Menuju konten utama

Cara Tetap Aman di Rumah Saat Ada Anggota Keluarga Positif COVID-19

Cara tetap aman berada di rumah saat ada anggota keluarga positif virus Corona COVID-19.

Cara Tetap Aman di Rumah Saat Ada Anggota Keluarga Positif COVID-19
Ilustrasi. foto/istockphoto

tirto.id - Mengetahui ada anggota keluarga di rumah positif COVID-19 tentu bisa sangat mengkhawatirkan dan membuat stres.

Meskipun penting untuk merawat orang yang sakit, seseorang juga perlu menjaga kesehatannya sendiri, karena mungkin saja Anda terpapar virus yang menular.

Oleh karena itu, seseorang perlu mengambil tindakan pencegahan tepat waktu setelah diagnosis COVID-19 untuk mengurangi risiko infeksi.

Dikutip laman Times of India, orang yang tinggal dalam jarak dekat, atau serumah dengan pasien COVID-19 memiliki risiko minimal 50 persen tertular virus.

Risiko paparan dan infeksi juga bisa diwaspadai, tergantung pada jenis akomodasi dan fasilitas tempat tinggal yang Anda miliki.

Penularan melalui udara dan kemampuan infeksi virus untuk bertahan hidup di permukaan rumah untuk waktu yang lama juga dapat meningkatkan tingkat keterpaparan.

Jadi, jika Anda tinggal bersama seseorang atau keluarga yang mengidap COVID-19 di rumah, berikut adalah langkah pencegahan yang harus dilakukan:

1. Membatasi kontak di dalam rumah

Isolasi di rumah membantu banyak pasien pulih dari virus. Namun, ketika Anda tinggal dengan seseorang di lingkungan yang sama, penting untuk mengurangi risiko paparan virus sebanyak mungkin.

Karena virus ini sangat mudah menular, salah satu cara untuk melindungi diri adalah dengan membatasi kontak Anda dengan orang yang terinfeksi. Tentukan ruang terpisah untuk orang yang sakit. Pastikan juga tidak berbagi utilitas apa pun dengan orang tersebut, sampai dia dinyatakan bebas infeksi Corona.

Jika memungkinkan, orang yang terinfeksi COVID-19 harus menggunakan kamar mandi terpisah dan menjaga jarak setidaknya 6-7 kaki sejauh mungkin.

Jika ingin masuk ke ruang tersebut untuk merawat orang yang sakit, hanya untuk bantuan yang diperlukan. Semakin jauh jarak Anda dengannya, maka semakin rendah pula risiko tertularnya.

2. Karantina diri sendiri

Sementara seseorang yang dites positif COVID-19 harus mengisolasi dirinya dari masyarakat selama minimal 14 hari, hal yang sama juga berlaku untuk mereka yang pernah melakukan kontak dengan pasien atau berbagi tempat tinggal dengannya.

Ini adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa Anda tidak menularkan infeksi ke orang lain. Ini juga akan memberi cukup waktu untuk beristirahat dan pulih jika Anda mengalami gejala apa pun juga.

Pada saat yang sama, pastikan tidak ada yang masuk ke rumah Anda selain orang yang terpapar itu. Waktu minimal 10-14 hari adalah tindakan karantina yang baik. Risiko penularan virus juga turun setelah jangka waktu tertentu.

3. Selalu memakai masker

Penting juga bagi pengasuh dan mereka yang tinggal di dekat pasien COVID-19 untuk menggunakan masker, bahkan di dalam rumah.

Ini karena virus memiliki risiko penularan yang tinggi, dan dapat bertahan di udara dalam waktu lama, yang kemudian dapat menularkan ke Anda.

Faktanya, penelitian terbaru yang dipublikasikan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan, memastikan kebersihan masker yang tepat dapat mengurangi risiko penularan hingga lebih dari 70% di lingkungan tertentu.

Baik orang yang terinfeksi dan orang yang tinggal di dekatnya harus memakai masker. Penggunaan dan pembuangan juga harus dirawat dengan cara yang tepat. Masker bedah atau masker kain tiga lapis yang menutupi mulut dan hidung dengan baik itu bagus.

Masker N95 juga menjamin banyak perlindungan, tetapi sebaiknya digunakan paling baik oleh mereka yang memiliki risiko infeksi lebih tinggi, seperti komunitas medis.

Jika Anda kebetulan merawat pengidap COVID-19 atau memasuki ruangan tempat mereka beristirahat, memakai kacamata juga bisa mengurangi paparan virus di selaput lendir. Sarung tangan juga harus digunakan untuk perlindungan yang lebih baik.

4. Mendisinfeksi dan membersihkan permukaan

Partikel virus dapat terkumpul di permukaan rumah dan barang yang biasa disentuh, seperti mata uang, permukaan kaca, ventilasi AC, dan permukaan apa pun yang digunakan oleh orang yang terinfeksi.

Karenanya, untuk perlindungan diri sendiri, penting untuk mendisinfeksi secara menyeluruh, membersihkan permukaan di dalam rumah.

Ini juga harus mencakup area lembab, tempat kuman dapat berkembang biak. Bersihkan dan disinfeksi permukaan 'sentuhan tinggi' seperti kenop pintu, sakelar lampu, layar gadget, dan area akses umum.

Ikuti langkah-langkah sanitasi yang baik. Hindari juga menyentuh wajah, mulut, mata atau hidung serta cuci tangan dengan sabun dan air selama 20-40 detik. Sanitizer harus digunakan jika air dan sabun tidak tersedia.

5. Jaga kesehatan diri sendiri

Sama seperti Anda merawat orang yang sakit, memastikan diri sendiri tetap bugar juga penting, itu berarti menjaga kekebalan tubuh, dan memastikan Anda memiliki pola makan yang baik dan tetap aktif secara fisik, jika memungkinkan.

Makanlah banyak sayuran hijau, buah-buahan dan suplemen yang dapat meningkatkan kekebalan serta imunitas tubuh.

Orang yang mengalami gangguan kekebalan atau mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu harus sangat berhati-hati.

Minumlah obat tepat waktu dan jangan membahayakan kesehatan diri sendiri. Yoga dan meditasi juga dapat dimasukkan ke dalam aktivitas, pastikan juga melakukan banyak latihan pernapasan.

6. Menjalani tes virus Corona

Siapa pun yang terpapar virus memiliki tingkat pengembangan COVID-19 yang tinggi. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan diagnosis yang jelas dan memperhatikan sistemnya. Penularan tanpa gejala juga tidak boleh dikesampingkan.

Meskipun tidak ada batas waktu yang pasti kapan seseorang harus menjalani tes virus corona, perkiraan menunjukkan bahwa gejala dapat mulai muncul antara 2-5 hari setelah terpapar. Pantau gejala Anda, dan lakukan tes yang sesuai.

Sekalipun hasil tes Anda negatif, jangan menganggapnya sebagai tiket gratis untuk bergaul kembali dengan orang lain. Ada juga risiko munculnya tes negatif palsu.

Karenanya, memastikan mengkarantina diri sendiri selama 14 hari akan memastikan bahwa Anda tidak, dengan cara apa pun, menularkan virus ke orang lain.

7. Jaga kesehatan mental Anda

Terakhir, karantina dan isolasi bisa jadi sulit untuk ditangani, terutama pada saat Anda mungkin membutuhkan dukungan dan perawatan.

Menjaga kelompok pendukung yang terdiri dari teman, keluarga terpercaya dan dapat diandalkan, melalui panggilan video, atau cara bertemu dan menyapa yang aman dari jarak sosial dapat menjadi cara yang baik untuk mengomunikasikan perasaan Anda.

Ini juga akan melawan perasaan stres, ketakutan, kecemasan dan kesepian, yang cukup umum dialami selama periode isolasi yang berkepanjangan. Itu juga dapat membuat Anda lebih sehat dan bahagia secara emosional.

Pemerintah bersama Satgas COVID-19 terus gencar mengampanyekan #ingatpesanibu untuk mencegah penyebaran virus Corona dengan penerapan perilaku disiplin 3M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.

Selain itu, upaya lain yang bisa dilakukan untuk menekan penyebaran virus COVID-19 dapat ditambahkan dengan penerapan 3T, yaitu testing secara berkala, tracing (telusuri dan lacak kontak fisik), serta treatment (terapkan perawatan dan isolasi mandiri dalam ruangan).

-----------------------------------

Artikel ini terbit atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH