Menuju konten utama

CEO Go-Jek Janji Tinjau Sistem Performa dalam Dua Minggu

CEO Go-Jek menjanjikan adanya peninjauan kembali terkait kebijakan sistem performa yang dituntut para pengemudi dalam demonstrasi Senin kemarin. Adanya sistem performa menurut Nadiem Makarim justru menguntungkan pengemudi.

CEO Go-Jek Janji Tinjau Sistem Performa dalam Dua Minggu
Ribuan pengemudi Gojek melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor pusat Gojek di Jl. Kemang Selatan, Jakarta, Senin, (3/10). TIRTO/Andrey Gromico.

tirto.id - CEO Go-Jek Nadiem Makarim akhirnya memberikan pernyataan terkait tuntutan para pengemudi saat demonstrasi, Senin (3/10/2016) kemarin. Menindaklanjuti tuntutan tersebut, Nadiem berjanji selama dua minggu ke depan akan meninjau kembali kebijakan perusahaan, termasuk penerapan sistem performa yang diprotes para pengemudinya.

"Tidak ada keputusan mengenai hal spesifik, performa atau tuntutan-tuntutan lain dari driver. Tetapi, itu adalah on going dialog. Dalam dua minggu ke depan, saya akan menganalisa, mengkaji lagi kebijakan-kebijakan ini," ujar Nadiem usai bertemu dengan puluhan pengemudi Go-Jek di Biro Operasi Polda Metro Jaya, Jakarta, seperti diberitakan Antara, Selasa (4/10/2016) sore.

Setelah dua minggu, Nadiem mengungkapkan, pihaknya akan berkumpul lagi dengan para driver untuk bisa menjelaskan alasan dari kebijakan tersebut. Meski pertemuan bersama para pengemudi Go-Jek itu, sama sekali tidak membahas satu pun tuntutan pengemudi, menurut Nadiem, setidaknya pihak manajemen bisa mengetahui keluhan mereka.

"Dialog-dialog seperti ini harus dilakukan lebih sering. Biar manajemen juga bisa dapat lebih banyak informasi dan para driver bisa mengekspresikan dirinya langsung pada manajemen," kata dia.

Nadiem berharap ke depannya para pengemudi tak lagi melakukan demonstrasi untuk menyuarakan aspirasinya, namun memilih dialog. "Tetapi kuncinya, kesepakatannya, mulai sekarang kita akan selalu diskusi damai, tidak melakukan demo lagi," tutur Nadiem.

Meski mengaku kecewa karena tak satu pun tuntutan rekan-rekannya terpenuhi, seorang pengemudi Go-Jek yang hadir dalam pertemuan itu memilih menunggu keputusan perusahaan dua minggu lagi. "Kita inginnya sistem performa secepatnya dihapus. Tidak usah nunggu berlarut-larut, karena jujur, membuat kami sulit dapat bonus. Tetapi, saya akan tunggu hasil keputusan Pak Nadiem," kata dia.

Sementara itu, dua pengemudi lain juga menyatakan akan kembali mengojek seperti biasa besok sembari menunggu keputusan Nadiem soal sistem performa. "Tetap narik. Tapi belum puas sih sebenarnya karena belum ada keputusan pasti. Sistem performa sih yang paling bermasalah," kata seorang pengemudi bernama Asep.

Sistem Performa (Tak) Sulitkan Pengemudi

Terkait pemberlakuan sistem performa yang dinilai menyulitkan pengemudi mendapatkan penghasilan sehari-hari, Nadiem membantahnya. Ia mengatakan, sistem ini justru dirancang agar pengemudi tak terlalu memilih konsumen.

"Performa, memastikan driver tidak pilah pilih orderan. Kalau mereka lagi on, mereka selalu siap menerima pesanan dari konsumen," kata Nadiem usai audiensi yang berlangsung hampir dua jam itu.

Kendati begitu, dia mengaku sistem ini memang tidak membebaskan pengemudi mendapatkan bonus, seperti sebelumnya, karena ada ketentuan tertentu yang harus dipenuhi. "Untuk driver yang ingin mendapatkan bonus tidak terlalu banyak fleksibilitas. Ada angka tertentu yang harus dicapai untuk mendapatkan bonus. Hanya bonus, bukan pendapatan sehari-hari," tegas Nadiem.

Dia mengklaim kebijakan yang diambilnya menguntungkan dua belah pihak, yakni pengemudi dan konsumen. "Itulah makanya kebijakan sekarang jarang yang main cancel, mudah sekali dapat driver, dekat dengan lokasi (penjemputan penumpang). Itu semua datang dari komplain dari kebutuhan pengguna," pungkas dia.

Sebelumnya, pemberlakuan sistem performa mendapatkan tentangan dari pengemudi karena dianggap menurunkan penghasilan mereka. Sistem ini mensyaratkan pengemudi wajib mencapai minimal performa 50 persen untuk mendapatkan poin yang bisa berbuah bonus.

Bonus pertama (Rp 20 ribu) didapatkan setelah pengemudi mencapai 10 poin. Satu poin didapatkan setelah pengemudi mengantarkan penumpang di bawah jarak 6 km. Sementara untuk jarak tempuh di bawah 10 km, pengemudi berhak mendapatkan 1,5 poin. Namun, bila di atas 10 km maka poin bisa bertambah menjadi dua. Adapun bonus kedua (setelah mendapatkan 12 poin) ialah uang tunai sebesar Rp 60 ribu. Hingga bonus harian total mencapai Rp 140 ribu.

Hal ini berbeda di masa lalu, di mana pengemudi bisa mendapatkan bonus tanpa batasan angka. Selain itu, upaya mendapatkan bonus juga terganjal kebijakan yang tak memperbolehkan pengemudi membatalkan atau mengabaikan pesanan konsumen. Pemotongan Rp 3 ribu menjadi sanksinya, diikuti pengurangan poin.

Baca juga artikel terkait DEMO GOJEK atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari