tirto.id - Pidato Maulid Nabi dibacakan ketika peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bagi yang membutuhkan teks pidato Maulid Nabi singkat, berikut ini disajikan sejumlah contohnya.
Tanggal kelahiran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) adalah 12 Rabiul Awal.
Pada waktu itulah sebagian umat Islam di seluruh dunia memperingati hari Maulid Nabi. Di Indonesia, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dilakukan dengan beragam cara.
Di Solo dan Yogyakarta, misalnya, masyarakat setempat menggelar hajatan Sekaten. Nama kegiatan yang berasal dari kata “Syahadatain” tersebut dulunya menjadi salah satu upaya ulama Walisongo untuk berdakwah.
Kini, acara Sekaten lebih banyak menampilkan pasar malam dan di puncak acara dilakukan Grebeg Maulud berupa pembuatan tumpeng besar berisi hasil bumi untuk masyarakat yang didoakan sebelumnya.
Peringatan yang lebih kerap dilakukan oleh umat muslim pada umumnya yaitu pengajian. Pengajian maulid Nabi banyak dilakukan di masjid, mushola, hingga gedung pertemuan.
Dalam pengajian biasanya akan dibahas mengenai riwayat hidup Nabi Muhammad SAW beserta hikmah yang dapat diteladani umatnya. Dan pada saat itulah, biasanya pidato Maulid Nabi dibacakan.
Contoh Pidato Maulid Nabi
Dalam memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW, ada sebagian orang mungkin diminta untuk menyampaikan pidato Maulid Nabi di acara yang terkait.
Berikut disampaikan contoh teks pidato Maulid Nabi yang dapat digunakan:
Contoh Teks Pidato Maulid Nabi 1
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Hadirin yang saya hormati, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya, pada hari ni kita bisa bersama-sama memperingati hari Maulid Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan cerah, sehat, dan tak kurang sesuatu apa pun.
Semoga salam dan rahmat senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Berkat beliau, umat manusia dibawa dari zaman kegelapan ke zaman terang benderang melalui tegaknya agama islam.
Hadirin yang berbahagia!
Peringatan Maulid Nabi diselenggarakan secara meluas di Tanah Air. Kita hendaknya tidak sekedar menjadikan peringatan ini bersifat lahiriah saja.
Lebih dari itu, mari jadikan kesempatan ini agar benar-benar sebagai perenungan kembali dan meresapi secara mendalam arti dan makna dari lahirnya seorang Nabi dan Rasul terakhir yang membawa petunjuk dari Allah Yang Maha Agung dan sosok pemberi suri tauladan untuk umat manusia.
Hadirin yang berbahagia !
Pada hakikatnya, mempercayai kebenaran wahyu yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad dan mengikuti tuntunan yang telah diberikan olehnya adalah merupakan inti dari Peringatan Maulid Nabi. Allah telah berfirman dalam Surat Al-Ahzab: 21 yang artinya :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”
Di samping itu, Allah menegaskan lagi dengan firman-Nya di Surat Ali Imran ayat 31 yang artinya:
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dengan memperhatikan arti dan makna ayat-ayat tersebut maka jelaslah peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW juga merupakan kesempatan untuk mawas diri sampai di mana kesanggupan kita dalam mengikuti bimbingan dan suri tauladan yang telah diberikan oleh Nabi kita Muhammad.
Hadirin yang berbahagia !
Dalam kesempatan ini, yang hendak saya sampaikan sebagai pembicara dalam pidato Maulid Nabi, ada beberapa hal yang perlu kita renungkan bersama memetik suri tauladan yang telah dicontohkan dalam kehidupan Nabi Muhammad.
Dalam kehidupan berbangsa sebagai bangsa yang kini tengah membangun untuk menciptakan suatu hari depan yang lebih baik, banyak suri tauladan yang kita petik dari perjalanan hidup Rasulullah.
Di antara teladan tersebut adalah tentang gaya hidup sehari-hari. Kebahagiaan dan kenikmatan hidup yang dirasakan oleh Nabi Muhammad SAW, bukan terletak pada kelezatan dan kemegahan hidup lahiriah. Beliau mendapatkan kebahagiaan dan kenikmatan lewat kesederhanaan.
Tuntutan hidup sederhana yang didukung oleh kepribadian yang teguh, budi pekerti yang luhur, tingkah laku yang penuh kasih sayang dan lemah lembut, merupakan mahkota keindahan yang menghiasi kehidupan Nabi Muhammad.
Dengan memperhatikan riwayat hidup Nabi dalam gaya hidup dan pergaulan bersama orang-orang di sekitarnya, maka semuanya mencerminkan tingkah laku kesopanan dan kesederhanaan hidup.
Demikian pesan yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Contoh Teks Pidato Maulid Nabi 2
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kesempatan untuk berkumpul di sini. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua hadirin yang telah bersedia hadir di acara ini.
Mari kita bersama-sama bersyukur dan memuji Allah SWT atas nikmat sehat, iman, dan Islam yang kita nikmati sampai saat ini. Juga, mari kita mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Nabi besar kita, Muhammad SAW, yang telah menyelamatkan umat Islam sejak zaman jahiliyah.
Pada kesempatan ini, yang hendak saya sampaikan sebagai pembicara dalam pidato Maulid Nabi, saya ingin berbicara tentang satu amalan yang tetap relevan dan tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Amalan tersebut adalah ketika Nabi SAW tidak pernah melepaskan jabat tangan sebelum sahabatnya yang lain melakukannya terlebih dahulu.
Mengapa Nabi melakukan hal ini? Para ulama menjelaskan bahwa berjabat tangan adalah salah satu cara untuk meredakan dosa-dosa atau tindakan buruk yang mungkin kita lakukan kepada orang lain.
Oleh karena itu, mari kita semua menjaga tali silaturahmi dan menghormati satu sama lain dengan cara berjabat tangan dengan tulus di perayaan Maulid Nabi tahun ini. Dengan ini, kita bisa memperkuat ikatan persaudaraan dan membuang jauh perasaan tidak baik.
Terima kasih atas perhatian dan kehadiran Anda semua. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi kita semua.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Contoh Teks Pidato Maulid Nabi 3
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,
Kepada hadirin yang terhormat, yang kami muliakan atas kehendak Allah SWT, mari kita bersama-sama mengucapkan rasa syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa.
Alhamdulillah, pada kesempatan ini, kita masih diberi nikmat sehat tanpa adanya hambatan apa pun. Ini adalah berkah besar yang memungkinkan kita berkumpul dalam peringatan Maulid Nabi.
Mari kita bersama-sama mengirimkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, penyelamat kita dari zaman kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Baginda adalah Nabi Agung yang kita nantikan pertolongannya di hari akhir kelak.
Pada kesempatan pidato Maulid Nabi kali ini, saya ingin berbicara sedikit tentang sifat terpuji dari Nabi Muhammad SAW.
Penting bagi kita, umat Muslim, untuk mengenal dan memahami sifat-sifat yang dimiliki oleh Rasulullah. Al-Qur'an telah mengingatkan kita untuk mengambil beliau sebagai contoh yang baik dalam kehidupan kita.
Salah satu sifat utama beliau adalah kejujuran, atau Shiddiq. Mengapa kejujuran begitu penting? Karena seseorang yang jujur akan mudah diterima dan dihormati oleh masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Namun, yang lebih penting adalah kejujuran terhadap diri sendiri.
Seseorang yang terbiasa berperilaku jujur akan menunjukkan perilaku yang baik dalam berbagai aspek kehidupan. Sebaliknya, seseorang yang kurang jujur akan cenderung memiliki akhlak yang kurang baik.
Sebagai umat Islam, kita seharusnya menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman dalam berperilaku. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kecintaan kita kepada beliau.
Kita tidak boleh terlalu tergoda oleh gemerlap dunia ini dan mencari pujian semata. Sebaliknya, mari kita sambut peringatan ini dengan rasa syukur yang mendalam, berharap agar Allah senantiasa memberikan kemudahan, rezeki, dan meningkatkan iman serta taqwa kita.
Terima kasih atas perhatian Anda semua.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Ibnu Azis