tirto.id - Berdasarkan data terbaru pemerintah Taiwan, korban tewas akibat gempa bumi di kota Hualien bertambah menjadi empat orang.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 6,4 skala Richter melukai 225 orang dan korban hilang mencapai 145 orang. Sejumlah orang diyakini masih terjebak di dalam gedung, beberapa gedung diantaranya miring setelah terkena gempa, seperti diberitakan The Independent.
Korban luka antara lain berasal dari Cina daratan, Ceko, Jepang, Singapura dan Korea Selatan. Setelah gempa, daerah tersebut diguncang getaran kecil dan diperkirakan masih akan ada guncangan dalam dua minggu ke depan.
Warga mengungsi di jalan karena 40 ribu rumah tidak memiliki air dan sekitar 1.900 rumah tidak ada listrik. Hampir 5.000 rumah kini sudah dialiri air dan listrik menjangkau 1.700 rumah.
Tim penyelamat masih berupaya untuk mengevakuasi korban masih bertahan di bangunan-bangunan yang menjadi miring akibat gempa di kota Hualien tersebut. Gempa tersebut terjadi pukul 23.50 sekitar 21 km timur laut Hualien, menurut Survei Geologi Amerika Serikat.
Sebuah hotel dan blok perumahan merupakan yang paling parah terkena gempa di kota Pelabuhan Hualien, kata badan pemadam kebakaran nasional tersebut. Pemerintah mengatakan dua jembatan di kota itu retak atau tidak bisa digunakan karena gempa.
Hualien, daerah yang populer dengan turis, adalah rumah bagi sekitar 100.000 penduduk. Sekitar 40.000 rumah ditinggalkan tanpa air dan lebih dari 600 rumah tanpa aliran listrik.
Gempa ini terjadi setelah hampir 100 getaran kecil menyerang daerah tersebut dalam tiga hari terakhir dan datang tepat dua tahun sejak gempa dengan skala yang sama melanda kota Tainan di Taiwan selatan. Peristiwa ini menewaskan lebih dari 100 orang.
Sebelumnya, Warga Taiwan juga pernah diterpa gempa pada 1999 dengan skala 7,6 yang dampaknya dirasakan di seluruh pulau dan di mana lebih dari 2.000 orang meninggal. Baru-baru ini, sebuah gempa pada tahun 2016 di selatan Taiwan menyebabkan lebih dari 100 orang tewas.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora