Menuju konten utama

16 Contoh Puisi Hari Pendidikan Nasional 2024

Merayakan Hari Pendidikan Nasional 2024 biasanya dengan mengadakan kegiatan seperti lomba membaca puisi. Berikut contoh puisi tema Hari Pendidikan Nasional.

16 Contoh Puisi Hari Pendidikan Nasional 2024
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo bermain 'Ogor Ban' pada kegiatan "Jam Kita Main" di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (4/5/2018). ANTARA FOTO/Desca Lidya Natalia

tirto.id - Puisi tentang Hardiknas bisa digunakan untuk merayakan Hari Pendidikan Nasional 2024. Berikut ini contoh puisi tema Hari Pendidikan Nasional tentang pendidikan, sekolah, dan guru yang bermakna dan menyentuh.

Hardiknas tahun ini dirayakan pada 2 Mei 2024. Hardiknas adalah momen penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengenang dan menghargai peran pendidikan dalam membangun bangsa.

Tema Hardiknas 2024 adalah “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar,” yang menekankan kolaborasi dan kerja sama dalam melanjutkan visi Merdeka Belajar. Logo resmi Hardiknas 2024 masih menggunakan simbol Bintang Pendidikan, yang mencerminkan semangat untuk terus berkembang dan berinovasi dalam dunia pendidikan.

Surat Edaran Mendikbudristek Nomor 11911/MPK.A/TU.02.03/2024 telah diterbitkan sebagai pedoman untuk peringatan Hardiknas 2024. Selain upacara bendera, semua pihak didorong untuk mengadakan beragam aktivitas yang memeriahkan peringatan ini, menunjukkan semangat gotong royong dalam pendidikan di Indonesia.

Kumpulan Puisi Tema Hari Pendidikan Nasional

Untuk merayakan Hari Pendidikan Nasional biasanya sekolah mengadakan berbagai kegiatan bermanfaat. Salah satunya membaca puisi Hari Pendidikan Nasional.

Berikut ini kumpulan contoh puisi tema Hari Pendidikan Nasional singkat, tetapi sarat akan makna, sebagaimana dikutip dari buku Puisi Pendidikan (2017) karya Rabiah, dkk dan PIJAR: Antologi Puisi Pendidikan (2020) karya Benny D Setianto, et.al serta sumber lainnya.

1. Pena

Karya: Ade Lanuardi Abdan Syakuro

Pena...

Kuikat ilmu dengannya...

Kutulis kisah sejarah bersamanya...

Pena...

Kugapai cita-cita dengannya

Tak lupa teriring doa dan usaha

Sebagai wujud penghambaanku pada sang Pencipta

Pena...

Bersamanya, kutulis cerita cinta berbau surga

Agar manusia tak terjebak pada dunia yang fana

Tak jelas asalnya, tak jelas pula hasilnya

Pena....

Simbol peradaban dari zaman purba ke zaman aksara

Di mana manusia tak lagi menghambakan diri pada mitos yang tak jelas asalnya

Pena...

Dengannya, hidup manusia menjadi mulia

Lantaran mencari ilmu untuk kesejahteraan dunia

2. Pahlawan yang Terlupakan

Karya: Ahmad Muslim Mabrur Umar

Cermatilah sajak sederhana ini, kawan

Sajak yang terkisah dari sosok sederhana pula

Sosok yang terkadang terlupakan

Sosok yang sering tak dianggap

Ialah pahlawan yang tak ingin disebut pahlawan

Terka-lah kiranya siapa pahlawan ini

Ingatlah lagi kiranya apa jasanya

la tak paham genggam senjata api

la tak bertarung di medan perang

Ucap, sabar dan kata hati menjadi senjatanya

Keberhasilanmu kawan, itulah jasanya

Cerdasmu dan cerdasku itu pula jasanya

Bukan ia yang diharap menang

Namun suksesmu dan suksesmulah menangnya

Dapatkah kiranya jawab siapa pahlawan ini

Karenanyalah kudapat tulis sajak ini

Karenanyalah kau dapat baca sajak ini

Juluknya ialah pahlawan tanpa tanda jasa

Mungkin telah teringat olehmu kawan

Mungkin telah kau terka jawabnya

Ialah pahlawan dan orang tua kedua

lalah guru, sang pahlawan yang terlupakan

3. Buku

Karya: Ari Maulana

Buku adalah jendela dunia...

Membaca membuat kita pintar

Memahaminya membuat kita sadar

Bahwa bumi tidaklah hanya alam sekitar

Banyak pemahaman di dalamnya

Banyak pengetahuan isinya

Melalui buku kita tahu segalanya

Melalui buku kita bisa menjelajah angkasa

Buku...

Banyak sekali jasamu

Isi perut Bumi pun bisa ku tahu

Hanya dengan membaca dan memahami mu

Tak pernah ku selami lautan luas

Tak pernah ku jelajah

Kutub Utara

Namun melalui buku aku bisa tahu

4. Guruku Pahlawanku

Karya: Pieter Wattimury

Jika Matahari tidak ada

Jika Matahari tidak bersinar lagi

Maka gelaplah dunia ini

Tak ada setitik pun cahaya menyinarinya

Tidak ada kehangatan yang terpancar

Guru...

Engkau seperti matahari

Bersinar dan memberi cahaya pendidikan

Dengan ketulusan engkau mendidik

Engkau mengajar dan membagi ilmu

Terimakasih atas segala jasamu

Engkaulah pahlawan bagiku

5. Hadiah dari Sang Guru

Karya: Rina Meya Zerlina

Pagi ini sang surya menampakkan dirinya

Dengan sombongnya seakan mempesona

Indahnya alam ketika langit mulai berwarna

Duduk di pojok aku menatap layar

Seakan menunggu kabar

Tunggu, memang benar menunggu kabar

Bukan dari yang bikin onar

Melainkan dari sang pengajar

Entah berapa banyak butir-butir itu berakhir

Nyatanya di tengah pandemi mereka terus mengalir

Tak sampai kami semua mangkir

Bergerak maju kami tanpa getir

Demi berlari memeluk masa depan tanpa terkilir

6. Pahlawan Pendidikanku

Karya: Roberta Nurlita

Dahulu ku tak tahu menahu tentang arti dunia ini

Aku tak tahu apa itu garis ataupun kata

Dulu sangatlah hampa tak ada coretan di kertas

Aku tak tahu harus diisi apa si kertas itu

Dulu hanya ada bermain sampai sang surya mulai terbenam

Tapi kini dunia sudah diselimuti warna-warni

Tentunya warna yang begitu indahnya sampai mata ini terkesan saat melihatnya

Tentang si kertas yang penuh akan garis dan coretan

Tentang warna yang harus kulukis di atas kertas

Juga tentang kata yang perlahan mulai ku baca

Terimakasih pada pahlawan kuucapkan

Untuk semua pahlawan pendidikan di Negeri ini

Pendidikanlah yang membuatku mengenal anganku

Anganku di mana kata pahlawan itu harus kugapai sampai ke langit

Kaulah pelita kehidupanku

Yang senantiasa menerangi diriku untuk menggapainya

Untuk menjalani hidupku menjadi lebih bermakna

Terimakasih sekali lagi kuucapkan atas pengabdianmu

Akan kubuktikan dengan menjadi penerusmu

Negri ini harus dipenuhi oleh orang-orang sepertimu

Supaya tak ada lagi anak bersedih tak bisa membaca

Supaya Negri ini tak lagi menangis akan sepinya penerusnya

Kelak kau akan bangga para pahlawanku

Atas jasa-jasamu menciptakan banyak pahlawan baru untuk Negeri ini

7. Buku

Karya: Susiska Arum

Kau tempatku menabur ilmu...

kau jendela di hidupku....

kau tempatku goreskan jutaan pena...

namun, terkadang orang mengabaikannya...

kau tertumpuk deraian debu...

Buku...

kau tempatku berbagi rasa...

meski engkau hanya diam membisu.

lembaran demi lembaran yang terisi

Tertancap keindahan ilmu menawan...

terselip kata demi kata...

yang mengisi hari-harimu...

Buku...

kau tempatku goreskan pena...

goresan pena kini tertancap di badan

jutaan kata kini terlukis di badanmu..

Kau tempatku lukiskan keindahan...

kau tempatku berbagi kesakitan

Buku...

kau yang mengajariku arti kehidupan...

tiada pantas hidup ini kulewati

tanpa engkau di sisiku...

Kau guru yang hanya bisa diam membisu

namun, kau memberikan jutaan ilmu yang tersimpan di setiap lembaran...

8. Apa Kabar Pendidikan Negeriku

Karya: Dian Hartati

Sampai kini saya tidak tahu

Apakah titel sarjana nan dibangga-banggakan ayahku dulu

Dapat menyambung lambungku, istriku dan anak-anakku

Tujuh Belas tahun sudah segudang uang di lumbung keringat ayah-ibuku

Kuhabiskan di meja pendidikan

Namun saya tetap tidak mampu memberi anak-anakku sesuap makan

Tujuh belas tahun sudah kuhabiskan waktuku di ruang gerah sekolah dan kuliah

Namun tidak memberiku otak brilian dan keterampilan nan sepadan

Aku hanya terampil menyontek garapan temanku

Aku hanya terampil membajak dan menjiplak karya negeri orang

Aku terampil mencuri ide-ide bukannya mencipta

Apa kabar pendidikan negeriku

Adakah kini kau sudah berbenah

Sehingga anak cucuku akan bisa merasai sekolah nan indah

Dan masa depan nan cerah?

9. Pesan dari Guru

Dengan tertatih-tatih

ku kayuh sepeda tua itu

dengan nafas terengah-engah

ku sandarkan di pagar tua

Anakku, aku datang

tak bawa mobil mewah

tak bawa rupiah

Tapi aku punya cinta

cintaku begitu besar

lebih dari sepeda tua itu

‘tahukah kau

aku sangat menyayangimu

Ini daerah terpencil

tapi jangan kau berpikiran kerdil

Bangkitlah

Berjuanglah ..

Kau harus bisa taklukkan

gedung-gedung pencakar langit itu

hancurkan kebodohanmu

Bangkit dari tidurmu

raih mimpi

gapai prestasi

‘Aku hanya orang tua

yang tak berarti apa-apa

‘api aku punya cinta

Cinta untukmu begitu besar

lebih dari sepeda tua itu

10. Jangan Malas Membaca

Sesobek kertas sudah diberikan

seuntai tulisan pula berada di dalamnya

duhat anak yang malang

mengapa engkau diam saja?

Mengapa kertas itu cuma kau simpan?

sungguh tidak sedikit angan-angan terpendam

ilmu maha luas sudah tertuliskan

tapi sayang kau enggan membaca

Dunia demikian luas ilmu pula demikian terbentang

sungguh dunia sudah bicara,

kau mau tahu isiku?

kau mau mengerti apa menyangkut dunia ini?

Malang beribu matang kau enggan membaca

duhai anak yang malang

bangkittah kini

pengetahuan luas sudah menantimu

lawantah jiwa kotormu itu

tuk mencapai impianmu

11. Pahlawan Pendidikan

Jika dunia kami yang dulu kosong

tak pernah kau isi

mungkin hanya ada warna hampa, gelap

tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana

tapi kini dunia kami penuh warna

Dengan goresan garis-garis, juga kata

yang dulu hanya jadi mimpi

kini mulai terlihat bukan lagi mimpi

itu karena kau yang mengajarkan

tentang mana warna yang indah

tentang garis yang harus dilukis

juga tentang kata yang harus dibaca

Terimakasih guruku dari hatiku

untuk semua pejuang pendidikan

dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa

dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah

Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin

hanya ucapan terakhir dari mulutku

di hari pendidikan nasional ini

Gempitakanlah selalu jiwamu wahai pejuang pendidikan Indonesia

12. Aku Rela Dididik

Karya: David Aribowo

Aku rela kau tegur demi kesabaranmu

Aku rela belajar giat karena nasehatmu

Aku rela dididik karena saranmu

Aku tidak rela untuk mencontek karena janjimu

Kau rela mendidikku untuk merubah hidupku

Kau rela membimbingku meskipun aku bandel

Kau rela menyayangiku meskipun aku letih

Kau rela memberi jasa untuk beragam masa depan muridmu

13. Kukenang Pengabdianmu

Karya: Viola Ghea Meininda

Bersyukur kumemilikimu

Tanpamu... Bagaimana jadinya hidupku?

Takkan ada masa depan cemerlang

Takkan jadi gemerlap bagai bintang

Berkat engkau wahai guruku

Dunia menjadi ceria

Penuh makna dan cerita

Layaknya kehadiran pelangi sehabis hujan

Ilmu darimu selalu kunantikan

Hadirnya pendidikan dalam hidup

Memberi warna yang awalnya redup

Memberi semangat anak bangsa

Dalam menggapai harap dan cita

Tak terhitung pengabdianmu, wahai guruku

Pengabdian yang kau beri....

Bagi seluruh anak didikmu

Bagi kehidupan nusa dan bangsa

Dan bagi kemajuan para penerus bangsa negara

Bagaimana mungkin dapat kulupakan....

Jasamu dalam hidupku... wahai guruku

Engkau mengajari kumelihat warna yang indah

14. Guruku

Karya: Irfan Putra Hura

Guru, sebuah nama yang sederhana

Namun dapat melahirkan pemimpin bangsa

Sebuah nama yang mudah diucapkan

Namun susah untuk dilupakan

Pagimu adalah pagiku

Ilmumu adalah ilmuku

Teguranmu mendidikku

Hingga aku tahu apa siapa diriku

Engkau laksana lampu di dalam kegelapan

Yang menerangi dalam kegelapanku

Engkau bagaikan angin

Yang selamanya berbisik tentang kebaikan

Namamu selamanya akan bergelora

Tanpa harus diingatkan ku pasti mengingatnya

Jasa yang kau tanamkan, sudah bertumbuh

Guruku, terimakasih untuk semuanya

15. Untukmu Pahlawan Pendidikan

Karya: Ryo Sandega

Engkau telah mengajarkan sebuah prinsip

Negara hanyalah sebatas geografis

Namun waktu tuk belajar tak akan pernah habis

Untukmu pahlawan pendidikan

Engkau telah memberikan sebuah pesan

Ijazah tak akan mengakhiri sebuah pembelajaran

Untukmu pahlawan pendidikan

Engkau telah melatih sebuah kepekaan

Untuk selalu lapar akan pengetahuan

Rawe-rawe rantas malang-malang putung

Kita bikin indonesia jadi bangsa yang agung

Terimakasih untukmu, pahlawan pendidikan

16. Pahlawan Tanpa Lencana

Karya: Pieter Reiki Santeso

Kau tiba lebih awal dari yang lain

Kau tinggal lebih lama dari yang lain

Kau menunjukkan kami yang benar dan yang salah

Apa yang harus dilakukan dan apa yang jangan

Tak terkira tenaga dan waktu yang kau korbankan

Demi masa depan bangsa yang lebih baik

Kau yang tuntun kita semua

Perlahan menuju ke puncak

Memastikan kita tiba di tujuan kita

Apa yang kita lakukan untuk pantas menerima semua jasamu

Terima kasih yang tidak akan pernah cukup

Oh, guru-guruku

Baca juga artikel terkait HARDIKNAS 2024 atau tulisan lainnya dari Sulthoni

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Sulthoni
Penulis: Sulthoni
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Penyelaras: Ibnu Azis