tirto.id - Saat ini petani banyak memilih untuk melakukan budidaya tanaman porang karena nilai ekonomisnya yang menjanjikan.
Porang merupakan jenis tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus Muelleri Blume yang di Indonesia dikenal sebagai iles-iles.
Porang mulai banyak digemari beberapa tahun belakangan usai kesuksesan petani di kawasan desa Kepel, Jawa Timur yang melakukan ekspor ke Jepang dengan nilai miliaran per tahun. Sebelum itu, porang nyaris tidak dilirik oleh pasar dalam negeri.
Merujuk laman magelangkota.go.id tanaman porang diambil umbinya untuk diolah menjadi bahan baku tepung dengan banyak kandungan glucomannan.
Glucomannan adalah serat alami yang mudah larut dalam air, dan digunakan untuk pengental atau emulsifier makanan.
Selain bahan makanan, porang juga digunakan untuk industri kosmetik, penjernihan air, pembuatan lem, bahkan menjadi salah satu bahan baku komponen pesawat terbang.
Karena manfaat tersebut, permintaan ekspor porang makin banyak datang dari negara-negara seperti Jepang, Vietnam, Australia, Cina dan lainnya.
Syarat Budidaya Tanaman Porang
Untuk membudidayakan porang, perlu diketahui apa saja hal yang mendukung tanaman tersebut dapat tumbuh baik.
Berikut ini beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam mengembangkan pertanian porang, seperti dilansir laman gdm.id:
- Kebutuhan sinar matahari 60% – 70%
- Lokasi di 0-700 mdpl atau dataran rendah
- Tekstur tanah gembur, lempung berpasir
- PH tanah antara 6-7
- Berada di bawah naungan pohon jati, mahoni, sono, atau pohon besar lainnya.
- Bibit unggul
Persiapan lahan untuk kebun porang
Pertama, bersihkan lahan dari semak dan alang-alang serta gulma lainnya. Buat lubang tanam dengan ukuran lebar 50 cm X dalam 25 cm. Jarak antara lubang tanam idealnya adalah 50 cm.
Kedua, persiapkan bibit dari umbi atau bulbil yang sehat. Porang umumnya dikembangbiakkan secara vegetatif dan generatif (biji atau bulbil/katak).
Katak merupakan bintil coklat kehitaman yang muncul pada pangkal atau tangkai daun tanaman porang. Umumnya 1 kg katak dapat berisi sampai 100 butir katak.
Untuk luas 1 hektar, dibutuhkan jumlah bibit umbi sebanyak kurang lebih 1.500 kg. Sementara untuk bibit katak dibutuhkan sekitar 300 kg (jarak tanam 50cm).
Dilansir dari laman pertanian.go.id, bibit yang sehat bisa ditanam sekali hingga usia 3 tahun, lalu dipanen setiap tahun tanpa perlu proses penanaman bibit baru lagi.
Cara menanam bibit porang
Porang sangat baik ditanam pada musim hujan yakni di bulan November – Desember karena kondisi tanah yang lebih gembur serta mengandung banyak air. Untuk menanam, berikut ini cara yang disarankan:
1. Dalam 1 lubang tanam diisi oleh 1 bibit/umbi yang sehat. Letak bakal tunas menghadap atas agar mudah menembus tanah.
2. Tutup lubang tanam setelah diisi bibit dengan tanah halus setebal kurang lebih 3 cm.
3. Siram secara teratur jika tanah terlihat kering, hingga tunas terlihat. Prosentase berhasil tumbuh bibit porang yang sehat mencapai kurang lebih 90%.
Umumnya porang tidak butuh perlakuan khusus untuk tumbuh subur, namun pemupukan dan pemeliharaan rutin juga dibutuhkan agar kualitas umbi menjadi lebih baik dan hasil panen maksimal.
Lakukan pembersihan dengan menyiangi rumput dan gulma agar tidak mengganggu pertumbuhan porang dan merebut nutrisi tanaman tersebut.
Pemupukan porang
Porang tidak banyak membutuhkan pupuk untuk tumbuh subur. Pupuk dapat diberikan di awal tanam sebagai pemupukan dasar, untuk jenisnya bisa dipakai pupuk kompos, di lubang tanam.
Selanjutnya pemupukan setahun sekali gunakan pupuk urea 10 gr/lubang dan SP 36,5 gr/lubang. Taburkan dengan cara buat lubang kecil di sekitar pohon porang lalu tutup.
Porang banyak ditanam di sekitar tanaman yang berukuran besar karena ia dapat tumbuh dengan baik jika ada naungan. Tak heran tanaman ini banyak dibudidayakan oleh petani di sela-sela pohon jati dan lainnya.
Ukuran tinggi porang dewasa mencapai 1,5 meter dengan batang dan daun belang-belang berwarna putih hijau.
Cara panen porang
Usia porang yang siap diambil umbinya untuk pertama kali adalah minimal 2 tahun. Umbi yang siap panen biasanya berukuran berat sekitar 2-3 kg. Selanjutnya porang dapat dipanen setiap tahun tanpa harus menanam bibit kembali.
Pertumbuhan tanaman ini cukup unik, karena ia hanya tumbuh selama 5-6 bulan saja per tahun di musim hujan.
Pada musim kering, porang akan terlihat layu daunnya karena ia mengalami masa istirahat (fase dorman).
Umumnya panen porang dilakukan bulan April-Juli dengan hanya mengambil umbi berukuran besar. Umbi yang kecil dibiarkan saja karena akan kembali tumbuh hingga siap panen tahun berikutnya.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Yandri Daniel Damaledo