tirto.id - Budidaya tanaman porang sangat populer pada sektor pertanian Indonesia dikarenakan tingginya permintaan ekspor atas tumbuhan ini.
Oleh karenanya pemerintah melalui Kementerian Pertanian berencana untuk meningkatkan produksi pengolahan porang yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Pasar ekspor porang sendiri meliputi Jepang, Taiwan, Korea, Cina serta beberapa negara Eropa, demikian dikutip dari Antara.
Dikutip dari laman BPPSDMP Kementrian Pertanian, ciri-ciri tanaman porang di antaranya ialah, batang porang memiliki tekstur agak lunak, halus berwarna hijau atau hitam dengan belang-belang putih tumbuh di atas ubi yang berada di dalam tanah. Batang ini merupakan batang tunggal dan semu berdiameter 5-50 mm. Sedang tangkainya berukuran 40-180 cm x 1-5 cm, halus, dan berwarna hijau hingga hijau kecokelatan.
Ciri-cici daun porang terbagi menjadi beberapa helai daun, permukaan daun halus bergelombang, serta berwarna hijau (hijau muda-tua). Helai daun memiliki bentuk elips serta ujung daun runcing.
Tepi daun memiliki warna yang bervariasi berdasarkan umurnya yaitu mulai ungu muda (daun muda), hijau (daun umur sedang), dan kuning (daun tua).
Normalnya, setiap batang tanaman terdapat 4 daun majemuk dan setiap daun majemuk terdapat sekitar 10 helai daun. Lalu lebar dari kanopi daun ialah sekitar 20-150 cm, tergantung dari umur tanaman.
Pada setiap bagian batang sekunder dengan ketiak daun akan tumbuh bintil berbentuk bulat simetris yang berdiameter 10-45 mm dan disebut bulbil/katak.
Bagian luar dari bulbil tanaman ini berwarna kuning kecokelatan berwarna kuning hingga kuning kecokelatan pada bagian dalamnya. Keberadaan bulbil/katak ini membedakan tanaman porang dengan jenis Amorphopallus lainnya, jumlahnya tergantung dari ruas cabang daun, kira-kira terdapat 4-15 bulbil per tanaman.
Umbi porang berjenis umbi tunggal dan memiliki diameter yang mencapai 28 cm dan berat 3 kg. bagian permukaan luar umbi ini berwarna coklat tua serta bagian dalam berwarna kuning kecokelatan. Umbi porang berbentuk bulat agak lonjong dan berserabut akar.
Bunga Porang dapat tumbuh pada saat musim hujan. Bagian seludang bunga berbentuk agak bulat dan tegak dengan tinggi 20-28 cm. Sisi bawahnya berwarna hijau keunguan serta memiliki bercak putih, dan sisi atasnya berwarna jingga berbercak putih.
Buahnya berwarna hijau muda pada waktu muda, menguning kehijauan untuk umur sedang dan oranye kemerahan ketika sudah masak. Tandan buahnya berbentuk lonjong meruncing ke pangkal dan dengan tinggi 10-22 cm. Tanaman porang berakar primer tumbuh di pangkal batang lalu sebagian tumbuh menyelimuti umbinya.
Umbi Porang dapat diolah jadi menu makanan. Beberapa olahan porang yang direkomendasikan oleh Kementrian Pertanian ialah tiga olahan yaitu chip porang, tepung porang, dan konyaku.
Langkah untuk membuat chip porang ialah sebagai berikut:
Bersihkan permukaan umbi porang, lalu kupas dan cuci dengan air bersih, kemudian iris tipis tipi umbi kira-kira 5 cm. Langkah selanjutnya ialah jemur hasil irisan tadi di bawah terik matahari sampai kering kurang lebih 5 hari. Kondisi porang harus benar-benar kering untuk menghindari timbulnya jamur.
Lalu jika anda ingin membuat tepung porang, maka ikuti langkah di atas hingga porang benar-benar kering dan dimasukan ke disc mill kemudian ball mill. Setelah itu tepung porang difraksinasi atau senyawanya dipisahkan berdasarkan berat jenis. Langkah terakhir ialah dicuci dengan etanol.
Tepung porang ini dapat diolah menjadi konyaku dengan direbus ke dalam air mendidih sambil diaduk lalu diamkan selama 24 jam hingga menjadi berbentuk gel dan tambahkan CaO dalam gel tersebut dengan pH 9-10 kemudian diaduk rata. Sebelum gel mengeras, hendaknya dicetak menggunakan cetakan persegi dan jadilah konyaku.
Penulis: Mochammad Ade Pamungkas
Editor: Yulaika Ramadhani