tirto.id - Gempa berkekuatan 6,4 SR di pantai timur Taiwan yang terjadi pada Selasa (6/2/2018) waktu setempat telah menyebabkan dua orang tewas. Peristiwa ini juga membuat 219 korban terluka setelah bangunan runtuh menjebak orang-orang di dalamnya.
Sekitar 150 orang hilang menurut pemerintah, seperti dikutip Channel News Asia, dengan banyak diyakini masih terjebak dalam bangunan.
Gempa tersebut terjadi pukul 23.50 sekitar 21km timur laut Hualien, menurut Survei Geologi Amerika Serikat.
Sebuah hotel dan blok perumahan merupakan yang paling parah terkena gempa di kota Pelabuhan Hualien, kata badan pemadam kebakaran nasional tersebut.
Lima bangunan lagi termasuk rumah sakit juga telah rusak, dengan rekaman di televisi menunjukkan jalan-jalan dipenuhi reruntuhan. Retakan juga muncul di sepanjang jalan raya dan bangunan yang rusak miring.
Hualien, daerah yang populer dengan turis, adalah rumah bagi sekitar 100.000 penduduk. Sekitar 40.000 rumah ditinggalkan tanpa air dan lebih dari 600 rumah tanpa aliran listrik.
Hotel Marsekal adalah paling parah karena bangunannya terjungkal ke tanah dan dalam kondisi miring miring. Tim penyelamat mencoba membebaskan orang yang masih terjebak lantai atas menggunakan crane.
Pemerintah mengatakan dua jembatan di kota itu retak atau tidak bisa digunakan karena gempa.
"Ini adalah gempa terbesar yang pernah saya alami di Hualien dalam lebih dari 10 tahun," kata Residen Blue Hsu kepada AFP, yang mengatakan rumahnya bergetar hebat.
Menggambarkan kondisi di Hotel Marsekal, Hsu mengatakan lantai bawah telah hancur.
"Lantai bawah tenggelam ke dalam tanah dan saya melihat turis panik diselamatkan dari hotel. Ada satu buldoser dan sekitar 50 penyelamat di tempat kejadian," ujar Hsu.
Hualien adalah salah satu pusat wisata paling populer di Taiwan yang terletak di jalur kereta pantai timur yang indah dan dekat dengan Taroko Gorge yang populer.
Setidaknya ada 15 gempa susulan setelah gempa besar tersebut, kata biro cuaca Taiwan.
Pejabat dari pemadam kebakaran Hualien mengatakan 149 orang telah diselamatkan dari bangunan yang rusak. Sementara itu, sekitar 16 orang tetap terjebak dalam bangunan perumahan.
Tim penyelamat dari seluruh pulau bersiap untuk membantu, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan di halaman Facebook-nya, menjanjikan bantuan bencana yang cepat.
Tsai pergi ke lokasi kejadian pada Rabu pagi untuk membantu operasi penyelamatan.
"Sekarang adalah waktu yang tepat untuk usaha penyelamatan. Prioritas utama kami adalah menyelamatkan orang," katanya di sebuah posting Facebook.
"Presiden telah meminta kabinet dan kementerian terkait untuk segera meluncurkan 'mekanisme bencana' dan bekerja pada tingkat tercepat untuk bantuan bencana," kantor Tsai mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Gempa ini terjadi setelah hampir 100 getaran kecil menyerang daerah tersebut dalam tiga hari terakhir dan datang tepat dua tahun sejak gempa dengan skala yang sama melanda kota Tainan di Taiwan selatan. Peristiwa ini menewaskan lebih dari 100 orang.
Sebagian besar korban tewas akibat gempa Februari 2016 ini berasal dari kompleks apartemen 16 lantai Wei-kuan, yang terguling ke samping dengan banyak penduduknya terkubur di reruntuhan.
Gedung itu adalah satu-satunya bangunan tinggi di Tainan yang hancur total dalam gempa tersebut, yang terjadi dua hari sebelum Tahun Baru Imlek, ketika banyak orang akan mengunjungi kerabat untuk perayaan terbesar dalam kalender Cina.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari