tirto.id - Tony Thamsir, seorang warga negara Indonesia (WNI) di Taiwan, menceritakan momennya di tengah guncangan gempa 7,2 SR yang terjadi pada Rabu (3/4/2024) pagi. Ketika gempa terjadi, kata dia, sebagian besar masyarakat Taiwan sedang berkegiatan di luar rumah, di antaranya bergegas menuju sekolah atau kantor.
Guncangan pertama memang dirasa kecil intensitasnya. Gempa kedualah yang intensitasnya sangat besar. Karenanya, masyarakat yang panik bergegas berhamburan berusaha menyelamatkan diri.
Tony mengaku bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Taiwan kali ini tidak memberikan peringatan dini secara masif sehingga masyarakat tidak bersiap-siap.
"Makanya ini yang dipertanyakan oleh masyarakat, kenapa tidak ada peringatan dini. Tapi, dari BMKG pusat Taiwan yang saya tahu memang salah penghitungan gelombang gempa itu," kata Tony saat dihubungi reporter Tirto, Rabu (3/4/2024).
Menurut Tony, BMKG Taiwan sebenarnya telah mengeluarkan peringatan dini, tapi hanya di Distrik Hualien. Daerah itu memang dapat dibilang jauh dari perkotaan dan berada dekat pantai.
Tony menceritakan bahwa dirinya yang berada di kota tidak mendapat peringatan dini itu sehingga tidak tahu gempa tersebut bermagnitudo besar. Bahkan, peringatan dini tsunami juga tidak didapat oleh warga, walaupun yang terjadi tsunami kecil.
"Memang mungkin saja salah hitung, tapi ini dipertanyakan semua masyarakat kenapa bisa. Taiwan ini, kan, memang berada di lempeng bumi. Jadi, gempa sering terjadi, walaupun tidak sebesar ini. Terakhir besar, ya, September tahun lalu," ungkap dia.
Saat ini, kata Tony, masyarakat sudah diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing. Kendati demikian, dia mendapat peringatan dini dari BMKG tentang adanya potensi gempa susulan berkekuatan 5,2 SR.
Dampak dari gempa pagi tadi yang paling terlihat tentu saja kerusakan bangunan. Tony menyebut melihat ada dua bangunan yang roboh hingga masuk ke dalam tanah. Bahkan, terdapat korban jiwa yang tertimbun.
"Saat ini masih proses evakuasi," tutur dia.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Fadrik Aziz Firdausi