tirto.id - Direktur Bina Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), Arsad Hidayat, menuturkan, terdapat lima tantangan yang bakal dihadapi petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) di Arab Saudi. Hal tersebut disampaikan Arsad kepada 890 petugas PPIH yang melakukan bimbingan teknis, Rabu (20/3/2024).
Tantangan pertama yaitu terdapat 45.000 peserta haji merupakan orang lanjut usia (lansia). Sebab itu, dia meminta petugas haji untuk membekali diri tentang cara melayani lansia.
"Gambaran sederhana melayani lansia adalah bagaimana kita melayani orang tua kita. Kita sambut, siapkan tempat terbaik dan makan terbaik. Kemudian melayani dan berkomunikasi dengan baik. Jangan sakiti mereka," kata Arsad.
Kemudian, tantangan kedua yaitu bagaimana petugas haji bisa meminimalisir jumlah peserta yang meninggal. Mengingat, ada lebih dari 820 orang meninggal ketika haji 2023 dari Indonesia.
Arsad mengatakan, berdasarkan catatan Kemenag, jumlah itu merupakan angka tertinggi peserta yang meninggal selama pelaksanaan ibadah haji. Angka kematian jemaah haji tinggi lantaran kelelahan akibat tidur terbatas. Sementara itu, jemaah haji beraktivitas dengan padat.
"Ini menjadi tantangan, bagaimana kita mendukung jemaah lansia, kondisinya nyaman, bisa beribadah dengan nyaman, berangkat dan pulang dengan nyaman," kata Arsad.
"Untuk itu kepada petugas terutama pembimbing ibadah diminta membuat skema dan perencanaan yang tepat, tetapi tidak keluar dari ketentuan Islam," lanjut Arsad.
Tantangan ketiga, peserta haji dari Indonesia kali ini tak ada yang tinggal di Mina Jadid. Menurut peserta haji, mabit tidak bisa dilakukan ketika tinggal di Mina Jadid.
Keempat, musim haji pada 2024 masih masuk musim panas. Suhu di sana bisa mencapai 47-50 derajat celcius.
"Ini penting menjadi bahan sosialisasi petugas kepada jemaah haji terutama pembimbing ibadah. Ini sebagai pertimbangan kemaslahatan jemaah haji," kata dia.
Terakhir, transportasi di Muzdalifah harus tepat waktu. Sebab, transportasi di Muzdalifah pada 2023 tergolong tidak tepat waktu.
"Saya minta petugas siapkan transportasi jangan sampai terulang kejadian tahun 2023. Saya berharap di 2024 tidak ada lagi jemaah yang terlambat dari Muzdalifah ke Mina," urai Arsad.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Intan Umbari Prihatin