Menuju konten utama

Contoh Ceramah Maulid Nabi Muhammad dan Dalilnya dalam Al-Quran

Contoh ceramah tentang Maulid Nabi Muhammad SAW beserta dalil-dalilnya yang termaktub dalam Al-Quran.

Contoh Ceramah Maulid Nabi Muhammad dan Dalilnya dalam Al-Quran
Sejumlah santri dan santriwati membaca Al Quran bersama saat mengaji malam 'selikuran' di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Al Mubarokah, Sempu, Andong, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (2/5/2021). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.

tirto.id - Dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW umumnya terdapat sesi ceramah sebagai inti acara. Ceramah tersebut biasanya berkisah tentang kelahiran Rasulullah dan hikmah yang bisa dipetik oleh umat Islam, beserta dalil-dalilnya yang termaktub dalam Al-Quran.

Maulid Nabi Muhammad atau Maulud merupakan peringatan hari lahir Nabi Muhammad pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Islam atau Hijriah. Istilah ini mengacu kepada kata "milad" atau "maulud" yang dalam bahasa Arab berarti "lahir".

Bagi umat Islam, perayaan Maulid Nabi dilakukan sebagai bentuk kegembiraan dan penghormatan kepada Rasulullah. Maulid Nabi biasanya dirayakan di negara-negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, termasuk Indonesia.

Contoh Teks Ceramah Maulid Nabi Muhammad Beserta Dalilnya

Berikut ini contoh teks ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW beserta dalilnya dalam Al-Quran:

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil alamin. Washolatu wassalamu ala asyrafil anbiya’ wal mursalin, wa’ala alihi washohbihi ajma’in. Amma ba’du

Bapak dan ibu jamaah yang dirahmati Allah.

Mengawali acara malam hari ini, mari kita terlebih dahulu memanjatkan puji syukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Dengan kuasaNya, kita masih dipertemukan dalam keadaan sehat untuk menuntut ilmu di majelis ini.

Salam dan salawat kita sampaikan untuk Nabi kita, Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Dari beliau kita belajar akhlak mulia dan seluruh syariat dalam Islam. Keselamatan juga semoga tercurah untuk keluarga dan sahabat beliau, dan semua muslimin yang teguh berada di jalan Allah.

Bapak dan ibu yang dirahmati Allah.

Nabi Muhammad merupakan utusan Allah yang terakhir. Dari beliau pula, Allah menetapkan ajaran Islam telah turun secara sempurna. Beliau mewasiatkan kepada kita semua untuk berpegang pada Al Quran dan Sunnah agar selamat mengarungi kehidupan di dunia dan akhirat.

Oleh sebab itu, kita sangat bahagia dengan mengingat kembali saat Allah menurunkan beliau di muka Bumi ini melalui rahim ibunda Siti Aminah. Nabi Muhammad dilahirkan pada hari Senin, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah atau 571 Masehi.

Kelahiran beliau ternyata sudah disebutkan oleh nabi terdahulu. Nabi Isa bahkan mengatakan pada kaum Bani Israil mengenai kedatangan Rasul masa depan bernama Muhammad. Seperti difirmankan Allah dalam surah Ash Shaf:

وَاِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرٰىةِ وَمُبَشِّرًاۢ بِرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِى اسْمُهٗٓ اَحْمَدُۗ

"Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)”. (Ash Shaf: 6)

Ahli tafsir Al Quran, Ibnu Katsir, menjelaskan bahwa saat itu Nabi Isa berdiri di antara kaumnya. Dia menyampaikan kabar gembira tentang datangnya Rasul bernama Ahmad (Muhammad) sebagai penutup nabi dan rasul. Setelah kedatangannya, tidak ada lagi risalah dan nubuwwah.

Dengan demikian, tidak ada alasan lagi bagi kita sebagai umat Islam untuk mengimani Nabi Muhammad. Kita harus meyakini setiap teladan yang dituntunkannya mesti dicontoh. Termasuk di dalamnya terkait urusan akidah, ibadah, sampai aspek muamalah di antara sesama manusia.

Bapak dan ibu yang dilindungi Allah

Kita berkumpul di majelis peringatan Maulid Nabi ini untuk kembali merenungi hikmah di balik kelahiran Rasulullah. Tahukah Bapak-Ibu sekalian, ternyata gambaran Nabi Muhammad juga sudah disebutkan dalam kitab Taurat dan Injil. Siapa pun yang mengikuti petunjuk beliau menjadi orang-orang beruntung.

Allah berfirman dalam surah Al A'raf mengenai hal tersebut:

اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهٰىهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبٰۤىِٕثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ اِصْرَهُمْ وَالْاَغْلٰلَ الَّتِيْ كَانَتْ عَلَيْهِمْۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِهٖ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٗٓ ۙاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

"(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar, dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk, dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al Qur`an), mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al A’raf: 157)

Tidak hanya itu, Nabi Muhammad dikenal sebagai sosok jujur dan amanah sejak masa mudanya. Kaum Quraisy sampai menggelarinya Al Amin lantaran akahlak mulianya itu.

Berbagai akhlak mulia Nabi Muhammad bisa kita contoh dalam kehidupan sehari. Semua dapat dimulai dari diri sendiri dan kehidupan keluarga. Berbagai teladan yang kita contoh dari beliau mudah-mudahan membawa kita pada kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat.

Sekian ceramah singkat dari saya malam hari ini. Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Wassalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baca juga artikel terkait MAULID NABI atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Iswara N Raditya