tirto.id - Benda-benda dalam kehidupan sehari-hari seringkali mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada yang bersifat langsung dapat diamati, namun ada juga yang memerlukan waktu lama untuk pengamatannya. Perubahan benda-benda tersebut dikenal dengan perubahan materi.
Mengutip buku IPA Kelas VII (Kemdikbud 2017), benda secara garis besar dapat dibagi menjadi dua sifat, yaitu sifat fisika dan sifat kimia.
Sifat fisika adalah sifat yang berhubungan dengan keadaan fisik suatu zat. Sifat fisika meliputi unsur bentuk, warna, bau, tingkat kekerasan benda, titik didih, titik beku, titik leleh, daya hantar, ukuran partikel, dan massa jenis.
Sedangkan, sifat kimia sebuah benda berkaitan dengan mudah atau sukarnya zat dalam bereaksi secara kimia. Sifat kimia meliputi warna yang berubah, perubahan suhu, kemunculan gas, sifat beracun, dan adanya karat.
Benda-benda tersebut dapat mengalami perubahan. Perubahan fisika dan perubahan kimia memiliki perbedaan hasil pada benda yang dihasilkan.
Perbedaan Perubahan Sifat Benda Fisika dan Kimia
Mengutip modul PJJ IPA Kelas VII (Kemdikbud 2020), berikut ini perbedaan sifat benda fisika dan kimia, serta contohnya dalam kehidupan sehari-hari:
1. Perubahan Fisika
Perubahan fisika merupakan perubahan zat yang tanpa disertai terbentuknya zat baru. Bisa jadi, materi yang berubah tersebut memiliki perubahan bentuk dan wujud. Namun, peristiwa ini tidak lantas menghilangkan sifat fisikanya.
Sifat pada perubahan fisiknya adalah sementara. Sebab, materi yang berubah dapat dikembalikan lagi ke wujud asalnya. Contoh paling mudah dalam memahami hal ini yaitu mencairnya es batu menjadi air.
Pada kasus es batu yang mencair, air yang merupakan hasil lelehan dapat dikembalikan ke bentuk semula dengan membekukannya.
Air juga bisa berubah wujud dengan memanaskannya yang akan menjadi uap air. Sifat fisika pada materi air tersebut tidak ada yang berubah.
Contoh-contoh lain perubahan fisika tampak pada kejadian berikut:
- Air menjadi es batu (membeku).
- Uap air menjadi air (mengembun).
- Air menjadi uap air (menguap).
- Lilin yang meleleh.
- Perubahan kayu menjadi meja.
- Perubahan kain menjadi pakaian.
- Larutnya gula ke dalam air.
- Garam dilarutkan ke dalam air.
- Bola lampu menjadi panas karena menyerap energi listrik.
- Beras diubah menjadi tepung beras.
2. Perubahan kimia
Perubahan kimia yaitu perubahan yang akan menghasilkan materi baru dengan sifat berbeda dari materi awalnya. Perubahan ini dikenal pula sebagai reaksi kimia.
Apabila materi awal telah mengalami reaksi kimia, maka tidak bisa dikembalikan seperti keadaan semula.
Contoh yang mudah diamati dari perubahan kimia yaitu besi berkarat. Besi dengan karat besi, keduanya memiliki sifat berlainan. Jika besi telah mengalami karatan maka tidak lagi dapat dikembalikan sifatnya seperti semula.
Karatan disebabkan reaksi oksigen yang menembus ke celah-celah besi sehingga membentuk karat di dalamnya setelah jangka panjang.
Penyebab terjadinya reaksi kimia lainnya yaitu:
- Pembakaran. Benda yang mudah terbakar akan berubah menjadi wujud lain. Contohnya adalah kayu yang dibakar.
- Proses fotosintesis. Kejadian fotosintesis membuat gas karbondioksida dan air berubah menjadi karbohidrat dan gas oksigen. Proses ini terjadi pada tumbuhan hijau di siang hari.
- Proses bernapas. Saat bernapas, oksigen yang masuk paru-paru akan mengalami perubahan dan mengeluarkan gas karbondioksida.
- Pembusukan. Pembusukan akan membuat suatu materi menjadi materi baru. Contohnya roti menjadi berjamur, susu menjadi asam rasanya, dan lainnya.
- Fermentasi. Proses fermentasi paling kentara pada pembuatan tape singkong. Singkong yang mengalami peragian akan memiliki wujud baru dan memiliki sedikit kandungan alkohol.
- Pemasakan. Proses pemasakan akan menimbulkan wujud dan sifat baru pada materi yang dimasak.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Maria Ulfa