. Sementara itu, terdapat setidaknya 2,1 juta keterisian kursi pesawat yang akan hilang.
Selain mendorong kementerian lembaga untuk menggunakan fasilitas hotel, Susi bilang pemerintah juga akan menggenjot belanja K/L dengan skema front loading. Maksudnya, sejumlah besar porsi belanja akan digenjot pada kuartal I 2020 entah itu belanja barang, modal sampai keperluan dana desa dan program keluarga harapan.
Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menilai penggunaan fasilitas hotel oleh KL bisa membantu. Namun, skemanya harus berupa lembaga di pusat yang keluar menggunakan fasilitas MICE daerah.
“Kalau pemda ke pusat uangnya enggak tinggal di daerah. Jadi orang pusat yang gerak. Jangan orang daerah yang keluar,” ucap Maulana dalam diskusi bertajuk “Ancaman Virus Corona Bagi Ekonomi Indonesia” di Millenium Sirih, Rabu (12/2/2020).
Di sisi lain, Maulana menilai strategi mendorong rapat ini bisa jadi tidak berdampak banyak. Ia masih lebih sepakat dengan insentif yang diberikan pemerintah.
“Daripada meeting lebih baik insentif,” ucapnya.
Namun, Susi sempat mengingatkan juga kepada pengusaha hotel agar jangan sampai insentif yang sudah diupayakan pemerintah jadi tidak terlalu berdampak. ia meminta kerjasama pengusaha hotel untuk menurunkan harga menginap dan fasilitasnya.
“PHRI harus sharing the pain. Jangan insentif pesawat harga turun, hotel mahal. Jadi kami akan bicara dengan semua sektor,” ucap Susiwidjono.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana