Menuju konten utama

Cina Kirim Ahli Bela Diri ke Dekat Perbatasan India Sebelum Bentrok

Laporan media pemerintah menyatakan Cina mengirim ahli bela diri dan tim pendaki gunung ke perbatasan LAC dengan India sebelum bentrokan mematikan terjadi.

Cina Kirim Ahli Bela Diri ke Dekat Perbatasan India Sebelum Bentrok
Papan tanda di perbatasan Cina dan India. FOTO/REUTERS

tirto.id - Cina memperkuat pasukannya di dekat perbatasan India dengan mengerahkan pendaki gunung dan ahli bela diri, sebelum bentrokan mematikan yang terjadi beberapa pekan lalu, menurut media pemerintah.

Dilansir dari Al-Jazeera yang mengutip media lokal, Cina mengirim lima divisi yang terdiri dari mantan anggota dari tim estafet obor Gunung Everest dan ahli bela diri dari klub MMA telah diinspeksi di Lhasa, Ibukota Tibet pada 15 Juni 2020.

Komandan yang bertugas di Tibet, Wang Haijiang mengatakan bahwa merekrut Enbo Fight Club akan meningkatkan mobiliasi kekuatan dari pasukan Cina. Namun Wang tidak secara eksplisit mengatakan bahwa pengerahan pasukan tersebut berhubungan dengan ketegangan perbatasan yang telah menguat pasca benturan di Lembah Galwan.

Selain itu, mengutip dari SCMP, beberapa Purnawirawan militer Cina, mengingatkan Pemerintah Cina untuk mempersiapkan diri atas eskalasi konflik bersenjata antar kedua negara. Seperti Qiao Liang, Purnawirawan Jendral AU Cina, yang mengatakan bahwa Cina "harus menyerang dengan cepat."

Kemudian Purnawirawan AL Cina, Wang Yunfei, menyampaikan dalam artikel yang dipublish oleh salah satu Jurnal di Cina, bahwa Cina harus memperkuat bantuan atas pasukan garis depan di sepanjang perbatasan Line Actual Control (LAC).

Wang Yunfei juga mengatakan bahwa pasukan Cina harus mempersiapkan senjata non-lethal seperti laser, gas air mata dan flashbang di area tersebut. Menurutnya Cina harus membuat persiapan militer sebagai prioritas utama dibandingkan upaya diplomasi mengingat ketegangan makin tereskalasi antar kedua negara.

India juga merespons peristiwa itu dengan tegas. Dilansir dari SCMP Pemerintah India meminta Rusia untuk mempercepat pengiriman sejumlah alutsista yaitu 21 buah pesawat tempur MiG-29, 12 Su-30 MKI, serta misil jenis S-400 melalui kunjungan Menteri Pertahanan India Rajnat Singh ke Russia pada minggu lalu.

Mengutip dari Al-Jazeera, Kedua negara tersebut sejak bulan Mei telah mengerahkan sejumlah besar pasukan ke sekitar daerah perbatasan Himalaya. Hal tersebut sebenarnya diinisiasi oleh pasukan Cina, kemudian direspon oleh pemerintah India dengan mengerahkan sejumlah besar pasukan juga ke daerah tersebut.

Pemerintah India menganggap Cina telah melanggar berbagai perjanjian yang telah dibuat sebelumnya, termasuk perjanjian 1993 yang menyebutkan bahwa kedua negara harus membatasi pengerahan militer di perbatasan.

Pada 22 Juni, Melalui satelit, diketahui bahwa Cina telah membangun sejumlah fasilitas militer di dekat Lembah Galwan seperti tenda kamuflase, dan kamp baru yang masih dibangun dengan tembok dan barikade.

India Boikot Produk Cina

Merespons bentrokan di Lembah Galwan, Pemerintah India juga telah berlakukan boikot terkadap produk Cina dengan melarang operasi 59 aplikasi smartphone buatan Cina di negaranya, termasuk Tiktok, We Chat dan Clash of Kings.

Sedangkan India merupakan pasar internasional terbesar pada aplikasi mobile dengan 1.3 miliar penduduk, diestimasikan juga terdapat 120 juta pengguna Tiktok di India. Selain itu, pemerintah juga berencana untuk banned perusahaan Cina dengan nilai expor hampir 60 miliar dolar AS ke India, demikian dikutip dari SCMP.

Di sisi lain, pemerintah Cina sampai saat ini masih belum merespons sanksi ekonomi tersebut. Namun menurut Tu Xinquan, pakar perdagangan internasional di University of International Business and Economics di Beijing, jika India bertindak terlalu jauh, pemerintah Cina kemungkinan akan merespons dengan menarik kontrol ekspor pada komponen yang sangat penting termasuk di bidang farmasi. Begitu juga dengan proyek investasi, termasuk investasi 500 juta dolar AS pada perusahaan otomotif "Great Wall" di Maharashtra, demikian dilansir dari artikel SCMP.

Adam McCarthy, pakar ekonomi dari Mekong Economics mengatakan bahwa pada dasarnya sanksi ekonomi tersebut justru akan merugikan konsumen dan pelaku bisnis di India.

Proteksionis perdagangan yang dilakukan oleh India telah mengkerdilkan ekonomi India oleh Cina dalam beberapa dekade belakangan ini. Terlebih India sempat mengalami defisit perdagangan dengan Cina senilai 51.4 miliar dolar AS pada tahun 2019.

Baca juga artikel terkait PASUKAN CINA atau tulisan lainnya dari Mochammad Ade Pamungkas

tirto.id - Politik
Kontributor: Mochammad Ade Pamungkas
Penulis: Mochammad Ade Pamungkas
Editor: Yantina Debora