tirto.id - Teks ulasan merupakan tulisan atau teks yang dibuat untuk memberikan informasi, penafsiran, atau komentar terhadap sebuah karya.
Dikenal juga dengan sebutan resensi atau review, teks ulasan boleh ditulis untuk menilai karya fiksi maupun nonfiksi.
Menurut Dian Astuti dalam Kupas Tuntas Karya Sastra (2018, hlm. 2), terungkap bahwa teks ulasan sebenarnya tulisan yang menunjukkan penilaian sebuah karya tertentu.
Lebih dari itu, di dalamnya termuat berbagai unsur kualitas karya. Bahasan yang ditulis biasanya berupa kekurangan dan kelebihannya.
Selain itu, penilaian juga boleh dikaitkan dengan beberapa pengetahuan lain yang memang penulis ulasan tahu. Misalnya, terkait pesan moral yang terkandung di dalam karya.
Mengacu ungkapan Kemdikbud, teks ulasan berfungsi untuk memberikan informasi tentang sebuah karya. Lalu, bisa membantu pembaca juga untuk mengetahui garis besar karya.
Lantas, bagaimana contoh teks ulasan ini dan karya apa saja yang bisa diulas?
Contoh Teks Ulasan
Menurut Dina Ramadhanti dkk. dalam Pembelajaran Menulis Teks: Suatu Pendekatan Kognitif (2022, hlm. 166), pada dasarnya teks ulasan terdiri dari tiga aspek.
Pertama, menuliskan bagian pendahuluan yang berisi informasi karya. Misalnya, judul dan pengarang/pembuat.
Kemudian, dilanjutkan dengan bagian deskripsi yang berisi garis besar karya. Terakhir, ditutup dengan penilaian pengulas.
Berikut ini salah satu contoh teks ulasan tersebut:
(Pendahuluan)
Ulasan Puisi Alam
Judul: Hutan
Tahun Publikasi: 2007
Termuat di: Buku Bahasa indonesia SD Kelas 5, halaman 52
Penulis: Engkos Kosasih atau Firseptiansyah
(Deskripsi Karya)
Puisi berjudul Hutan, dipublikasi lewat buku Bahasa Indonesia SD kelas 5. Berisi tentang fungsi hutan yang dahulu kala punya beragam manfaat.
Di antaranya, dijabarkan oleh penulis berwarna hijau, sumber kekayaan alam, penyimpan air, penghasil kayu, dan pelindung para tumbuhan serta hewan.
Penulis menjabarkan semua yang hutan berikan adalah untuk manusia. Namun, hutan pada akhirnya mengalami kerusakan akibat manusia itu sendiri.
Penulis mengungkap tentang hutan yang sekarang gundul lantaran orang-orang tidak mengerti manfaatnya.
Sebagai penutup, penulis pun juga menulis tentang rasa malunya sebagai manusia yang tak bisa melindungi hutan.
(Penilaian)
Karya puisi berjudul Hutan ini mendeskripsikan kehidupan hutan dengan gaya bahasa yang konkret atau jelas.
Pembaca dapat dengan mudah mencerna isinya. Selain itu, karya ini cukup baik ditulis lantaran bisa mencerminkan kehidupan saat ini.
Hutan yang dahulu manfaatnya beragam, kini hilang karena orang tak sadar mengenai fungsinya. Sebagai manusia, tentunya kita harus sadar diri.
Ada baiknya, puisi ini dijadikan cerminan untuk manusia yang hidup saat ini. Selagi masih ada hutan yang tersisa, jangan biarkan mereka hilang.
Karya-Karya yang Bisa Diulas
Sebelumnya, kita sudah melihat contoh ulasan dari karya berupa puisi. Selain puisi, karya-karya sastra lain juga bisa diulas. Di antaranya seperti novel dan cerpen.
Lalu, jenis kesenian juga bisa diulas, meliputi karya berupa lukisan, foto, film, tarian, patung, gambar, dan lain sebagainya. Terakhir, tulisan ilmiah ternyata juga boleh saja diulas.
Sebut saja salah satunya buku tentang Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat karya Mark Manson.
Buku tersebut bukan karya sastra, namun isinya boleh saja diperkenalkan dan dinilai lewat ulasan. Hal ini juga berlaku untuk buku-buku informasi pengetahuan lainnya.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno