Menuju konten utama

Contoh Makna Gramatikal dan Leksikal dalam Bahasa Indonesia

Makna leksikal dan gramatikal penting dipahami oleh pengguna bahasa Indonesia. Simak contoh kalimat gramatikal dan leksikal berikut ini.

Contoh Makna Gramatikal dan Leksikal dalam Bahasa Indonesia
Ilustrasi penerapan makna leksikal dan gramatika dalam percakapan bahasa Indonesia. foto/Istockphoto

tirto.id - Makna merupakan aspek penting dalam bahasa dan komunikasi. Hal ini berkaitan dengan keberhasilan proses penyampaian maksud dari suatu pembicaraan.

Secara umum, makna bisa dibedakan menjadi beberapa jenis. Di antaranya yakni pasangan makna leksikal dan gramatikal, makna literal dan figuratif, serta makna primer dan makna sekunder. Beberapa pasangan makna tersebut memiliki pengertian yang kontras, termasuk makna leksikal dan gramatikal.

Pengertian makna gramatikal dijelaskan oleh Abdul Chaer dalam buku Pengantar Semantic Bahasa Indonesia (2013). Makna gramatikal adalah makna yang terbentuk setelah mengalami proses gramatikalisasi, seperti pemberian imbuhan (afiks), reduplikasi (pengulangan), dan/atau pemajemukan kata. Dengan kata lain, makna gramatikal dapat berubah-ubah sesuai dengan proses gramatikal yang terjadi dari kata.

Sementara itu, makna leksikal adalah makna sesungguhnya sesungguhnya dari suatu kata. Makna leksikal bisa dipahami ketika suatu kata berdiri sendiri. Contoh makna leksikal adalah ketika kita mengartikan kata buku, meja, kursi. Ketiganya bisa berdiri sendiri dan maknanya dapat langsung dipahami atau dicari di kamus.

Untuk lebih jelasnya, contoh makna gramatikal dan leksikal bisa Anda baca lebih lanjut di bawah ini!

Contoh Makna Gramatikal dalam Bahasa Indonesia

Contoh makna gramatikal bisa ditemukan dalam kata berimbuhan. Misalnya, makna gramatikal menelepon, yang berasal dari kata dasar telepon.

Kata telepon bisa bisa dimaknai secara leksikal sebagai 'pesawat telepon'. Namun, setelah mengalami gramatikalisasi berupa pemberian imbuhan me- artinya berubah. Makna gramatikal dari menelepon menjadi 'bercakap-cakap melalui pesawat telepon'.

Contoh makna gramatikal lainnya terdapat pada kata yang mengalami pengulangan atau pemajemukan. Misalnya, kata roti, yang memiliki makna leksikal 'makanan yang terbuat dari tepung'.

Akan tetapi, saat ditambahkan bentuk jamak berupa pengulangan, roti-roti, makna gramatikalnya berupa menjadi 'banyak/beragam roti'.

Makna gramatikal dapat berubah-ubah sesuai proses gramatikal yang terjadi saat kata-kata atau frasa digabungkan dalam konteks tertentu. Berikut ini beberapa contoh kalimat makna gramatikal dalam bahasa Indonesia.

1. Adik kejatuhan mangga

Kata jatuh dalam kalimat “mangga jatuh dari pohon” memiliki makna leksikal yang mengacu pada peristiwa turun atau meluncurnya buah mangga ke bawah atau ke tanah.

Namun, saat kata jatuh digabungkan dengan prefiks ke- dan sufiks -an yang membentuk kata kejatuhan, makna gramatikalnya menjadi 'ketidaksengajaan atau tertimpa sesuatu yang jatuh'.

2. Para pejabat punya kedudukan

Contoh makna gramatikal dalam kalimat ini berbeda dari contoh nomor sebelumnya. Kata duduk awalnya memiliki makna leksikal 'meletakkan tubuh atau letak tubuhnya dengan bertumpu pada pantat.

Namun, imbuhan ke- dan -an dalam kata tersebut membuatnya bermakna lain. Setelah mengalami gramatikalisasi, kedudukan memiliki makna gramatikal 'tempat atau jabatan'.

3. Baju ini kemerahan

Dalam contoh kalimat makna gramatikal di atas, kata merah pada dasarnya memiliki makna leksikal 'warna dasar yang serupa dengan warna darah'.

Namun, setelah mengalami morfologi berupa penambahan ke- dan -an, kata tersebut jadi punya makna gramatikal, yakni 'terlalu merah'.

4. Mereka tahu kelemahan kita

Kalimat di atas kurang lebih mencakup pembahasan yang mirip dengan contoh makna gramatikal sebelumnya. Kata lemah telah mengalami penambahan imbuhan ke- dan -an.

Awalnya, lemah memiliki makna leksikal 'tidak bertenaga' atau 'lembut'. Akan tetapi, setelah mendapat imbuhan ke- dan -an terjadi perubahan makna gramatikal menjadi 'keadaan (sifat dan sebagainya) lemah'.

5. Jalan di Pantura diperbaiki hanya setengah-setengah

Kata setengah dalam contoh kalimat makna gramatikal di atas memiliki arti 'separuh' atau 'sebagian'.

Namun, pada kalimat tersebut, kata setengah mengalami reduplikasi atau pengulangan sehingga berubah menjadi setengah-setengah. Setelah mengalami proses morfologi, kata tersebut menjadi punya makna gramatikal, yakni 'kepalang tanggung' atau 'tidak sampai selesai'.

Contoh Makna Leksikal dalam Bahasa Indonesia

Makna leksikal adalah makna asli atau sebenarnya dari unsur-unsur bahasa seperti kata-kata atau leksem yang digunakan sebagai lambang untuk menggambarkan benda, peristiwa, objek atau konsep tertentu.

Makna ini bisa ditemukan dalam kamus atau leksikon. Proses memahaminya juga bisa dilakukan secara langsung, tidak bergantung pada konteks penggunaannya.

Contoh makna leksikal bisa ditemukan dengan mudah dalam kamus. Kita juga bisa mengambil dari contoh kalimat makna gramatikal di atas. Misalnya, dari kata kelemahan.

Kata kelemahan merupakan hasil morfologi pemberian imbuhan. Asal katanya adalah lemah. Kalaupun tidak diberikan imbuhan, kata tersebut bisa berdiri sendiri dan memiliki arti, yakni 'tidak kuat' atau 'lembut'.

Berikut ini penjelasan 5 contoh makna leksikal:

1. Tikus

Makna leksikal dari kata tikus berdasarkan KBBI adalah 'binatang pengerat, termasuk suku Muridae, merupakan hama yang mendatangkan kerugian, baik di rumah maupun di sawah, berbulu, berekor panjang, pada rahangnya terdapat sepasang gigi seri berbentuk pahat, umumnya berwarna hitam atau kelabu, tetapi ada juga yang berwarna putih'. Makna tersebut merujuk pada gambaran umum tentang hewan tikus.

Contoh penggunaan kata tikus yang memiliki makna leksikal bisa disimak sebagai berikut:

  • Tikus itu mati diterkam kucing.
  • Gagal panen tahun ini disebabkan hama tikus.
Dua kalimat contoh di atas mengandung makna leksikal tikus yakni sebagai binatang pengerat.

Lain halnya jika kita menggunakan menempatkan kata tikus dalam kalimat "Yang menjadi tikus kantor ternyata orang dalam". Kata tikus dalam kalimat tersebut tidak bisa dimaknai secara leksikal. Tikus dalam konteks tersebut memiliki makna figuratif (kias) setelah dipasangkan dengan kata kantor, yakni 'pegawai korup'

2. Kursi

Kursi memiliki makna leksikal 'tempat duduk yang berkaki dan bersandaran'. Makna tersebut adalah gambaran umum tentang kursi sebagai sebuah objek.

Contoh kalimat leksikal bisa dengan menggunakan kata kursi sebagai berikut:

  • Adik merapikan kursi tamu (Makna leksikal kursi merujuk pada tempat duduk).
  • Semua kursi tertata rapi (Makna leksikal kursi juga merujuk pada tempat duduk).

3. Meja

Makna leksikal meja adalah perkakas atau perabot rumah yang mempunyai bidang datar di atas kaki penyangga.

Contoh makna leksikal dari kata meja bisa disimak melalui kalimat berikut ini:

  • Kacamata ayah diletakkan di atas meja.
  • Buah apel itu menggelinding ke bawah meja.
  • Kucing tetangga sedang berlarian di bawah meja di rumahku.

4. Rumah

Contoh makna leksikal bisa disimak dalam kata rumah. Meskipun berdiri sendiri, kata tersebut memiliki makna, yakni 'tempat tinggal hunian'.

Contoh kalimat yang di dalamnya disematkan makna leksikal kata rumah bisa disimak di bawah ini:

  • Bu Anisa merenovasi rumahnya untuk kedua kalinya dalam tahun ini.
  • Di RT 11 terdapat 24 rumah yang ditinggali oleh 33 kartu keluarga.
  • Rumah Mahesa terletak di seberang kali.

5. Lampu

Kata lampu termasuk contoh makna leksikal karena ia bisa diartikan meskipun berdiri sendiri. Artinya adalah alat untuk menerangi (bercahaya) atau pelita. Berikut ini contoh kalimat leksikal yang menggunakan kata lampu:

  • Setelah jam sembilan malam, seluruh lampu di rumahnya sudah harus dimatikan.
  • Saya menyalakan lampu di ruang tamu karena sudah gelap.
  • Toko itu memiliki berbagai jenis lampu, mulai dari lampu hias hingga lampu hemat energi.

Baca juga artikel terkait BAHASA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin