tirto.id - Tanggal kelahiran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam di tahun ini, 12 Rabiul Awal, akan bertepatan dengan 8 Oktober 2022.
Di waktu itulah sebagian umat Islam di seluruh dunia memperingati hari Maulid Nabi. Di Indonesia, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dilakukan dengan beragam cara.
Di Solo dan Yogyakarta, misalnya, masyarakat setempat menggelar hajatan Sekaten. Nama kegiatan yang berasal dari kata "Syahadatain" tersebut dulunya menjadi salah satu upaya ulama Walisongo untuk berdakwah.
Kini, acara Sekaten lebih banyak menampilkan pasar malam dan di puncak acara dilakukan Grebeg Maulud berupa pembuatan tumpeng besar berisi hasil bumi untuk masyarakat yang didoakan sebelumnya.
Peringatan yang lebih kerap dilakukan oleh umat muslim pada umumnya yaitu pengajian. Pengajian maulid Nabi banyak dilakukan di masjid, mushola, hingga gedung pertemuan.
Dalam pengajian biasanya akan dibahas mengenai riwayat hidup Nabi Muhammad beserta hikmah yang dapat diteladani umatnya.
Penyelenggaraan peringatan Maulid Nabi Muhammad merupakan upaya penghormatan yang dilakukan umat Islam kepada Nabinya.
Adanya peringatan ini diharapkan menggugah kembali semangat dalam menjalankan ajaran Islam sehingga tidak terlena dengan pesona dunia yang melalaikan.
Selain itu, kecintaan kepada Nabi Muhammad turut dipertebal dengan selalu mengingatkan. Menempatkan Allah dan RasulNya di atas kecintaan terhadap makhluk, serta senantiasa tunduk pada perintah dan menjauhi larangan Allah, merupakan keutamaan bagi seorang muslim.
Nabi Muhammad dilahirkan pada 12 Rabiul Awal di Tahun Gajah (570 M). Di tahun yang sama, di Mekkah juga sedang terjadi penyerangan atas Ka'bah yang dilakukan Raja Abrahah dari Yaman. Tapi, mereka dikalahkan Allah melalui serangan burung ababil dan kejadian tersebut diabadikan lewat surah Al Fiil.
Dalam memperingati hari Maulid Nabi Muhammad, ada sebagian orang mungkin diminta untuk menyampaikan pidato di acara yang terkait.
Berikut ini disampaikan contoh pidato singkat mengenai hari Maulid Nabi yang dapat digunakan:
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh.
Hadirin yang saya hormati, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya, pada hari ni kita bisa bersama-sama memperingati hari Maulid Nabi Muhammad shallalahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan cerah, sehat, dan tak kurang sesuatu apa pun.
Semoga salam dan rahmat senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad shallalahu 'alaihi wa sallam. Berkat beliau, umat manusia dibawa dari zaman kegelapan ke zaman terang benderang melalui tegaknya agama islam.
Hadirin yang berbahagia!
Peringatan Maulid Nabi diselenggarakan secara meluas di Tanah Air. Kita hendaknya tidak sekedar menjadikan peringatan ini bersifat lahiriah saja.
Lebih dari itu, mari jadikan kesempatan ini agar benar-benar sebagai perenungan kembali dan meresapi secara mendalam arti dan makna dari lahirnya seorang Nabi dan Rasul terakhir yang membawa petunjuk dari Allah Yang Maha Agung dan sosok pemberi suri tauladan untuk umat manusia.
Hadirin yang berbahagia !
Pada hakikatnya, mempercayai kebenaran wahyu yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad dan mengikuti tuntunan yang telah diberikan olehnya adalah merupakan inti dari Peringatan Maulud Nabi. Allah telah berfirman dalam Surat Al-Ahzab: 21 yang artinya :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”
Di samping itu, Allah menegaskan lagi dengan firman-Nya di Surat Ali Imran ayat 31 yang artinya:
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dengan memperhatikan arti dan makna ayat-ayat tersebut maka jelaslah peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW juga merupakan kesempatan untuk mawas diri sampai di mana kesanggupan kita dalam mengikuti bimbingan dan suri tauladan yang telah diberikan oleh Nabi kita Muhammad.
Hadirin yang berbahagia !
Dalam kesempatan ini ada beberapa hal yang perlu kita renungkan bersama memetik suri tauladan yang telah dicontohkan dalam kehidupan Nabi Muhammad.
Dalam kehidupan berbangsa sebagai bangsa yang kini tengah membangun untuk menciptakan suatu hari depan yang lebih baik, banyak suri tauladan yang kita petik dari perjalanan hidup Rasulullah.
Di antara teladan tersebut adalah tentang gaya hidup sehari-hari. Kebahagiaan dan kenikmatan hidup yang dirasakan oleh Nabi Muhammad SAW, bukan terletak pada kelezatan dan kemegahan hidup lahiriah. Beliau mendapatkan kebahagiaan dan kenikmatan lewat kesederhanaan.
Tuntutan hidup sederhana yang didukung oleh kepribadian yang teguh, budi pekerti yang luhur, tingkah laku yang penuh kasih sayang dan lemah lembut, merupakan mahkota keindahan yang menghiasi kehidupan Nabi Muhammad.
Dengan memperhatikan riwayat hidup Nabi dalam gaya hidup dan pergaulan bersama orang-orang di sekitarnya, maka semuanya mencerminkan tingkah laku kesopanan dan kesederhanaan hidup.
Demikian pesan yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh
Di waktu itulah sebagian umat Islam di seluruh dunia memperingati hari Maulid Nabi. Di Indonesia, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dilakukan dengan beragam cara.
Di Solo dan Yogyakarta, misalnya, masyarakat setempat menggelar hajatan Sekaten. Nama kegiatan yang berasal dari kata "Syahadatain" tersebut dulunya menjadi salah satu upaya ulama Walisongo untuk berdakwah.
Kini, acara Sekaten lebih banyak menampilkan pasar malam dan di puncak acara dilakukan Grebeg Maulud berupa pembuatan tumpeng besar berisi hasil bumi untuk masyarakat yang didoakan sebelumnya.
Peringatan yang lebih kerap dilakukan oleh umat muslim pada umumnya yaitu pengajian. Pengajian maulid Nabi banyak dilakukan di masjid, mushola, hingga gedung pertemuan.
Dalam pengajian biasanya akan dibahas mengenai riwayat hidup Nabi Muhammad beserta hikmah yang dapat diteladani umatnya.
Makna Maulid Nabi Muhammad
Penyelenggaraan peringatan Maulid Nabi Muhammad merupakan upaya penghormatan yang dilakukan umat Islam kepada Nabinya.
Adanya peringatan ini diharapkan menggugah kembali semangat dalam menjalankan ajaran Islam sehingga tidak terlena dengan pesona dunia yang melalaikan.
Selain itu, kecintaan kepada Nabi Muhammad turut dipertebal dengan selalu mengingatkan. Menempatkan Allah dan RasulNya di atas kecintaan terhadap makhluk, serta senantiasa tunduk pada perintah dan menjauhi larangan Allah, merupakan keutamaan bagi seorang muslim.
Nabi Muhammad dilahirkan pada 12 Rabiul Awal di Tahun Gajah (570 M). Di tahun yang sama, di Mekkah juga sedang terjadi penyerangan atas Ka'bah yang dilakukan Raja Abrahah dari Yaman. Tapi, mereka dikalahkan Allah melalui serangan burung ababil dan kejadian tersebut diabadikan lewat surah Al Fiil.
Contoh Pidato Memperingati Maulid Nabi Muhammad
Dalam memperingati hari Maulid Nabi Muhammad, ada sebagian orang mungkin diminta untuk menyampaikan pidato di acara yang terkait.
Berikut ini disampaikan contoh pidato singkat mengenai hari Maulid Nabi yang dapat digunakan:
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh.
Hadirin yang saya hormati, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya, pada hari ni kita bisa bersama-sama memperingati hari Maulid Nabi Muhammad shallalahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan cerah, sehat, dan tak kurang sesuatu apa pun.
Semoga salam dan rahmat senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad shallalahu 'alaihi wa sallam. Berkat beliau, umat manusia dibawa dari zaman kegelapan ke zaman terang benderang melalui tegaknya agama islam.
Hadirin yang berbahagia!
Peringatan Maulid Nabi diselenggarakan secara meluas di Tanah Air. Kita hendaknya tidak sekedar menjadikan peringatan ini bersifat lahiriah saja.
Lebih dari itu, mari jadikan kesempatan ini agar benar-benar sebagai perenungan kembali dan meresapi secara mendalam arti dan makna dari lahirnya seorang Nabi dan Rasul terakhir yang membawa petunjuk dari Allah Yang Maha Agung dan sosok pemberi suri tauladan untuk umat manusia.
Hadirin yang berbahagia !
Pada hakikatnya, mempercayai kebenaran wahyu yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad dan mengikuti tuntunan yang telah diberikan olehnya adalah merupakan inti dari Peringatan Maulud Nabi. Allah telah berfirman dalam Surat Al-Ahzab: 21 yang artinya :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”
Di samping itu, Allah menegaskan lagi dengan firman-Nya di Surat Ali Imran ayat 31 yang artinya:
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dengan memperhatikan arti dan makna ayat-ayat tersebut maka jelaslah peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW juga merupakan kesempatan untuk mawas diri sampai di mana kesanggupan kita dalam mengikuti bimbingan dan suri tauladan yang telah diberikan oleh Nabi kita Muhammad.
Hadirin yang berbahagia !
Dalam kesempatan ini ada beberapa hal yang perlu kita renungkan bersama memetik suri tauladan yang telah dicontohkan dalam kehidupan Nabi Muhammad.
Dalam kehidupan berbangsa sebagai bangsa yang kini tengah membangun untuk menciptakan suatu hari depan yang lebih baik, banyak suri tauladan yang kita petik dari perjalanan hidup Rasulullah.
Di antara teladan tersebut adalah tentang gaya hidup sehari-hari. Kebahagiaan dan kenikmatan hidup yang dirasakan oleh Nabi Muhammad SAW, bukan terletak pada kelezatan dan kemegahan hidup lahiriah. Beliau mendapatkan kebahagiaan dan kenikmatan lewat kesederhanaan.
Tuntutan hidup sederhana yang didukung oleh kepribadian yang teguh, budi pekerti yang luhur, tingkah laku yang penuh kasih sayang dan lemah lembut, merupakan mahkota keindahan yang menghiasi kehidupan Nabi Muhammad.
Dengan memperhatikan riwayat hidup Nabi dalam gaya hidup dan pergaulan bersama orang-orang di sekitarnya, maka semuanya mencerminkan tingkah laku kesopanan dan kesederhanaan hidup.
Demikian pesan yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh
(tirto.id - Sosial Budaya)
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno