Menuju konten utama
Azyumardi Azra:

Cawapres Ideal Harus Ahli Agama dan Teknokrat

Azyumardi Azra berpandangan seorang wapres harus paham teknokrasi ekonomi.

Cawapres Ideal Harus Ahli Agama dan Teknokrat
Illustrasi Azyumardi Azra. tirto.id/Sabit

tirto.id - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Azyumardi Azra mengatakan posisi calon wakil presiden sebaiknya tidak hanya ahli agama, melainkan juga seorang teknokrat dengan keahlian teknis khususnya di bidang ekonomi dan pembangunan.

"Menurut saya, sebagusnya cawapres itu orang yang memiliki teknokrasi di bidang ekonomi, pembangunan; karena ini kan tugas negara tidak hanya bisa diselesaikan dengan fiqih. Syukur-syukur kalau itu bisa kombinasi keduanya," kata Azyumardi di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Jakarta, Senin.

Guru Besar Universitas Islam Negeri Jakarta tersebut menambahkan tokoh dengan keahlian di bidang agama dan ekonomi akan mendapat elektabilitas cukup tinggi di Pilpres 2019 mendatang.

"Kalau ada, akan bagus sekali kombinasi antara teknokrasi dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dengan bidang keagamaan. Jadi dia dikenal memiliki keahlian dalam bidang ekonomi pembangunan, tetapi juga penerimaan tinggi dalam bidang agama," jelasnya.

Namun, Azyumardi menambahkan, hingga saat ini belum ada tokoh yang mewakili kedua hal tersebut, sehingga dapat dijagokan sebagai calon wakil presiden untuk mendampingi baik Joko Widodo maupun Prabowo Subianto.

"Kalau dilihat, dari yang disebut-sebut baik cawapres Prabowo maupun Jokowi ya belum ada. Katakanlah Cak Imin (Muhaimin Iskandar), dia dari partai berbasis NU (Nahdlatul Ulama), tapi saya lihat teknokrasi di bidang ekonominya lemah. Kalau di kubu Prabowo ada Salim Segaf Al-Jufri, dia pernah jadi Menteri Sosial tapi ekonomi pembangunannya juga lemah," jelasnya.

Selain Cak Imin dan Salim Segaf, Azyumardi menyebut nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai tokoh bakal cawapres yang belum memiliki kombinasi keahlian di bidang agama dan ekonomi.

"Ada juga AHY, tapi saya kira dia tidak punya pengalaman dalam teknokrasi ekonomi; dan juga penerimaan di kalangan umat, walaupun dia Muslim, bisa dibilang minim. Dia dianggap bukan sebagai representasi umat," ujarnya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019

tirto.id - Politik
Sumber: Antara