Menuju konten utama

Contoh Karangan Singkat tentang Hari Pahlawan 10 November

Artikel ini menyajikan beberapa contoh cerita singkat mengenai peringatan bersejarah Hari Pahlawan dan kenapa diperingati setiap tanggal 10 November.

Contoh Karangan Singkat tentang Hari Pahlawan 10 November
Ilustrasi HL Indepth Pahlawan HL 1

tirto.id - Sekolah-sekolah di Indonesia dapat memberikan tugas kepada siswanya untuk membuat karangan singkat tentang Hari Pahlawan. Artikel ini menyajikan beberapa contoh cerita singkat mengenai peringatan bersejarah tersebut.

Hari Pahlawan kini sudah mencapai peringatannya yang ke-78, jatuh pada 10 November 2023. Perayaan hari yang lekat dengan sejarah ini ditetapkan pertama kali melalui Keppres Nomor 316 tahun 1959 oleh Presiden Sukarno.

Penyelenggaraannya setiap tahun sejak saat itu bertujuan untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur memperjuangkan kedaulatan negara. Lebih tepatnya, mereka yang ikut berjuang menghadapi kolonialisme di Surabaya 10 November 1945 silam.

Konflik berdarah ini dimulai dari kedatangan Sekutu di Surabaya pada 25 Oktober 1945. Gesekan antara pihak mereka dan rakyat Indonesia pun terjadi.

Bagaimana kelanjutan sejarah tersebut? Simak cerita singkat Hari Pahlawan di artikel ini.

Contoh Karangan Singkat Hari Pahlawan 10 November 2023

Berikut ini dua contoh karangan singkat mengenai Hari Pahlawan 10 November 2023 yang bisa dijadikan acuan tugas sekolah.

Karangan Singkat Hari Pahlawan 10 November 2023

KOREOGRAFI HARI PAHLAWAN

Suporter Persebaya Surabaya membentangkan koreografi bertemakan Hari Pahlawan ketika mendukung Persebaya Surabaya melawan PSM Makassar dalam lanjutan Liga 1 Indonesia di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (10/11/2018). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Hari Pahlawan diperingati oleh masyarakat Indonesia setiap tahunnya pada 10 November. Tujuan utama peringatan tersebut adalah mengenang jasa pahlawan yang gugur sekaligus tragedi kelam 10 November 1945 di Surabaya.

Pada 25 Oktober 1945, Sekutu yang membawa Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees (RAPWI) datang ke Surabaya. Selain itu, ada juga Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) dan Netherlands Indies Civil Administration (NICA).

Beberapa pejuang kedaulatan Indonesia di kota tersebut pun terlibat perselisihan dengan tamu yang tak diundang. Perseteruan ini memunculkan perjanjian gencatan senjata pada 29 Oktober 1945.

Baru selisih sehari, pada 30 Oktober terjadi lagi bentrokan antara kedua pihak. Bahkan, kejadian tersebut menyebabkan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby, pemimpin tentara Inggris untuk wilayah Jawa Timur.

Kematian itu membuat pasukan Inggris murka. Posisi Mallaby pun digantikan oleh Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh. Pria pengganti ini mengultimatum masyarakat Indonesia untuk menyerahkan senjata.

Bukan hanya itu, Robert Mansergh juga mengancam akan menyerang Surabaya di berbagai tempat. Tanpa rasa takut, Indonesia tidak menanggapi berbagai ketentuan yang dikatakan lawannya ini. Berbagai tempat di Kota Surabaya pun jadi ladang pertempuran mulai 10 November 1945.

Sebagaimana dikutip dari Pemkot Semarang, “Medan Perang Surabaya Kemudian mendapat julukan ‘neraka’ lantaran kerugian yang disebabkan tidak sedikit”.

Perjuangan masyarakat Indonesia ini pun tak luput dari kemunculan korban jiwa rakyat Surabaya sebanyak 20.000 orang. Berkat perjuangan mereka semua, Surabaya kini dikenal sebagai Kota Pahlawan. Bahkan, tanggal dimulainya perang diabadikan sebagai Hari Pahlawan.

Pada 10 November 2023, kita dapat ikut serta memperingati Hari Pahlawan yang ke-78. Sebagai penerus mereka, ada baiknya kita mengingat apa yang sudah diperjuangkan oleh para pahlawan.

Semangat pantang menyerah mempertahankan kedaulatan negara pasca kemerdekaan ini wajibnya kita contoh. Dengan memanfaatkan sikap tersebut, kita dapat menjalankan kehidupan yang lebih maju meskipun kondisinya terbilang rumit.

Cerita Singkat Hari Pahlawan 10 November 2023

Ilustrasi HL Indepth Revolusi Hari Pahlawan

Ilustrasi HL Indepth Revolusi Hari Pahlawan. tirto.id/Lugas

Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Beberapa bulan setelahnya, pertempuran Pasca Kemerdekaan yang terbilang besar terjadi di Surabaya. Peristiwa ini berlangsung di Surabaya pada 10 November 1945.

Konflik ini diawali oleh kedatangan sekutu, Inggris dan Belanda, pada 25 Oktober 1945. Mereka kala itu ditugaskan untuk memulangkan orang Jepang serta melucuti persenjataannya. Kemudian, juga mengambil kembali Indonesia untuk diserahkan kepada Belanda.

Amarah pun merebak di hati masyarakat Surabaya, mulai 27 Oktober 1945 terjadi perseteruan antara kedua pihak. Berkat kejadian tersebut, perjanjian gencatan senjata dibuat pada 29 Oktober 1945.

Berlanjut ke peristiwa 30 Oktober 1945, Brigadir Jenderal Mallaby yang merupakan seorang pemimpin pasukan Inggris di Jawa Timur tewas. Penggantinya, Robert Mansergh, mengeluarkan ultimatum yang berisi ancaman.

Secara garis besar ultimatum ini menyuruh Indonesia untuk menyerahkan senjata dan melapor ke pihak mereka. Seandainya permintaan ini tidak dituruti, maka Surabaya akan dihajar habis-habisan lewat udara, darat, maupun laut.

Masyarakat Surabaya tidak gentar dengan ancaman itu, bahkan melakukan perlawanan mulai 10 November 1945. Pertempuran di Kota Pahlawan ini terjadi sekitar tiga minggu dan menyebabkan hilangnya ribuan nyawa pejuang indonesia.

Berkaca dari perjuangan tersebut, Indonesia hingga saat ini memperingati 10 November sebagai Hari Pahlawan. Perayaan hari nasional ini dilakukan agar generasi sekarang-mendatang tidak melupakan bagaimana leluhurnya pernah berjuang.

Kita dapat merayakan Hari Pahlawan dengan sejumlah cara. Misalnya melakukan ziarah kubur ke beberapa TMP (Taman Makam Pahlawan). Selain itu, tabur bunga juga boleh dilakukan sebagai simbol terkenangnya mereka.

Sebagai generasi masa kini, ada baiknya kita mencontoh para leluhur ketika memperjuangkan haknya. Kepercayaan diri mereka meski berada di situasi sulit merupakan nilai penting yang dapat kita terapkan.

Dengan begitu, Hari Pahlawan bukan hanya menjadi momen untuk mengingat mereka. Namun, juga menjadi wadah masyarakat Indonesia masa kini untuk memperjuangkan kemajuan bangsa di era modernnya.

Baca juga artikel terkait HARI PAHLAWAN 2023 atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani